Translate

Rabu, 29 Agustus 2012

Malaikat Jatuh


Melanjutkan pembahasan kita tentang pohon pengetahuan dan rahasia pembaptisan mengenai bagaimana dosa kita dapat ditebus, maka saat ini kita akan memasuki ulasan tentang mengapa kita manusia, saat jatuh dalam dosa masih memperoleh kesempatan untuk diselamatkan sementara malaikat yang jatuh dalam dosa, tidak memiliki kesempatan tersebut?

Pertanyaan ini ada saja yang memunculkannya entah dengan maksud apa? Mungkin hanya sekedar ingin tahu, ataupun sekedar iseng. Namun yang jelas, saat pertanyaan ini sepertinya tidak terjawab maka disadari ataupun tidak, dapat memberikan kesan seolah-olah Tuhan jadi pilih kasih dan tidak adil terhadap mahluk ciptaanNya sendiri.

Saat seseorang sudah masuk pada tahap ini,... hati-hati saudara, sebab imanmu terhadap Tuhan bisa dipertaruhkan!

Sebelum kita membicarakan lebih jauh mengapa malaikat yang jatuh sepertinya tidak mendapatkan kesempatan kedua itu, maka terlebih dahulu kita pahami tentang apa itu dosa dan bagaimana dosa dapat ditebus.

Saya disini tidak membahas apa definisi dari dosa itu sendiri. Tetapi penekanan saya lebih pada dosa yang sudah kita pahami bersama, dan bagaimana dosa tersebut harus dibayar oleh kita masing-masing. Dalam Alkitab dikatakan demikian :

Roma

6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Dosa, - tanpa mengenal besar ataupun kecil -, hanya dapat dilunasi dengan kematian. Tanpa kematian, dosa tidak akan pernah lunas. Saat seseorang ingin melunasi semua dosa-dosanya, maka orang tersebut harus mati lebih dulu, dan setelah itu barulah dosa-dosanya menjadi lunas.

Roma

6:7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.

Jadi menurut Alkitab, siapapun dia yang ingin membayar dosanya, maka dia harus mati. Kematian ini adalah kematian di dalam dosa. Dan tiap orang yang mati di dalam dosa, maka sudah tentu orang ini bukanlah orang yang diselamatkan. Kita semua telah paham kemana orang yang mati dalam keadaan tidak selamat ini berada.

Tuhan menciptakan manusia dan setelahnya menempatkan mereka di taman firdaus. Di sana Tuhan telah mencukupkan segalanya. Dia telah memberikan aturanNya, termasuk juga proteksi yang dibutuhkan manusia. (mohon baca kumpulan sharing buku ke V pada judul “Pohon Pengetahuan”)

Manusia mengenal dosa pertama kalinya dari Adam, dimana karena bujukan iblis, maka Hawa telah menjadi perantara bagi masuknya dosa dalam sejarah umat manusia. Dan sesuai dengan konsekwensinya, maka sejak itu jugalah manusia bisa mati.

Tentang kematian ini sendiri saudara, sebenarnya ada satu rahasia besar yang tersembunyi di sana.

Kejadian

2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Dalam versi inggrisnya sebagai berikut :

Kejadian

2:17 But of the tree of the knowledge of good and evil, thou shalt not eat of it: for in the day that thou eatest thereof thou shalt surely die.

Kata “die” disini juga dipergunakan juga untuk menggambarkan terhadap kematian secara fisik.

Matius 

26:35 Peter said unto him, Though I should die with thee, yet will I not deny thee. Likewise also said all the disciples.

Dalam kitab kejadian ini, jelas sekali dikatakan pada saat memakan buah itu, maka pada saat itu juga manusia bisa mati secara jasmani. Terbukti setelah manusia di usir dari taman itu, Adam kemudian dapat mati. Tentang kematiannya secara rohani itu tidak perlu dibahas sebab segala sesuatu yang melanggar perintah Tuhan jelas menghasilkan dosa, dan dosa membuat kita terlepas dari Tuhan. Hal ini juga berlaku pada malaikat. Saat melakukan perbuatan yang menghasilkan dosa, maka terlepaslah kita dari Tuhan.

