Translate

Minggu, 26 Agustus 2012

Di Bumi Seperti Di Sorga


Tuhan Yesus pernah mengajarkan kita untuk berdoa seperti ini :

Matius 6

6:9. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

dari doa ini, saya ingin mengupas sedikit tentang ayat 10 dimana ada doa yang berbunyi “jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”.

Saudara terkasih, saya pernah mendengar seorang percaya menanyakan masalah ini di suatu seminar. Mungkin saja kitapun ingin bertanya, seandainya tidak mungkin keadaan di bumi bisa seperti di sorga, mengapa pula Tuhan Yesus mengajarkan kita doa yang tidak mungkin terjadi seperti di atas.

Kalau saya tidak salah ingat, pertanyaan ini di jawab demikian :
Yang dimaksud dengan keadaan di bumi seperti di sorga adalah bila kita telah menjadi orang percaya, maka sudah tentu kita seharusnya menggantungkan segala sesuatunya hanya kepada Tuhan saja. Ada kedamaian di dalam hati kita. Dan itu semua, kedamaian yang dapat kita rasakan itu, adalah perasaan damai seperti di sorga yang bisa kita rasakan selama kita masih di bumi ini.

Jadi dengan kata lain, bahwa keadaan sorga yang dapat kita rasakan di bumi ini adalah rasa damai kita sebagai orang kristen selama kita masih hidup di bumi ini. Jadi bila Saudara telah menjadi orang percaya, namun masih mempunyai kekhawatiran di sana sini, artinya Saudara rugi sendiri karena tidak dapat merasakan suasana sorga pada saat ini, dimana Saudara masih hidup di bumi ini.

Penjelasan ini Saudara, saya rasa tidak sepenuhnya salah. Memang bila kita memiliki rasa damai selama kita hidup di bumi ini, itu suatu suka cita bagi kita. Terlebih lagi bila rasa damai itu ditimbulkan karena suatu bentuk penyerahan diri kita kepada Tuhan. Kita tidak perlu khawatir akan masa depan kita. Semuanya kita serahkan hanya pada Tuhan saja, sebagai satu-satunya tempat kita bergantung. Bukankah ini yang ingin disampaikan Tuhan Yesus di dalam firmannya berikut ini :
Matius  6

6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

I Petrus  5

5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Jadi segala bentuk kekhawatiran memang sudah selayaknya kita serahkan pada Tuhan kita saja, karena Dialah yang akan memelihara kita dari segalanya itu.

Namun begitu, tidak semua orang kristen saat ini dapat melepaskan rasa kekhawatiran atas kehidupannya di bumi ini, walaupun dirinya telah menjadi orang percaya. Mungkin ada yang telah merasa memperoleh rasa damai tersebut, namun saya rasa tidak mungkin selama sisa hidupnya setelah menjadi orang percaya dia dapat melepaskan rasa kekhawatirannya secara mutlak, tanpa pernah merasakan sedikitpun rasa khawatir. Setiap orang, ada saat-saat dimana dia, disadari ataupun tidak, mengkhawatirkan sesuatu hal walau sekecil apapun.

Kasar bicara, maaf, bukankah setiap orang percaya di tuntut untuk memberitakan Injil kepada setiap orang? Ini firman Tuhan. Namun mengapa bahkan seorang pendeta sekalipun, jarang ada yang berani menginjili orang-orang tertentu. Katakanlah orang-orang terkemuka seperti kyai kondang, presiden, pejabat-pejabat negara dan orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan berpengaruh di bumi ini? Bahkan mungkin tetangga kita sendiri! Sudah tentu hal ini karena ada kekhawatiran di dalam hati orang percaya itu kan? Terlepas rasa kekhawatirannya itu untuk kepentingan pribadinya ataupun untuk keselamatan umat percaya yang lain, namun kekhawatiran adalah tetap kekhawatiran.

