Dalam kekristenan, kita mengenal begitu banyak
denominasi. Saya rasa, untuk menyebutnya satu persatu kita bisa cukup repot
dibuatnya.... tetapi secara garis besar kita lebih mengenalnya dengan protestan
dan kharismatik, tentu, selain ini masih banyak yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu.
Tiap denominasi ini, di dalam usahanya untuk memuji
dan menyembah Tuhan, tidak jarang mereka memiliki tata ibadah yang sangat
berbeda antara yang satu dan lainnya. Bahkan perbedaannya terkadang sampai
mendekati 100%. Jadi dapat saudara bayangkan bagaimana besarnya perbedaan dari
masing-masing denominasi ini di dalam tata cara ibadahnya kepada Tuhan.
Karena perbedaan-perbedaan inilah saudara, terkadang
antar denominasi mengalami benturan-benturan yang tidak sehat. Masing-masing
pihak bisa saja mengklaim bahwa tata cara yang mereka lakukanlah yang terbaik.
Meskipun tentang benturan-benturan ini secara terbuka memang belum pernah saya
dengar.... namun tidak tertutup kemungkinan satu denominasi melecehkan
denominasi lainnya hanya karena merasa cara yang mereka lakukan itu tidak
benar.
Bahkan saya pernah mendengarnya langsung dari
seorang “gembala” yang turut menghakimi bahwa denominasi yang berbahasa Roh itu
adalah tidak benar. Sebabnya...? karena dia berada pada denominasi yang tidak
menggunakan bahasa Roh dalam ibadah mereka.... pembicaraan ini... sudah barang
tentu hanya di konsumsi kalangan mereka sendiri... tapi baik itu di expose
ataupun tidak, kita tidak dapat memungkirinya bahwa perasaan untuk menganggap
hanya denominasi sendirilah yang paling benar sudah merasuk ke hati orang-orang
kristen pada umumnya....
Hal ini belum lagi kalau kita kaitkan pada
pihak-pihak luar yang sama sekali tidak mengenal kekristenan.
Seorang teman yang bukan kristen... juga pernah
mengungkapkan rasa herannya (meskipun setelah di pancing pembicaraannya). Dia
mengatakan mengapa begitu banyaknya denominasi dalam kekristenan...? dari
sekian banyaknya denominasi itu.... yang mana yang benar? Kalau melihat semua
tata cara ibadahnya yang tidak sama, seharusnya tidak mungkin semua benar?
Bagaimana mungkin ada yang menyembah Tuhan dengan hikmat dan ada yang menyembah
Tuhan dengan ratapan dapat dikatakan kedua-duanya benar?
Nah, keadaan yang begini.... sangat membingungkan
bagi dirinya.... terlebih lagi bagi satu jiwa baru yang akan bertobat. Jiwa
baru yang akan bertobat ini sudah tentu akan mencari tahu dari satu gereja ke
gereja yang lain.... dia akan berusaha mempelajari tentang kekristenan sebelum
pada akhirnya dia harus memilih untuk menjadi bagian dari kekristenan itu....
Apabila dia berkunjung di gereja dengan denominasi
A, dan untuk minggu selanjutnya dia
berkunjung ke gereja dengan denominasi B..... bukankah hal ini akan membuat dia
bertanya-tanya dalam hati? Di sana menyembah Yesus dengan cara ini..... di sini
menyembah Yesus dengan cara itu... dan seterusnya lagi bila dia memutuskan
untuk berkunjung pada gereja-gereja selanjutnya... intinya, makin banyak gereja
yang dia kunjungi, makin pusinglah dia..... dan celakanya.... bila
buntut-buntutnya dia memutuskan untuk menunda dululah niatnya....
Saudara, mengapa begitu banyaknya denominasi gereja
dalam kekristenan? Mungkinkah saudara pernah terpikirkan untuk menyatukan semua
denominasi kekristenan ini, sehingga nantinya cuma ada satu kekristenan yang
menggunakan satu tata cara ibadah saja? Maksudnya baik! Yaitu agar ada
keseragaman sehingga kebingungan-kebingungan yang terjadi dapat di tiadakan?
Bukankah gereja katolik sama sekali tidak memiliki banyak denominasi seperti
pada gereja-gereja protestan?
Kalau saudara pernah memikirkan hal itu,.... maka
jawabannya sebenarnya sudah ada wadah yang menampung aspirasi seperti ini.....
yaitu wadah yang di sebut dengan ouikumene, wadah ini, merupakan wadah
pemersatu dari begitu banyaknya kekristenan di dunia... termasuk juga gereja
katolik di dalamnya.... namun, tetap saja denominasi tadi tidak dapat
sepenuhnya di tanggalkan.