Kejadian

5:5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.

Awal mulanya Adam tidak diciptakan untuk mati, tetapi endingnya dia mengalami kematian.

Tentang hukuman mati saat makan buah pengetahuan ini saudara, memang sepertinya terlalu “kejam”. Coba kita bayangkan, ada larangan seperti ini, “Jangan makan buah ini – padahal tidak beracun – , saat kau makan maka kau harus mati.”

Mengapa hukuman yang diberikan sepertinya sangat maksimal sekali, yaitu kematian. Padahal kan cuma makan buah saja? Toh buahnya juga tidak beracun yang bisa membuat kita mati?

Saudara, kematian karena memakan buah pengetahuan ini, ternyata memiliki satu rahasia besar. Sebab dengan kematian itulah maka kita bisa diselamatkan. Nanti kita akan sampai ke ujung pembahasan ini.

Kejatuhan manusia bersifat jasmani. Saat Adam makan buah pengetahuan itu, yang dilakukan secara jasmani, maka saat itu juga penghukuman jasmanipun diterima, yaitu dari hidup kekal secara jasmani menjadi hidup fana secara jasmani pula. Yaitu bisa mengalami kematian. Dosa memakan buah pengetahuan ini, telah dilakukan secara jasmani dan telah menghasilkan akibat secara jasmani juga.

Sekarang karena manusia sudah terpisah dari Tuhan karena dosa, manusia juga mengalami kematian secara jasmani pula karena hal di atas. Jadi penghukuman kita jelas, yaitu terpisah dari Tuhan secara rohani dan dapat mengalami kematian secara jasmani.

Nah, mengacu pada keterangan di atas, sebenarnya dibalik kematian kita secara jasmani ini ada satu rahasia besar bagi penyelamatan. Seandainya kita tidak mengalami kematian secara jasmani dan hanya terpisah saja secara rohani dari Tuhan, maka sudah tentu kita tidak mungkin dapat diselamatkan.

Tetapi disinilah letak “keberuntungan” kita, kalau boleh saya katakan demikian, bahwa saat Adam melakukan pelanggaran secara jasmani, yaitu memakan buah pengetahuan, yang dapat berakibat pada kematian secara jasmani, secara berbarengan kita juga telah memiliki pintu keselamatan yang nantinya akan menyelamatkan kita saat Yesus menggenapinya.

Saudara, seperti ulasan kita pada (buku sharing ke VI pada judul “Bagaimana Dosa Kita Ditebus?”) bahwa di sana dikatakan karena pembaptisan dalam nama Yesus, membuat kita telah mati sama seperti Yesus mati.

Roma

6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Meskipun sekarang ini kita masih hidup, pada dasarnya kita telah mengalami kematian sama seperti Yesus telah mati.

Dan menurut firman Tuhan di kitab

Roma

6:7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.

Maka secara tidak langsung kita telah melunasi hutang dosa ini. Yaitu kita telah membayar hutang dosa dengan “kematian” kita yang dimungkinkan di dalam Yesus Kristus. Inilah letak rahasia keselamatan kita. Yaitu kita dapat membayar hutang dosa kita dikarenakan kita dimungkinkan oleh Tuhan Yesus Kristus untuk membayarnya dengan “kematian” kita di dalam namaNya.

Siapa yang telah mati untuk membayar dosanya, dia telah lepas dari kuasa dosa. Dan Tuhan telah menetapkan bahwa manusia hanya mati satu kali saja. Tidak lebih.

Ibrani 

9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,

Tetapi di dalam Yesus, kita telah mengalami kematian satu kali itu, yaitu saat kita dibaptis di dalam namaNya.

Kalau saat ini kita masih hidup, itu karena kita hidup dalam Yesus.

Roma

6:11 Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

6:15 Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!