Dan kalau timbul rasa kekhawatiran itu, apa mungkin timbul juga rasa damai seperti suasana di sorga? Saya kurang setuju kalau suasana sorga yang dapat di rasakan oleh orang percaya di bumi ini sifatnya hanya kadang-kadang atau sementara saja. Artinya kalau suasana damai itu datang maka seperti di sorga, kalau suasana khawatir yang datang maka seperti di neraka. Kalau cuma kadang-kadang, ini sifatnya semu, orang yang belum percayapun kadang-kadang merasakan damai pada saat-saat tertentu di dalam hidupnya.

Namun tanpa mengecilkan arti dari penjelasan di atas, sekarang mari kita uraikan ayat 10 di atas dalam artinya yang agak sedikit berbeda. Menurut hemat saya, kita semua orang yang percaya akan benar-benar dapat merasakan suasana di bumi seperti di sorga dalam arti yang sesungguhnya. Bukan dalam pengertian rasa damai saja.

Pertama-tama yang harus kita pahami dulu bahwa sebagai orang percaya, kita semua akan mendapatkan bagian pertama pada kebangkitan di akhir jaman.

Wahyu 20

20:4 Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
20:5 Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama.

Jadi Saudara, kita sebagai orang percaya, baik orang percaya yang hidup di masa lampau dan telah meninggal maupun orang percaya di masa yang akan datang, yang akan lahir dan juga meninggal, kita semua akan dibangkitkan lagi pada kebangkitan pertama. Yaitu pada saat dimulainya kerajaan seribu tahun.

Untuk apa kebangkitan kita itu? Tidak lain dan tidak bukan adalah untuk dapat menjalani kehidupan kita bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Kematian yang kedua tidak akan berkuasa lagi pada kita. Dan kehidupan itu Saudara, berada dalam kerajaan seribu tahun yang didirikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Perlu Saudara ketahui bahwa kerajaan seribu tahun ini ada pada bumi yang lama ini, bumi yang kita tempati sekarang ini.

Sekarang mari kita buktikan dengan ayat berikut ini :

Wahyu 20

20:7 Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya,

20:10 dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.
20:11. Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.

Ayat ini menceritakan setelah masa kerajaan seribu tahun berakhir, akan ada kebangkitan kedua, yaitu orang-orang yang tidak percaya dan iblispun akan dilepas untuk waktu yang sangat singkat. Dalam usahanya untuk memerangi orang-orang kudus, mereka segera mendapatkan penghakiman dari Tuhan kita.

Jadi Saudara, bumi dan langit yang lama akan lenyap setelah berakhirnya kerajaan seribu tahun. Itu berarti memang kerajaan seribu tahun ada pada bumi dan langit yang lama, yang sekarang ini sedang kita tempati.

Kehidupan di bumi seperti di sorga, memang akan kita nikmati sebagai orang-orang percaya. Siapapun kita dan dalam masa kehidupan manapun kita hidup. Yang penting kita pahami disini, janganlah kita mengharapkan kehidupan di bumi seperti di sorga itu pada kehidupan kita yang sekarang ini, bukan. Kita akan menikmati kehidupan di bumi seperti di sorga itu adalah pada saat kita hidup di kerajaan seribu tahun yang diperintah oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Pada masa itulah kehidupan kita di bumi yang lama ini akan terasa sudah seperti di sorga. Sebab kerajaan seribu tahun ini memang berdiri di bumi yang lama ini. Dan kita setiap orang percaya pasti akan menikmatinya karena kita semua akan mendapatkan bagian pada kebangkitan yang pertama. Yaitu kebangkitan dimana kerajaan seribu tahun ini dimulai.

Jadi kalau begitu kapan langit dan bumi yang baru itu ada? Langit dan bumi yang baru itu ada setelah masa penghakiman.

Wahyu 21

21:1. Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.

Di sinilah kita akan tinggal untuk selamanya. Dan kemah Allah akan ada bersama-sama dengan kita. Amin.

Saudara, sharing ini saya rasakan cukup. Saudara bebas mempercayai apa yang Saudara yakini.

Syallom…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar