Translate

Rabu, 19 November 2014

Denominasi !


Dalam kekristenan, kita mengenal begitu banyak denominasi. Saya rasa, untuk menyebutnya satu persatu kita bisa cukup repot dibuatnya.... tetapi secara garis besar kita lebih mengenalnya dengan protestan dan kharismatik, tentu, selain ini masih banyak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Tiap denominasi ini, di dalam usahanya untuk memuji dan menyembah Tuhan, tidak jarang mereka memiliki tata ibadah yang sangat berbeda antara yang satu dan lainnya. Bahkan perbedaannya terkadang sampai mendekati 100%. Jadi dapat saudara bayangkan bagaimana besarnya perbedaan dari masing-masing denominasi ini di dalam tata cara ibadahnya kepada Tuhan.

Karena perbedaan-perbedaan inilah saudara, terkadang antar denominasi mengalami benturan-benturan yang tidak sehat. Masing-masing pihak bisa saja mengklaim bahwa tata cara yang mereka lakukanlah yang terbaik. Meskipun tentang benturan-benturan ini secara terbuka memang belum pernah saya dengar.... namun tidak tertutup kemungkinan satu denominasi melecehkan denominasi lainnya hanya karena merasa cara yang mereka lakukan itu tidak benar.

Bahkan saya pernah mendengarnya langsung dari seorang “gembala” yang turut menghakimi bahwa denominasi yang berbahasa Roh itu adalah tidak benar. Sebabnya...? karena dia berada pada denominasi yang tidak menggunakan bahasa Roh dalam ibadah mereka.... pembicaraan ini... sudah barang tentu hanya di konsumsi kalangan mereka sendiri... tapi baik itu di expose ataupun tidak, kita tidak dapat memungkirinya bahwa perasaan untuk menganggap hanya denominasi sendirilah yang paling benar sudah merasuk ke hati orang-orang kristen pada umumnya....

Hal ini belum lagi kalau kita kaitkan pada pihak-pihak luar yang sama sekali tidak mengenal kekristenan.

Seorang teman yang bukan kristen... juga pernah mengungkapkan rasa herannya (meskipun setelah di pancing pembicaraannya). Dia mengatakan mengapa begitu banyaknya denominasi dalam kekristenan...? dari sekian banyaknya denominasi itu.... yang mana yang benar? Kalau melihat semua tata cara ibadahnya yang tidak sama, seharusnya tidak mungkin semua benar? Bagaimana mungkin ada yang menyembah Tuhan dengan hikmat dan ada yang menyembah Tuhan dengan ratapan dapat dikatakan kedua-duanya benar?

Nah, keadaan yang begini.... sangat membingungkan bagi dirinya.... terlebih lagi bagi satu jiwa baru yang akan bertobat. Jiwa baru yang akan bertobat ini sudah tentu akan mencari tahu dari satu gereja ke gereja yang lain.... dia akan berusaha mempelajari tentang kekristenan sebelum pada akhirnya dia harus memilih untuk menjadi bagian dari kekristenan itu....

Apabila dia berkunjung di gereja dengan denominasi A, dan  untuk minggu selanjutnya dia berkunjung ke gereja dengan denominasi B..... bukankah hal ini akan membuat dia bertanya-tanya dalam hati? Di sana menyembah Yesus dengan cara ini..... di sini menyembah Yesus dengan cara itu... dan seterusnya lagi bila dia memutuskan untuk berkunjung pada gereja-gereja selanjutnya... intinya, makin banyak gereja yang dia kunjungi, makin pusinglah dia..... dan celakanya.... bila buntut-buntutnya dia memutuskan untuk menunda dululah niatnya....

Saudara, mengapa begitu banyaknya denominasi gereja dalam kekristenan? Mungkinkah saudara pernah terpikirkan untuk menyatukan semua denominasi kekristenan ini, sehingga nantinya cuma ada satu kekristenan yang menggunakan satu tata cara ibadah saja? Maksudnya baik! Yaitu agar ada keseragaman sehingga kebingungan-kebingungan yang terjadi dapat di tiadakan? Bukankah gereja katolik sama sekali tidak memiliki banyak denominasi seperti pada gereja-gereja protestan?

Kalau saudara pernah memikirkan hal itu,.... maka jawabannya sebenarnya sudah ada wadah yang menampung aspirasi seperti ini..... yaitu wadah yang di sebut dengan ouikumene, wadah ini, merupakan wadah pemersatu dari begitu banyaknya kekristenan di dunia... termasuk juga gereja katolik di dalamnya.... namun, tetap saja denominasi tadi tidak dapat sepenuhnya di tanggalkan.

Tetap saja, tiap orang yang ikut dalam ouikumene itu saling menganggap denominasi yang mereka wakili dalam ouikumene itu tetaplah denominasi yang lebih baik dari semua denominasi yang lain.... tetap saja tiap orang saling mengasihani orang yang lain denominasinya.... bukan karena kasih! Namun karena menganggap temannya ini, telah tersesat dalam denominasi yang dia ikuti....

Jadi begitu banyak orang yang saling mengasihani satu sama lain.... hanya semata-mata karena dia berangapan bahwa orang yang di kasihani itu telah tersesat dalam denominasinya... sama seperti orang yang menganut baptisan selam mengasihani orang yang menganut baptisan percik.

Sebenarnya apa yang terjadi saudara? Mengapa begitu banyaknya denominasi dalam kekristenan? Apa memang benar hanya ada satu denominasi saja yang benar dan yang lainnya sesat? Atau sebaliknya,..... semua denominasi itu benar di mata Tuhan walaupun cara mereka melaksanakan ibadah sangat berbeda? Hal ini, kalau tidak dapat kita jelaskan, sudah tentu akan menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang baru akan mengenal kekristenan... dan bukan mereka saja..... bahkan bagi orang-orang yang sudah kristen sejak lahirnyapun tidak sedikit yang bingung dengan kondisi seperti ini.

Sekarang, untuk mengulas tentang masalah di atas, ada baiknya kita kembali dulu ke gigi netral. Jangan dulu ada yang beranggapan bahwa denominasi dialah yang paling benar. Buang dulu semua baju denominasi yang selama ini kita kenakan.... yaitu kefanatikan yang tanpa dasar itu. Tanggalkan semua itu dan melangkahlah keluar dari lingkaran denominasi yang kita ikuti selama ini.

Sekarang.... saudara semua bukan lagi orang pantekosta, bukan lagi orang bethel, bukan lagi orang methodis, bukan lagi orang protestan, dan bukan lagi orang denominasi manapun! Saudara sekarang ini adalah orang KRISTEN ! Gereja saudara adalah GEREJA KRISTUS.

Aturan denominasi.... adalah aturan yang dibuat oleh manusia. Termasuk didalamnya adalah aturan bagaimana tata cara ibadah dalam denominasi-denominasi itu. Ada denominasi yang beribadah dengan cara memuji-muji Tuhan dalam porsi yang besar.... itu juga di buat oleh manusia.... yaitu orang-orang yang dulunya adalah pionir dari denominasi itu.... begitu juga dengan denominasi lainnya.... pionir mereka semua adalah yang merancang tata cara ibadah dalam denominasi yang mereka dirikan. Sudah tentu, semua rancangan itu mengacu pada Alkitab.... tapi seperti juga kita lihat sekarang, hampir 100% tata cara ibadah mereka itu tidak ada yang sama dari satu denominasi dengan denominasi lainnya. Mengapa demikian? Karena memang sudut pandang mereka semua berbeda.

Jadi bagaimana sebaiknya kita?

Saudara, saya tidak mengajak saudara meninggalkan aturan denominasi saudara, tetapi tidak baik bagi saudara, kalau sekiranya saudara mengikuti aturan itu tanpa dasar dan menganggapnya lebih unggul dari aturan yang ada dalam denominasi lainnya. Sehingga secara tidak langsung, saudara telah menghakimi tata cara ibadah dalam denominasi lain sebagai hal yang tidak benar. Saudara telah melakukan penghakiman dalam hal ini!

Kalau saudara belum mengetahui dasar dari aturan itu, maka disinilah kita akan mengulasnya berdasarkan Alkitabiah. Sehingga pandangan kita pada denominasi lain untuk selanjutnya, tidak lagi hanya di lihat dari sudut pandang yang lama, yang hanya menganggap denominasi kitalah yang paling benar!

Tuhan Yesus sendiri telah memberikan pengertian akan kekristenan. Dalam InjilNya di katakan :

Lukas

7:41 "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.
7:42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"
7:43 Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."

Perumpamaan ini, Tuhan sendiri yang mengatakannya pada kita. Dengan kita dapat memahami perumpamaan ini, maka kitapun akan mendapatkan gambaran yang jelas akan kedudukan denominasi-denominasi yang saat ini bertebaran dalam tubuh kekristenan....

Tuhan Yesus mengatakan bahwa, orang yang merasa lebih besar hutangnya..... akan mengucapkan lebih dalam berterima kasih. Hal ini sama seperti bila saudara membutuhkan pertolongan,.... bila pertolongan itu sungguh-sungguh sangat penting dan berarti bagi saudara,...  maka saudara tentu akan lebih menghargai pertolongan yang di dapat.