Galatia

2:19 Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus;
2:20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Jadi saudara, kita manusia meskipun telah jatuh dalam dosa, masih memungkinkan untuk diselamatkan karena Adam, yang telah melakukan perbuatan dosa itu, telah menyebabkan kita dapat mati secara jasmani. Dan kematian secara jasmani ini memungkinkan kita untuk diselamatkan dengan cara mengalami “kematian” secara jasmani itu untuk melunasi dosa melalui baptisan kita di dalam nama Yesus, yang adalah Tuhan dan Juru Selamat kita. (perlu diingat kalau kita bicara baptisan, jangan diartikan dengan baptisan selam ataupun percik, bukan itu yang saya maksudkan. Untuk memahami baptisan yang saya maksudkan ini saudara dapat membaca buku sharing ke V dengan judul “Baptis!”)

Tanpa Yesus Kristus yang adalah pintu keselamatan, kita tidak mungkin bisa mengalami “kematian” yang merupakan satu-satunya cara melunasi dosa.

Nah, kembali kepertanyaan awal yang mungkin secara iseng dipertanyakan, mengapa malaikat yang berbuat dosa sepertinya tidak ada pengampunan?

Saudara, apabila saudara telah memahami ulasan kita di atas, sebenarnya pertanyaan ini sendiri telah terjawab dengan sendirinya. Tetapi saya akan coba untuk merangkumkannya sebaik mungkin.

Malaikat jelas berbeda dengan manusia. Malaikat adalah mahluk roh. Bukan mahluk jasmani seperti manusia. Saat malaikat melakukan dosa, malaikat melakukannya dengan kehendak dan kesadarannya sendiri.

Manusia pertama, melakukan dosa karena pengaruh luar (bujuk rayu iblis – malaikat jatuh), bukan dari dalam dirinya sendiri. Namun demikian karena telah melakukan hal yang melawan perintah Tuhan, maka akibat yang ditimbulkannyapun sama seperti yang dilakukan oleh malaikat jatuh. Yaitu hidup terpisah dari Tuhan.

Akan tetapi yang paling menentukan di sini adalah, saat malaikat melakukan perbuat dosa, perbuatan dosa yang dilakukan itu adalah bersifat rohani, yaitu ingin menyamai Tuhan.

Perbuatan dosa Adam, adalah perbuatan dosa jasmani, yaitu memakan buah pengetahuan. Sehingga efek dari hal ini maka manusiapun akan mati secara jasmani.

Malaikat jatuh, tetap tidak akan mati, karena dia roh adanya dan perbuatan dosanyapun bersifat rohani yaitu terpisah dari Tuhan.

Manusia juga begitu, dosanya membuat dia terpisah dari Tuhan, namun manusia bisa mati secara jasmani.

Kematian manusia secara jasmani ini, memungkinkan manusia dapat diselamatkan karena dosa, baru lunas setelah yang berbuat dosa mengalami kematian, sesuai roma di atas.
Karena manusia memungkinkan mengalami “kematian” di dalam Yesus Kristus, makanya manusia memiliki pengharapan untuk dapat diselamatkan.

Sementara malaikat yang berdosa, karena tidak memungkinkan mengalami kematian, maka keterpisahannya dari Tuhan, tidak memiliki jalan kematian untuk melunasi dosanya. Sebab dosa yang diperbuatnya sendiri bersifat rohani yaitu ingin menyamai Tuhan. Dosa manusia bersifat jasmani karena makan buah pengetahuan yang memungkinkan manusia mengalami kematian.

Semoga sharing yang sederhana ini dapat membantu kita mengalami pergumulan atas hal di atas. Saya seperti juga saudara, hanyalah berusaha memahami hal yang terjadi. Sudah tentu untuk kebenaran yang sesungguhnya hanya akan kita dapatkan dari Tuhan Yesus sendiri. Apabila saudara memiliki pemahaman yang lebih membangun, saya mohon hendaknya saudara mau berbagi sehingga kita dapat saling menguatkan. Semoga Tuhan berkenan memberikan kita pemahaman yang sebenarnya.

Segala kemuliaan hanya bagi Bapa di Sorga, amin.

Hukum Taurat, Dulu dan Sekarang.