Tetap saja, tiap orang yang ikut dalam ouikumene itu
saling menganggap denominasi yang mereka wakili dalam ouikumene itu tetaplah
denominasi yang lebih baik dari semua denominasi yang lain.... tetap saja tiap
orang saling mengasihani orang yang lain denominasinya.... bukan karena kasih!
Namun karena menganggap temannya ini, telah tersesat dalam denominasi yang dia
ikuti....
Jadi begitu banyak orang yang saling mengasihani
satu sama lain.... hanya semata-mata karena dia berangapan bahwa orang yang di
kasihani itu telah tersesat dalam denominasinya... sama seperti orang yang
menganut baptisan selam mengasihani orang yang menganut baptisan percik.
Sebenarnya apa yang terjadi saudara? Mengapa begitu
banyaknya denominasi dalam kekristenan? Apa memang benar hanya ada satu
denominasi saja yang benar dan yang lainnya sesat? Atau sebaliknya,..... semua
denominasi itu benar di mata Tuhan walaupun cara mereka melaksanakan ibadah
sangat berbeda? Hal ini, kalau tidak dapat kita jelaskan, sudah tentu akan
menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang baru akan mengenal kekristenan...
dan bukan mereka saja..... bahkan bagi orang-orang yang sudah kristen sejak
lahirnyapun tidak sedikit yang bingung dengan kondisi seperti ini.
Sekarang, untuk mengulas tentang masalah di atas,
ada baiknya kita kembali dulu ke gigi netral. Jangan dulu ada yang beranggapan
bahwa denominasi dialah yang paling benar. Buang dulu semua baju denominasi
yang selama ini kita kenakan.... yaitu kefanatikan yang tanpa dasar itu.
Tanggalkan semua itu dan melangkahlah keluar dari lingkaran denominasi yang
kita ikuti selama ini.
Sekarang.... saudara semua bukan lagi orang
pantekosta, bukan lagi orang bethel, bukan lagi orang methodis, bukan lagi
orang protestan, dan bukan lagi orang denominasi manapun! Saudara sekarang ini
adalah orang KRISTEN ! Gereja saudara adalah GEREJA KRISTUS.
Aturan denominasi.... adalah aturan yang dibuat oleh
manusia. Termasuk didalamnya adalah aturan bagaimana tata cara ibadah dalam
denominasi-denominasi itu. Ada denominasi yang beribadah dengan cara
memuji-muji Tuhan dalam porsi yang besar.... itu juga di buat oleh manusia....
yaitu orang-orang yang dulunya adalah pionir dari denominasi itu.... begitu
juga dengan denominasi lainnya.... pionir mereka semua adalah yang merancang tata
cara ibadah dalam denominasi yang mereka dirikan. Sudah tentu, semua rancangan
itu mengacu pada Alkitab.... tapi seperti juga kita lihat sekarang, hampir 100%
tata cara ibadah mereka itu tidak ada yang sama dari satu denominasi dengan
denominasi lainnya. Mengapa demikian? Karena memang sudut pandang mereka semua
berbeda.
Jadi bagaimana sebaiknya kita?
Saudara, saya tidak mengajak saudara meninggalkan
aturan denominasi saudara, tetapi tidak baik bagi saudara, kalau sekiranya
saudara mengikuti aturan itu tanpa dasar dan menganggapnya lebih unggul dari
aturan yang ada dalam denominasi lainnya. Sehingga secara tidak langsung,
saudara telah menghakimi tata cara ibadah dalam denominasi lain sebagai hal
yang tidak benar. Saudara telah melakukan penghakiman dalam hal ini!
Kalau saudara belum mengetahui dasar dari aturan
itu, maka disinilah kita akan mengulasnya berdasarkan Alkitabiah. Sehingga
pandangan kita pada denominasi lain untuk selanjutnya, tidak lagi hanya di
lihat dari sudut pandang yang lama, yang hanya menganggap denominasi kitalah
yang paling benar!
Tuhan Yesus sendiri telah memberikan pengertian akan
kekristenan. Dalam InjilNya di katakan :
Lukas
7:41 "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang
pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.
7:42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia
menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan
terlebih mengasihi dia?"
7:43 Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan
hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
Perumpamaan ini, Tuhan sendiri yang mengatakannya
pada kita. Dengan kita dapat memahami perumpamaan ini, maka kitapun akan
mendapatkan gambaran yang jelas akan kedudukan denominasi-denominasi yang saat
ini bertebaran dalam tubuh kekristenan....
Tuhan Yesus mengatakan bahwa, orang yang merasa
lebih besar hutangnya..... akan mengucapkan lebih dalam berterima kasih. Hal
ini sama seperti bila saudara membutuhkan pertolongan,.... bila pertolongan itu
sungguh-sungguh sangat penting dan berarti bagi saudara,... maka saudara tentu akan lebih menghargai
pertolongan yang di dapat.
Lalu apa hubungannya dengan banyaknya denominasi
dalam kekristenan sekarang ini? Bukankah perumpamaan itu tentang penghapusan
hutang dan bagaimana mereka berterima kasih pada orang yang telah menghapuskan
hutang-hutang mereka?
Benar! Perumpamaan itu tentang hutang yang
dihapuskan.... dan bagaimana cara mereka berterima kasih.
Dan kebetulan pula....... hal ini adalah gambaran
dari kondisi kita sebagai manusia!
Sebagai ilustrasi,.... saya berikan contoh.
Misalkan saudara
adalah seorang yang sangat kaya raya. Kekayaan saudara tidak dapat terhitung
lagi jumlahnya..... bahkan, jumlah perusahaan yang saudara miliki sendiripun
saudara sudah lupa berapa pastinya.
Suatu hari, tiga
orang teman saudara datang menghadap. Mereka mengatakan kepada saudara bahwa
mereka benar-benar membutuhkan pertolongan dari saudara. Si A membutuhkan
pinjaman dari saudara sebesar Rp. 100 miliar, si B membutuhkan pinjaman sebesar
Rp. 10 miliar, dan si C, teman saudara ini juga membutuhkan pinjaman Rp. 50
juta.
Singkat cerita,
semua pinjaman mereka saudara setujui dan saudara berikan dengan perjanjian
bahwa semua pinjaman itu harus dikembalikan 1 tahun kemudian.
Hari yang di
nantikanpun telah tiba. 1 tahun telah berlalu dan semua sahabat saudara yang
saudara pinjamkan uang itu, sekarang ini telah berada di hadapan saudara.
Mereka semua, bertiga sudah duduk di hadapan saudara. Dari penampilan mereka,
sebenarnya saudara telah dapat menduga apa yang telah terjadi.
Si A datang
menghadap dan bersimpuh di hadapan saudara sambil berkata, memohon belas
kasihan dari saudara.... si A mengatakan bahwa bisnis yang telah dirintisnya
habis tertipu rekan kerjanya. Semua harta miliknya telah di sita dan masih
kurang untuk membayar semua hutang-hutang usahanya. Yang tersisa saat ini
hanyalah baju di badan. Dengan lirihnya dia berkata bahwa dia beserta isteri
dan anak-anaknya.... bersedia untuk mengabdi dan bekerja seumur hidup mereka
untuk membayar hutangnya pada saudara.
Si B demikian
juga.... dia merasa hutangnya itu tidak mungkin dapat terbayarkan meskipun dia
bekerja seumur hidupnya. Karena itu, dengan wajah memelas dia mengatakan hal
yang kurang lebih sama maknanya pada saudara.
Demikian juga
dengan si C, dia mengatakan bahwa uang lima puluh juta itu sungguh sulit dapat
dibayarnya saat ini..... karena itu dia juga menawarkan dirinya untuk bekerja
pada saudara meskipun tidak di gaji semata-mata agar hutang sebesar itu dapat
lunas.......
Sekarang.....
saudara termenung..... mereka bertiga adalah sahabat saudara sejak kecil.
Mereka bertiga... teman sepermainan saudara yang paling setia. Sekarang....
mereka bertiga juga yang bersimpuh dihadapan saudara mengharapkan belas kasihan
dari saudara. Pada dasarnya saudara adalah orang yang baik hati. Lalu bagaimana
mungkin saudara dapat bersikap kejam pada mereka?
Karena itu,
saudarapun mengatakan pada mereka bahwa surat hutang mereka yang saudara
pegang.... saudara robek. Dengan ini hutang mereka semua dinyatakan lunas!
Mereka tidak perlu mengabdikan diri layaknya hamba sahaya pada saudara. Mereka
tetaplah menjadi orang bebas.
Mereka berterima
kasih atas ini semua? Jelas!
Lalu bagaimana
cara mereka berterima kasih?
Si A, mungkin
bila bertemu saudara di jalan.... dia akan berusaha menyeberang jalan itu dan
menyalami saudara, mencium-cium tangan saudara sambil tidak henti-hentinya
mengucapkan terima kasih berkali-kali.
Si B, bila
berjumpa saudara di jalan bisa jadi melakukan hal yang sama, yaitu berusaha
untuk menghampiri saudara sambil menyalami saudara. Bisa jadi meskipun tidak
sedramatisir seperti si A, si B juga menyampaikan ucapan terima kasihnya pada
saudara.
Lalu bagaimana
dengan si C? Jelas dia juga berterima kasih pada saudara..... tapi bila berjumpa
saudara di jalan, bisa jadi si C hanya berusaha melambaikan tangannya dari
seberang jalan sambil berteriak..... terima kasih yah.....!
Lalu reaksi
saudara? Apakah saudara akan marah dan menarik kerah baju si C dan mengatakan
padanya..... kalau mau berterima kasih pada saya harus seperti si A. Cium-cium
tangan saya bila perlu cium-cium kaki saya! Begitu?
Sudah tentu
tidak bukan? Saudara tidak akan mempermasalahkan bagaimana cara mereka
berterima kasih pada saudara. Saudara tidak akan menyalahkan si C dengan cara
berterima kasihnya.... begitu juga saudara tidak akan menyalahkan si A karena
saudara di buat jengah dengan cara berterima kasihnya. Bagi saudara.....
bagaimanapun cara mereka berterima kasih.... itu sudah cukup. Sebab pada
dasarnya saudara mengasihi mereka semua.
Sekarang, kita sebagai orang kristen.
Dulu, kita adalah orang-orang yang berhutang
dosa..... hutang ini, harus kita tebus dengan harga yang sangat mahal
sekali.... yaitu dengan kematian kekal kita. Bagaimanapun kita berusaha untuk
membayar hutang ini..... tetap saja kita tidak akan sanggup! Kalau begitu....
apa harapan kita?.... sama sekali tidak ada! Kecuali kematian.... tidak ada
yang dapat membayar hutang kita!
Sekarang Yesus datang.... Dia dengan darah yang
tercurah,..... menawarkan diri untuk membayar semua hutang dosa kita itu.
Kematian yang harus kita tanggung sudah diambil alih olehNya. Dia yang
benar,..... harus mati demi menebus semua hutang dosa kita.
Adakah kita bersyukur atas ini semua? Adakah rasa
terima kasih kita untuk ini semua?
Jelas harusnya ada! Dan bagaimana cara kita
berterima kasih itu? Adakah seperti si A? Atau seperti si C?
Itu semua tidak masalah di hadapan Tuhan. Kita bisa
saja berterima kasih seperti si A (mungkin kita pararelkanlah dengan aliran
kharismatik) atau bisa saja kita berterima kasih seperti si B (bisa jadi
pararelnya lebih mendekati aliran protestan) atau bisa juga seperti si C, (saya
kurang tau pararelnya ke denominasi mana lagi nih...)
Intinya disini..... semua denominasi itu tidak ada
yang salah, selama mereka memuliakan,
memuji dan mengagungkan Tuhan Yesus! Tata caranya boleh berbeda-beda....
ada yang dengan tangisan, ada yang dengan puji-pujian...ada juga yang selalu
mengandalkan dengan berhikmat. Namun inti dari itu semua adalah untuk mengucapkan
terima kasih.
Mengapa demikian? Karena inti ibadah kristen memang
adalah dalam rangka mengucapkan terima kasih!
Atas apa?
Atas keselamatan yang telah kita peroleh dari
penebusan Tuhan Yesus! Setiap orang yang percaya Yesus, dia telah berpindah
dari kematian ke kehidupan
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku
dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan
tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Demikianlah kita!
Setiap yang percaya pada Yesus, dia sudah di jamin
masuk kedalam sorga. Jaminan ini pasti. Sepasti dengan kebangkitan Yesus bagi
kita. Karena itulah kita layak untuk mengucapkan terima kasih kita.
Semua ibadah yang kita lakukan itu, bukanlah dalam
rangka mencari pahala agar kita bisa masuk sorga..... bukan!......... tetapi
semua itu adalah dalam rangka mengucapkan terima kasih kita karena kita sudah
diselamatkan.
Ibadah kita berbeda dengan ibadah umat agama lain.
Ibadah kita di lakukan karena ucapan syukur kita.... keselamatan yang sudah
kita peroleh dalam anugerah Yesus.... patut kita syukuri... karena itulah kita
beribadah untuk memuliakan namaNya. Ibadah kita.... adalah bentuk pernyataan ucapan syukur! Bukan usaha
untuk mendapat tiket ke sorga!
Karena itu, saudara bebas untuk mengucapkan syukur
saudara dengan cara saudara. Tidak ada yang salah dalam mengucapkan rasa syukur
kita.... saudara dapat menggunakan cara yang menurut saudara cocok dengan
kepribadian saudara..... andai kata saudara menyukai dengan cara yang berurai
air mata, lakukanlah itu! Demikian juga bila saudara lebih menyukai untuk
mengucapkan syukur saudara ini melalui berbagai puji-pujian yang meriah, maka
lakukanlah itu! Tidak ada yang salah.
Demikianlah sharing kita kali ini.
YBU.