Tidak ada seorangpun
di dunia ini yang mau hidup jauh dari kasih.
Saat seseorang
jatuh dalam persoalan, dia membutuhkan kasih orang lain untuk saling berbagi
dan meringankan bebannya. Interaksi dari sesama kita yang dilandasi kasih akan
jauh lebih indah bagi yang bersangkutan.
Baik yang
memberi kasih maupun yang menerima kasih, pada dasarnya memiliki rasa
kepuasannya sendiri. Tidakkah pernah saudara rasakan bagaimana damainya hati
ini saat kita menyadari telah berhasil membantu seseorang dari kesulitannya? Jika
jawaban saudara tidak dan ingin merasakannya, maka cobalah saudara sesekali
membantu orang-orang miskin dengan hati yang tulus. Cukup saudara saja dan
Tuhan yang tahu, maka akan saudara rasakan bagaimana damainya hati saudara setelah
saudara melakukan perbuatan kasih itu.
Nah,
bincang-bincang kita tentang kasih ini, akan membawa kita dalam melihat kasih
yang bagaimana yang sebenarnya dari kita sebagai umat Yesus terhadap sesama, dan
kasih yang bagaimana yang sesungguhnya dari orang-orang dunia terhadap
sesamanya pula.
Tuhan kita Yesus
Kristus menghendaki kita saling mengasihi satu terhadap yang lain.
Matius
19:19
hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
22:39
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Yohanes
15:17
Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Dan masih banyak
lagi ayat-ayat tentang kasih lainnya yang Tuhan ajarkan kepada kita. Kasih yang
Tuhan inginkan dari kita ini tidak terbatas hanya pada sanak saudara dan
orang-orang dekat kita saja, tidak juga terbatas pada para sahabat dan
orang-orang yang baik kepada kita saja... tidak saudara.
Tetapi Tuhan
Yesus juga mengajarkan kepada kita untuk mengasihi orang-orang yang jahat
kepada kita. Orang-orang yang senantiasa mencari kesempatan untuk melampiaskan
kebenciannya kepada kita. Orang-orang yang selalu mencari permasalahan dan
sangat ingin membunuh kita. Orang-orang yang menganggap kita ini musuhnya dan
harus dibasmi dengan segera. Yah! Tuhan kita Yesus Kristus mengajarkan kita
untuk mengasihi mereka juga.
Matius
5:44
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Sekarang karena
sudah jelas apa yang Tuhan inginkan dari kita dalam menebarkan kasih, maka
menjadi bagian kitalah untuk melaksanakannya. Meskipun hal itu sepertinya tidak
masuk di akal manusia kita yang penuh dengan ego dan rasa balas dendam.
Tetapi yang
sering terjadi dalam jemaat Tuhan apa? Adakah mereka melakukan hal seperti yang
Tuhan mau dalam diri mereka?
Coba dengan
jujur saudara tanyakan dalam diri masing-masing, masih seringkah kita bergosip
tentang saudara kita yang seiman? Masihkah kita bocor mulut di mana-mana alias
menceritakan hal-hal yang tidak perlu tentang orang lain kepada orang lain? Tidakkah
saudara berfikir sebelum mulut saudara terucap kata-kata?
Dalam komunitas
gereja, ternyata tidak sedikit orang-orang yang masih hobby bergosip dan bermulut
bocor kemana-mana. Mengapa hal demikian masih saja terjadi dalam diri kita
saudara? Kemanakah kasih yang Tuhan ingin kita terapkan dalam kehidupan kita
itu? Mengapa tidak sekalipun mereka yang berbuat demikian menempatkan diri
mereka sebagai objek yang dibicarakan?
Terkadang,
orang-orang yang sempat tertarik untuk menjadi pengikut Kristus tersandung
dengan tingkah pola dari pengikut Kristus itu sendiri. Berapa banyak
orang-orang yang tadinya tidak mengenal kekristenan, kemudian setelah menjadi
kristen dan melihat tingkah laku orang-orang “gereja” akhirnya mulai kecil hati
dengan kekristenannya?
Kita tidak bisa
menyalahkan mereka karena tersandung dengan “kasih” orang-orang “kristen”
ini. Saat mereka menjadi kecewa karena tidak melihat perbedaan antara
orang-orang duniawi dengan orang-orang “kristen”
ini, saat itu juga bisa membuat mereka menjadi tawar hati dengan
kekristenannya.
Bagi orang yang
baru tertarik dengan kekristenan, dia akan memandang bagaimana damainya
orang-orang kristen ini. Bagaimana tercerminnya kasih di antara mereka. Bagaimana
baiknya mereka yang telah diselamatkan. Dan berbagai bagaimana-bagaimana yang
lainnya, yang dapat mencerminkan kehidupan damai sejahtera dalam kekristenan.
Tetapi setelah
mereka menjadi bagian dari kekristenan itu sendiri, barulah rasa terkejut,
kaget, kecewa menyergap mereka dengan segera. Saat mereka berkumpul dengan kaum
ibu “gereja”, mereka terkejut! Saat mereka berkumpul dengan kaum bapak di
gereja, mereka kaget! Ternyata gosip dan pergunjingan tidak jauh-jauh dari
mereka juga. Bahkan tidak sedikit yang bocor mulut kemana-mana memberitakan
masalah orang lain.
Saudara, saatnya
sekarang ini bagi kita untuk menyadari apa yang seharusnya tidak kita lakukan
lagi. Kalau selama ini kitalah orang yang bocor mulut itu, kitalah sumber gosip
itu, bertobatlah. Sebab itu telah mendukakan Tuhan kita.
Kita yang memang
hobby berbicara, bukankah sebaiknya kita mulai saat ini membicarakan hal-hal
yang lebih bermanfaat saja? Kita yang memang ingin menjadi sumber perhatian,
bukankah bisa kita salurkan dengan hal-hal yang lebih baik? Jangan ingin
menjadi sumber perhatian dengan cara bergosip. Ada banyak cara lain yang lebih
baik, saudara dapat saja menjadi sumber perhatian kalau saudara menjadi
pembicara dalam seminar, atau dalam diskusi, atau dalam keluarga dan komunitas
yang lebih kecil lagi. Jadilah pembicara rohani bagi mereka, maka saudara akan
menjadi sumber perhatian. Ini jauh lebih baik.
Sharing ini,
semoga dapat menyadarkan kita semua dari kehidupan yang jauh dari kasih Tuhan. Mulailah
sejak sekarang untuk stop bergosip, stop menjadi ember bocor, dan stop dari
kehidupan yang jauh dari kasih terhadap sesama.
Salam kasih.
GBU
-------------------------------------------------
Amsal
20:19. Siapa mengumpat, membuka rahasia,
sebab itu janganlah engkau bergaul
dengan orang yang bocor mulut.