Saudara terkasih, kita semua tentu mengenal apa itu hukum Taurat. Baik dalam perjanjian lama, maupun dalam perjanjian baru Tuhan masih menyingung tentang hukum Taurat ini. Bahkan dalam salah satu ayat di Injil Matius hukum Taurat malah ditegaskan sebagai berikut:

Matius

5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Ini adalah jaminan pasti dari Tuhan bahwa hukum Taurat, sampai kapanpun tidak akan pernah kadaluarsa dan tetap akan berlaku selamanya hingga akhir dari kerajaan seribu tahun.

Mengapa hukum ini sedemikian kekalnya? Lain tidak karena hukum ini berasal dari Tuhan sendiri. Hukum yang diberikan Tuhan secara langsung bagi umat manusia. Jauh berbeda dengan semua hukum-hukum negara yang adalah buatan manusia di bumi ini.

Hukum Taurat yang diberikan Tuhan melalui nabi Musa itu, pada dasarnya adalah tuntunan bagi kita untuk dapat mencapai standar kekudusan Tuhan agar dapat memasuki sorgaNya. Tanpa menuruti hukum ini, manusia tidak akan pernah mencapai kerajaan Allah. Begitulah kurang lebih pentingnya hukum ini bagi kita, saudara.

Masalah baru timbul setelah kita berusaha untuk hidup menuruti hukum itu. Bagaimanapun kita berusaha untuk dapat menjalankan semua hukum Taurat yang ada sepuluh point itu, tetap aja ada bolong-bolongnya bagi kita. Tidak ada seorangpun yang dapat menjalani keseluruhan hukum itu. Padahal, tanpa menjalani keseluruhan hukum Taurat itu, maka kita semua sudah dapat dipastikan berakhir di neraka. Mengapa demikian? Karena itulah hukum kekudusan Tuhan.

Sebagai ilustrasi saya gambarkan berikut ini.

Seorang anak yang ingin kuliah, tidak akan dapat masuk ke perguruan tinggi manapun jikalau anak tadi belum ataupun tidak lulus dari sekolah lanjutan atas.
Standar untuk masuk perguruan tinggi, adalah lulus sekolah lanjutan atas.
Perguruan tinggi ini kita pararelkan dengan sorga dan lulus sekolah lanjutan atas dipararelkan juga dengan hukum Taurat itu.
Jadi.....
Tanpa lulus sekolah lanjutan atas, mustahil bisa masuk perguruan tinggi
Tanpa hukum Taurat, mustahil bisa masuk sorganya Tuhan.

Demikian pentingnya untuk menjalani hukum Taurat ini agar kita dapat ke sorga Tuhan adalah harga mati. Tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh siapapun dan kapanpun. Dan mengingat begitu pentingnya peranan hukum ini, lalu bagaimana dengan kita semua? Bukankah kita semua tidak ada satupun yang dapat menjalankan hukum Taurat ini?

Galatia 

2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.

Ayat ini sudah menegaskan kepada kita, bahwa apapun usaha kita untuk dapat hidup kudus di bawah hukum Taurat, semua itu akan berakhir pada kegagalan. Sebab, seorangpun dari kita semua yang hidup dalam dunia ini, tidak akan pernah bisa menjalankan hukum Taurat ini dengan sempurna.

Hukum ini adalah standar Tuhan. Tidak dapat dikurangi ataupun dilebihkan. Itu sudah suatu ketetapan mutlak yang tidak dapat diubah bahkan titik komanya. Karena itu mau tidak mau, hukum ini harus dijalankan mutlak juga untuk dapat mencapai kebenaran itu. Namun seperti kata nas di atas, siapapun dari antara kita tidak ada seorangpun yang lulus menjalani hukum Taurat ini.

Lalu?

Apakah dengan demikian berarti sia-sialah hukum ini diturunkan bagi kita? Bukankah dengan ada ataupun tidak adanya hukum ini sama saja bagi kita? Yaitu kematian kekal.

Yah! Tepat sekali!