Lalu apa hubungannya dengan banyaknya denominasi dalam kekristenan sekarang ini? Bukankah perumpamaan itu tentang penghapusan hutang dan bagaimana mereka berterima kasih pada orang yang telah menghapuskan hutang-hutang mereka?

Benar! Perumpamaan itu tentang hutang yang dihapuskan.... dan bagaimana cara mereka berterima kasih.

Dan kebetulan pula....... hal ini adalah gambaran dari kondisi kita sebagai manusia!

Sebagai ilustrasi,.... saya berikan contoh.

Misalkan saudara adalah seorang yang sangat kaya raya. Kekayaan saudara tidak dapat terhitung lagi jumlahnya..... bahkan, jumlah perusahaan yang saudara miliki sendiripun saudara sudah lupa berapa pastinya.

Suatu hari, tiga orang teman saudara datang menghadap. Mereka mengatakan kepada saudara bahwa mereka benar-benar membutuhkan pertolongan dari saudara. Si A membutuhkan pinjaman dari saudara sebesar Rp. 100 miliar, si B membutuhkan pinjaman sebesar Rp. 10 miliar, dan si C, teman saudara ini juga membutuhkan pinjaman Rp. 50 juta.

Singkat cerita, semua pinjaman mereka saudara setujui dan saudara berikan dengan perjanjian bahwa semua pinjaman itu harus dikembalikan 1 tahun kemudian.

Hari yang di nantikanpun telah tiba. 1 tahun telah berlalu dan semua sahabat saudara yang saudara pinjamkan uang itu, sekarang ini telah berada di hadapan saudara. Mereka semua, bertiga sudah duduk di hadapan saudara. Dari penampilan mereka, sebenarnya saudara telah dapat menduga apa yang telah terjadi.

Si A datang menghadap dan bersimpuh di hadapan saudara sambil berkata, memohon belas kasihan dari saudara.... si A mengatakan bahwa bisnis yang telah dirintisnya habis tertipu rekan kerjanya. Semua harta miliknya telah di sita dan masih kurang untuk membayar semua hutang-hutang usahanya. Yang tersisa saat ini hanyalah baju di badan. Dengan lirihnya dia berkata bahwa dia beserta isteri dan anak-anaknya.... bersedia untuk mengabdi dan bekerja seumur hidup mereka untuk membayar hutangnya pada saudara.

Si B demikian juga.... dia merasa hutangnya itu tidak mungkin dapat terbayarkan meskipun dia bekerja seumur hidupnya. Karena itu, dengan wajah memelas dia mengatakan hal yang kurang lebih sama maknanya pada saudara.

Demikian juga dengan si C, dia mengatakan bahwa uang lima puluh juta itu sungguh sulit dapat dibayarnya saat ini..... karena itu dia juga menawarkan dirinya untuk bekerja pada saudara meskipun tidak di gaji semata-mata agar hutang sebesar itu dapat lunas.......

Sekarang..... saudara termenung..... mereka bertiga adalah sahabat saudara sejak kecil. Mereka bertiga... teman sepermainan saudara yang paling setia. Sekarang.... mereka bertiga juga yang bersimpuh dihadapan saudara mengharapkan belas kasihan dari saudara. Pada dasarnya saudara adalah orang yang baik hati. Lalu bagaimana mungkin saudara dapat bersikap kejam pada mereka?

Karena itu, saudarapun mengatakan pada mereka bahwa surat hutang mereka yang saudara pegang.... saudara robek. Dengan ini hutang mereka semua dinyatakan lunas! Mereka tidak perlu mengabdikan diri layaknya hamba sahaya pada saudara. Mereka tetaplah menjadi orang bebas.

Mereka berterima kasih atas ini semua? Jelas!

Lalu bagaimana cara mereka berterima kasih?

Si A, mungkin bila bertemu saudara di jalan.... dia akan berusaha menyeberang jalan itu dan menyalami saudara, mencium-cium tangan saudara sambil tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih berkali-kali.

Si B, bila berjumpa saudara di jalan bisa jadi melakukan hal yang sama, yaitu berusaha untuk menghampiri saudara sambil menyalami saudara. Bisa jadi meskipun tidak sedramatisir seperti si A, si B juga menyampaikan ucapan terima kasihnya pada saudara.

Lalu bagaimana dengan si C? Jelas dia juga berterima kasih pada saudara..... tapi bila berjumpa saudara di jalan, bisa jadi si C hanya berusaha melambaikan tangannya dari seberang jalan sambil berteriak..... terima kasih yah.....!

Lalu reaksi saudara? Apakah saudara akan marah dan menarik kerah baju si C dan mengatakan padanya..... kalau mau berterima kasih pada saya harus seperti si A. Cium-cium tangan saya bila perlu cium-cium kaki saya! Begitu?

Sudah tentu tidak bukan? Saudara tidak akan mempermasalahkan bagaimana cara mereka berterima kasih pada saudara. Saudara tidak akan menyalahkan si C dengan cara berterima kasihnya.... begitu juga saudara tidak akan menyalahkan si A karena saudara di buat jengah dengan cara berterima kasihnya. Bagi saudara..... bagaimanapun cara mereka berterima kasih.... itu sudah cukup. Sebab pada dasarnya saudara mengasihi mereka semua.

Sekarang, kita sebagai orang kristen.

Dulu, kita adalah orang-orang yang berhutang dosa..... hutang ini, harus kita tebus dengan harga yang sangat mahal sekali.... yaitu dengan kematian kekal kita. Bagaimanapun kita berusaha untuk membayar hutang ini..... tetap saja kita tidak akan sanggup! Kalau begitu.... apa harapan kita?.... sama sekali tidak ada! Kecuali kematian.... tidak ada yang dapat membayar hutang kita!

Sekarang Yesus datang.... Dia dengan darah yang tercurah,..... menawarkan diri untuk membayar semua hutang dosa kita itu. Kematian yang harus kita tanggung sudah diambil alih olehNya. Dia yang benar,..... harus mati demi menebus semua hutang dosa kita.

Adakah kita bersyukur atas ini semua? Adakah rasa terima kasih kita untuk ini semua?

Jelas harusnya ada! Dan bagaimana cara kita berterima kasih itu? Adakah seperti si A? Atau seperti si C?

Itu semua tidak masalah di hadapan Tuhan. Kita bisa saja berterima kasih seperti si A (mungkin kita pararelkanlah dengan aliran kharismatik) atau bisa saja kita berterima kasih seperti si B (bisa jadi pararelnya lebih mendekati aliran protestan) atau bisa juga seperti si C, (saya kurang tau pararelnya ke denominasi mana lagi nih...)

Intinya disini..... semua denominasi itu tidak ada yang salah, selama mereka memuliakan, memuji dan mengagungkan Tuhan Yesus! Tata caranya boleh berbeda-beda.... ada yang dengan tangisan, ada yang dengan puji-pujian...ada juga yang selalu mengandalkan dengan berhikmat. Namun inti dari itu semua adalah untuk mengucapkan terima kasih.

Mengapa demikian? Karena inti ibadah kristen memang adalah dalam rangka mengucapkan terima kasih!

Atas apa?

Atas keselamatan yang telah kita peroleh dari penebusan Tuhan Yesus! Setiap orang yang percaya Yesus, dia telah berpindah dari kematian ke kehidupan

Yohanes

5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Demikianlah kita!

Setiap yang percaya pada Yesus, dia sudah di jamin masuk kedalam sorga. Jaminan ini pasti. Sepasti dengan kebangkitan Yesus bagi kita. Karena itulah kita layak untuk mengucapkan terima kasih kita.

Semua ibadah yang kita lakukan itu, bukanlah dalam rangka mencari pahala agar kita bisa masuk sorga..... bukan!......... tetapi semua itu adalah dalam rangka mengucapkan terima kasih kita karena kita sudah diselamatkan.

Ibadah kita berbeda dengan ibadah umat agama lain. Ibadah kita di lakukan karena ucapan syukur kita.... keselamatan yang sudah kita peroleh dalam anugerah Yesus.... patut kita syukuri... karena itulah kita beribadah untuk memuliakan namaNya. Ibadah kita.... adalah bentuk pernyataan ucapan syukur! Bukan usaha untuk mendapat tiket ke sorga!

Karena itu, saudara bebas untuk mengucapkan syukur saudara dengan cara saudara. Tidak ada yang salah dalam mengucapkan rasa syukur kita.... saudara dapat menggunakan cara yang menurut saudara cocok dengan kepribadian saudara..... andai kata saudara menyukai dengan cara yang berurai air mata, lakukanlah itu! Demikian juga bila saudara lebih menyukai untuk mengucapkan syukur saudara ini melalui berbagai puji-pujian yang meriah, maka lakukanlah itu! Tidak ada yang salah.

Demikianlah sharing kita kali ini.

YBU.