Kita semua akan jatuh dalam penghakiman Tuhan dan kita semua akan mengalami kematian kekal. Itulah yang akan terjadi jikalau kita semua berusaha untuk masuk dalam kerajaan Allah dengan usaha kita sendiri, yaitu menjalani semua hukum Taurat.

Sebab, saat kita berusaha untuk hidup menuruti hukum Taurat, maka kita semua sudah berada dalam bayang-bayang kutuk dari hukum itu.

Galatia 

3:10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."

Demikianlah kita, saudara, jikalau kita ingin mencapai sorga Tuhan dengan berusaha menjalankan semua hukum Taurat. Maka kita semua akan berada di bawah kutuk hukum Taurat itu. Sebab saat kita gagal dalam menjalani hukum ini, walaupun hanya sekali saja seumur hidup kita, maka kita sudah berada di bawah penghukuman. Inilah kutuk itu!

Celakanya, tidak ada seorangpun yang bisa menjalankan hukum Taurat ini! Tidak seorangpun!

Baik  saudara maupun saya, tidak akan mampu mencapai kekudusan Tuhan karena usaha kita dalam menjalini hukum Taurat. Kekudusan Tuhan tidak dapat dikurangi. Itulah standarnya. Dan jikalau kita tidak dapat mencapai standar itu, maka otomatis berarti kita telah gagal.

Saudara yang terkasih, jika kita sudah masuk dalam tahap ini, tahap keputus-asaan dimana kita sudah tidak lagi memiliki pengharapan untuk keselamatan itu, maka pengenalan kita akan Yesus Kristus akan menjadi sangat berarti sekali. Pengenalan kita akan Juru Selamat ini benar-benar sungguh suatu anugerah bagi kita.

Disaat kita sudah tidak memiliki pengharapan akan keselamatan, disaat kita sudah putus asa dengan segala usaha kita untuk mencapainya, saat itulah kita dapat benar-benar merasakan anugerah keselamatan yang dari Yesus Kristus itu.

Roma

3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
3:22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.

Hukum Taurat memberi hidup pada kita saat kita dapat menjalaninya dengan sempurna. Tetapi jikalau sekali saja kita gagal dalam menjalaninya, maka kutuk hukuman telah jatuh atas kita. Karena ketidak mampuan kita inilah maka kasih karunia Bapa diberikan kepada kita melalui Juru Selamat kita Yesus Kristus.

Yesus telah datang kepada kita. Dia telah memberikan anugerahNya yang luar biasa kepada kita. Masihkah kita sekarang meragukanNya? Masihkah kita berusaha untuk mencapai kerajaan Allah dengan usaha kita dalam menjalani hukum Taurat? Hati-hati saudara, sebab jika kita masih berfikiran demikian, jangan-jangan kita malah telah melepaskan anugerah Yesus bagi kita.



Galatia

5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.

Kasih Yesus yang begitu besar bagi kita, janganlah kita cemari dengan rupa-rupa ajaran yang justru tanpa kita sadari membuat kita mencari keselamatan dari hukum Taurat.

Yesus datang ke dunia ini, bukan untuk meniadakan hukum Taurat. Sampai kapanpun, hukum Taurat tetap berlaku. Tetapi...... Tuhan Yesus datang kepada kita untuk memberi jalan lain, agar kita dapat dibenarkan di hadapan Bapa.

Hukum Taurat, tidak datang dalam misi penyelamatan. Tetapi dia datang dalam peranannya sebagai hukum! Yang kalau kita menjalaninya kita selamat dan kalau kita gagal maka dihukum, karenanyalah kita mengenal dosa.

Roma

3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa

Sekarang, saat kita telah mengenal anugerah Yesus, masihkah kita berfikir baru selamat kalau kita menjalani hukum Taurat?
Saudara, hukum Taurat, seperti kata ayat-ayat di atas, tidak dapat menyelamatkan kita. Hal ini bukan karena hukum itu tidak sempurna, tetapi karena ketidak mampuan kita untuk menjalani hukum itu sepenuhnya. Inilah yang membuat hukum Taurat itu tidak dapat menyelamatkan kita.

Yesus datang untuk menyelamatkan kita yang tidak mungkin selamat menurut hukum Taurat. Tetapi, sebagian orang masih juga berfikir jikalau tidak menjaga hari Sabat maka mereka tidak bisa selamat. Apaan ini saudara? Apakah hari Sabat itu yang menyelamatkan saudara? Bukankah hari Sabat itu bagian dari hukum Taurat?

Kalau kita sudah beriman begitu, celakalah kita! Sebab kita telah lepas dari kasih karunia Yesus. Karena kita mengharapkan kebenaran dengan menjalani hukum Taurat. Yaitu salah satunya memelihara hari Sabat! (padahal hukum Taurat bukan cuma hari Sabat doank)

Kolose

2:16. Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;
2:17 semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Saat seseorang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya, masakan dia mensetarakan Yesus sama ciptaannya?

Bahasa sederhananya begini.

Presiden Amerika, sebagai orang yang paling berkuasa di gedung putih, telah mengijinkan kita secara resmi untuk masuk ke gedung putih. Masakkan kita masih mengharapkan ijin dari cleaning service di gedung itu agar kita dapat masuk?
Bagaimana ini? Presidennya sendiri mempersilahkan kita masuk tetapi kita menjawab presiden itu bahwa kita tidak bisa masuk kalau tidak diijinkan oleh cleaning service di gedung itu?

Wah..wah.... tidak tahukah saudara bahwa Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat?

Matius

12:8 Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.

Kalau Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat, dan Dia telah menjamin kita untuk masuk ke sorga, masakkan kita masih katakan “Tuhan, saya harus pelihara hari Sabat dulu baru boleh masuk!”
Lebih tinggian hari Sabat donk, daripada Yesus? Karena hari Sabatlah yang mengijinkan saudara untuk ke sorga atau tidak?

Saudara telah menghujat Yesus. Dengan perbuatan saudara ini, secara tidak langsung saudara telah mengatakan bahwa hari Sabat, lebih tinggi dari Yesus.

Yesus, memang tidak pernah meniadakan hari Sabat yang adalah bagian dari hukum Taurat. Bahkan bukan saja hari Sabat, tetapi semua bagian dari hukum Taurat itu. Tetapi, Tuhan Yesus justru menjelaskan seluruh bagian dari hukum Taurat itu dengan bahasa yang mudah kita mengerti.

Matius

7:12. "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

22:36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Karena itu saudara, hukum Taurat tidak pernah berakhir hingga langit dan bumi ini lenyap. Yesus sendiri bahkan juga menegaskan bahwa kita semua, harus melakukan hukum Taurat ini. Yaitu “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” itulah INTI dari keseluruhan hukum Taurat. Sebagai orang yang percaya Yesus, kita justru harus melakukan “keseluruhan hukum Taurat” ini. Bukan meninggalkannya!

Keseluruhan hukum Taurat yang Yesus rangkum dalam ayat di atas, pada dasarnya adalah buah keselamatan dari anugerah yang Tuhan Yesus berikan. Bukan sebagai sarana yang harus diperjuangkan untuk dapat ke sorga. Yang adalah pengertian dari orang-orang israel tentang hukum Taurat yang turun melalui nabi Musa!

Sama sekali berbeda saudara. Keselamatan kita saat ini adalah karena kasih karunia Tuhan semata. Bukan karena kita berhasil menjalankan hukum Taurat.

Setiap orang diberi kebebasan untuk mencari jalan keselamatannya sendiri. Satu jalan melalui hukum Taurat (yang jelas-jelas tidak mungkin dapat menyelamatkan) dan jalan yang lain yaitu melalui anugerah Yesus Kristus. Terserah kita mau memilih jalan yang mana. Itu adalah hak masing-masing kita  secara pribadi.

Lalu sekarang, apakah setelah kita memilih jalan anugeran dari Yesus berarti kita tidak boleh lagi menjaga hari Sabat?

Saudara, setelah kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat kita, maka kita tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat.

Roma

6:14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.

Namun demikian, jikalau saudara rindu untuk menjaga hari Sabat sebagai bentuk rasa syukur saudara akan keselamatan yang dari Yesus Kristus, itu tidak masalah. Boleh saja saudara tetap memelihara hari Sabat itu. Tetapi jangan lagi ada rasa berdosa atau rasa tidak akan masuk ke sorga kalau saudara gagal memelihara Sabat ini.

Saat saudara memungkinkan memelihara hari Sabat, yah peliharalah semata-mata karena rasa syukur kepada Tuhan Yesus.
Saat saudara tidak memungkinkan memeliharanya seperti harus sekolah atau bekerja, yah gak perlu ragu untuk tidak memelihara hari Sabat itu sebab Yesus sendiri juga bekerja di hari Sabat. Jadi jangan lagi ada rasa berdosa karena tidak bisa memelihara hari Sabat.

Intinya, bila saudara lakukan itu karena mengucap syukur kepada Tuhan Yesus, tidak masalah. Asal bukan karena mencari keselamatan melalui hukum Taurat lagi.

Akhir dari sharing ini kita kembalikan kepada diri masing-masing.
Tuhan Yesus memberkati.

Amin.

------------------
Efesus 
2:8 Allah mengasihi kalian, itu sebabnya Ia menyelamatkan kalian karena kalian percaya kepada Yesus. Keselamatan kalian itu bukanlah hasil usahamu sendiri. Itu adalah anugerah Allah. Jadi, tidak ada seorang pun yang dapat menyombongkan dirinya mengenai hal itu.

Dalam Kemiskinan Haruskah Kita Cemburu?


Orang kristen hidupnya susah? Jangan heran, memang demikianlah yang terjadi pada sebagian besar umat Allah. Tuhan Yesus tidak menjanjikan kita akan kaya raya. Cukuplah berkat yang kita terima untuk makan secukupnya. Bukankah memang hal ini yang selalu kita doakan dalam “Doa Bapa Kami” ?

Dan kalau ternyata doa kita tersebut terwujud, yaitu diberi makanan secukupnya.... (bukan sekenyangnya) lalu mengapa lagi kita masih merasa kurang? Bukankah ini malah sesuai sekali dengan yang kita doakan? Saudara minta kue di kasih kue, apa yang salah? Kalau dikasih tempe baru salah. Bukankah begitu? Apa mungkin “Doa Bapa Kami” harus kita revisi sedikit, “berilah kami kekayaan yang melimpah” begitu.....?

Saudara, kemiskinan yang mungkin kita diderita, janganlah dijadikan ukuran akan keimanan kita. Tidak ada kaitan apapun antara kemiskinan dan keimanan kita. Juga, janganlah dikaitkan dengan kemalasan kita. Karena tidak sedikit orang-orang yang miskin itu bukan karena kemalasan mereka, tetapi lebih sering karena kesempatan yang tidak mereka peroleh.

Jadi diharapkan, kita sebagai orang percaya jangan pernah lagi menghakim orang yang miskin dengan mengatakan karena dia malas. Tidak selamanya begitu saudara. Apalagi kalau saudara mulai mengait-ngaitkannya dengan keimanan seseorang... wah, bisa bahaya sekali. (menghakimi saja sudah tidak boleh apalagi kalau sudah menilai iman seseorang)

Gereja-gereja yang memiliki paham hedonisme mungkin mencoba mengaitkannya demikian. Tetapi sebagai umat Tuhan, kita seharusnya dapat memahami bahwa itu sama sekali tidak benar. Harus kita sadari bahwa Tuhan Yesuspun tidak memilih orang kaya sebagai “keluargaNya” selama di dunia ini. Padahal tidaklah susah bagi Tuhan untuk melakukan itu.

Melihat orang lain sukses jangan membuat kita kecil hati apalagi sampai merasa iri.

Saya pernah melihat satu film (3 idiot) yang memberikan satu kata bijak. (saya sesuaikan sedikit)
“Menyangka teman kita hidup miskin, kita sedih. Tetapi melihat kenyataan teman kita jauh lebih sukses dari kita, kita lebih sedih lagi....” inilah ego kehidupan kita manusia.

Tidak sepantasnya kemakmuran orang dunia membuat kita - orang percaya - menjadi iri. Kalau kita mengalami pertumbuhan rohani, kita tidak akan lagi melihat hal duniawi sebagai ukuran. Jadi kalau sekarang saudara masih memiliki perasaan demikian, baik iri, cemburu ataupun merasa minder dengan kesuksesan seseorang, berarti saudara masih harus lebih banyak bersekutu dan mendalami Firman Tuhan. Carilah gembala dan saudara seiman yang dapat mendewasakan iman saudara.

Saudara pada dasarnya tidak sendirian dalam menghadapi semua perasaan itu. Pada dasarnya kita manusia memang tidak dapat lepas dari perasaan demikian jikalau kita tidak mengerti apa rencana Tuhan bagi kita. Karena itulah kita perlu memahami apa sebenarnya yang Tuhan inginkan dari kita. (saya tidak berbicara tentang orang kristen yang kaya. Tetapi orang kristen yang miskinlah yang saya fokuskan dalam hal ini).

Tentang perasaan iri dan cemburu ini, kita akan mendapatkan gambaran yang sangat baik dari Alkitab kita. Yaitu pada kitab Mazmur 73. Saya membagi dalam empat bagian dari ayat-ayat yang ada pada pasal ini.  

Kemakmuran orang dunia yang membuat umat Tuhan iri.

Mazmur 73
73:1. Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
73:2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.
73:3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.
73:4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;
73:5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.
73:6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.
73:7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.
73:8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.
73:9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.
73:10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah.

Kekecewaan umat Tuhan.

73:13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.
73:14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.
73:15. Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.
73:16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,

Jawaban dari Tuhan.

73:17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
73:18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.
73:19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!
73:20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.

Kesadaran umat Tuhan.

73:21. Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
73:22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
73:23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
73:24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
73:25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.

Inilah tuntunan yang paling baik bagi kita. Saat kita merasa iri dan cemburu pada dunia ini, sudah selayaknya kita mencari Tuhan dan bertanya.... “Tuhan, apa rencanaMu bagi saya..??”

Ini jauh lebih baik dari pada yang dibiasakan sebagian orang dengan mencari-cari jawaban secara duniawi. Dengan kekuatannya sendiri.

Mazmur 73
73:16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,

Tapi carilah jawabannya melalui jalan Tuhan

Mazmur 73
73:17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah,...

Saat jawaban dari Tuhan kita terima, maka saat itu juga kita akan bersyukur kepadaNya. Sama seperti yang dialami oleh Asaf di atas demikian juga yang dialami oleh rasul Paulus dalam konteks yang sedikit berbeda. (Asaf berkaitan dengan hal duniawi tapi Paulus berkaitan dengan hal rohani)

Filipi  3
3:6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
3:7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

Demikianlah saudara, menjadi miskin bukanlah dosa, bukan juga menunjukkan kadar keimanan saudara. Tetapi saat saudara memerlukan jawaban, maka carilah jawaban itu dari Tuhan, maka jika saudara telah mendapatkannya, saudara tidak akan lagi memandang kemiskinan atau kemalangan saudara sebagai sesuatu yang memalukan.

Tegakkanlah wajah dan yakinkan diri, bahwa Tuhan punya suatu rencana atas saudara dalam kemiskinan atau kemalangan saudara itu (sudah tentu hal ini bukan karena kemalasan dan kecerobohan kita yah?). bagaimana saudara bisa tahu akan hal itu? Bertanyalah kepada Tuhan sama seperti Asaf telah bertanya kepada Tuhan.

Jadilah kuat dalam keadaan saudara. Jangan pernah minder karena semua kekayaan duniawi. Sebab semuanya itu sama sekali tidak berharga di mata Tuhan. Semoga apa yang kita sharingkan ini dapat berguna bagi pertumbuhan iman kita masing-masing. Ambil pembelajaran yang saudara rasa perlu, buang yang saudara rasa tidak perlu.

Amin.