Translate

Selasa, 20 November 2012

Trinitas


Ketuhanan Yesus Kristus

Yesaya
9:6 (9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

(Gelar ini, hanya dimilik oleh Tuhan. Namun lihatlah, itu adalah gelar yang disematkan pada seorang anak. Ini nubuatan untuk kedatangan Yesus.)


Yohanes
1:1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

(Firman yang adalah Allah, telah menjadi manusia. Ok-lah kalau masih ragu siapa manusia yang dimaksud. Nah ciri-ciri manusia “jelmaan” Tuhan sudah tentu dapat melakukan apa yang Tuhan dapat lakukan. Hal ini juga dinyatakan Yesus di ayat 14 di bawah ini)

Yohanes
14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

(apa pekerjaan-pekerjaan Yesus yang seperti pekerjaan Tuhan, yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan saja dan tidak dapat dilakukan siapapun juga? Cukup banyak, salah satunya adalah menghidupkan orang mati)

Yohanes
11:43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!"
11:44 Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."

(Hanya Tuhan saja yang dapat menghidupkan orang mati. Dan hanya Tuhan saja yang memilik kehidupan dalam diriNya sendiri. Siapapun mahluk hidup, tidak bisa memiliki kehidupan atas kehendaknya sendiri, semua hanya bergantung pada kemurahan Tuhan. Kalau Tuhan menghendaki seseorang mati, maka matilah orang itu. Tetapi Yesus, memiliki kehidupannya sendiri sama seperti Tuhan.)

Yohanes
5:21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.

5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.

(Penghakiman akhir jaman, hanya dapat dilakukan oleh Tuhan saja. Karena Dialah hakim yang seadil-adilnya... tetapi ternyata penghakiman itu akan dilakukan oleh Yesus. Hal ini karena memang Dialah Tuhan itu.)

2 Timotius
4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Yohanes
5:22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,

(Bahkan, Yesus sendiri juga mengaku kalau Dia dan Bapa adalah satu. Yaitu sama-sama Tuhan yang maha esa)

Yohanes
8:28 Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.

10:30 Aku dan Bapa adalah satu."

14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

(Sebagai ilustrasi, jika saudara memiliki toko A dan juga memiliki toko B, bila ada orang yang bertanya, “Siapa pemilik toko A ini?” kepada saudara. Maka saat saudara menjawab “Bila sekarang anda melihat pemilik toko B ini, maka berarti anda sedang melihat pemilik toko A juga.”

Apa artinya disini saudara? Artinya pemiliki toko A dan toko B jelas 1 orang.

Begitu juga bila saudara menjawab “Pemilik toko A dan toko B adalah satu.”

Bukankah ini pernyataan yang cukup jelas dan mudah dimengerti?)

(Apakah pengakuan ini tersirat dengan jelas? Benar, sangat jelas sekali... hal ini disadari oleh orang-orang Yahudi sampai-sampai Yahudi begitu marahnya sehingga ingin membunuh Yesus. Mereka beranggapan Yesus telah menghujat Tuhan.)

Yohanes
5:18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.

(Perhatikan ayat wahyu di bawah ini, terutama apa ayat ke 18. Siapakah yang pernah mati dan sekarang hidup lagi? Hanya Yesus seorang. Dan Dialah yang awal.... dan yang akhir... tidak ada satu oknumpun yang menjadi awal dari seluruhnya dan menjadi akhir dari semuanya kecuali Tuhan sendiri.)

Wahyu
1:13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
1:18 dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

(Jadi berdasarkan ayat-ayat di atas, dapat kita simpulkan Yesus, adalah Tuhan sendiri. Yaitu Firman yang telah menjadi manusia, memiliki kemampuan yang hanya dimiliki Tuhan saja, dan sekaligus pengakuan Yesus sendiri kalau Dia adalah Tuhan itu sendiri.)



NB :    Untuk mengenal ketuhanan Yesus baca juga buku sharing ke 04 dengan judul “Memahami Yesus Yang Manusia Dan Yang Tuhan”

http://sharingkristiani.blogspot.com/2012/08/memahami-yesus-yang-manusia-dan-yang.html


----------------------------------------------------------------------



Ketuhanan Roh Kudus


Matius
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

(Dapat kita lihat di ayat 20 ini, bahwa malaikat berbeda dengan Roh Kudus. Jadi dalam hal ini, Roh Kudus satu pribadi yang berbeda dari malaikat. Saat kita berbicara tentang Roh Kudus, kita harus fokus pada satu Roh tertentu. Sekarang siapakah Roh Kudus ini?, benarkah Roh Kudus ini adalah Roh Tuhan?)

(ayat di bawah ini menjelaskan bahwa setiap orang percaya, akan memperoleh Roh Kudus dan Roh Kudus ini akan berdiam dalam diri mereka. Ingat, pada diri orang percaya, akan berdiam Roh Kudus. Tidak pernah dikatakan lagi ada Roh lain yang akan mendiami diri orang percaya selain hanya Roh Kudus saja.)

1 Korintus
6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

Kisah Para Rasul
8:17 Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.

10:47 "Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?"

(Nah, sekarang kalau ada pembicaraan tentang Roh yang berdiam dalam diri orang percaya, maka itu tentu mengacuh pada Roh Kudus.... di bawah ini ada ayat yang cukup menarik)

Matius
10:19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
10:20 Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.

(Dapat kita lihat di sini? Jelas dikatakan Roh Bapamu yang ada di dalam kamu, yaitu dalam diri orang percaya, yang akan berkata-kata. Yang harus kita perhatikan adalah... dalam diri orang percaya, selain roh manusianya, hanya ada satu Roh lain yaitu Roh Kudus..... sekarang dikatakan bahwa “Roh Bapamu” yang akan berkata-kata dalam diri orang percaya. Jelas yang dimaksud dengan Roh Bapamu ini adalah Roh Kudus itu sendiri.)

(sekarang kita tambah lagi dengan ayat berikut ini: )

Galatia
4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

(di galatia ini juga dikatakan bahwa Roh Anak-Nya, yang juga di dalam hati kita akan membuat kita berseru ya Abba, ya Bapa.... siapakah Anak yang dimaksud oleh Tuhan di atas? Jelas Yesus Kristus... dan Roh Anak ini... juga ada di hati atau dalam diri orang percaya... sedangkan Roh dalam diri orang percaya adalah Roh Kudus.... maka jelas Roh Anak ini, yaitu Firman yang kita kenal dengan Yesus Kristus.... juga adalah Roh Kudus...)

Yohanes
15:26. Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.

(Roh Kudus adalah Roh Kebenaran yang dari Bapa. Bapa adalah Roh, dan Roh yang keluar dari Bapa adalah Roh Bapa sendiri. Karena itu setiap orang percaya akan dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Meskipun malaikat juga kudus, tapi malaikat tidak setara dengan Roh Kudus, karena itu orang percaya tidak pernah di baptis dalam nama malaikat. Jadi Roh Kudus melebihi dari kekudusan malaikat, dan memiliki kesetaraan dengan kekudusan Bapa dan Anak, kesetaraan Roh Kudus dengan Bapa dan Anak karena memang Roh Kudus adalah Roh Tuhan sendiri.)

Matius
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

1 Yohanes
5:7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.

(Sebagai ilustrasi, misalkan saudara pemilik toko dan memiliki beberapa karyawan. Jika saya atau orang lain menyuruh salah seorang karyawan saudara untuk meminjam sesuatu dari toko sebelah dengan mengatasnamakan saudara, apa yang saudara lakukan? Sudah tentu saudara akan menyangkal pada toko sebelah bahwa karyawan itu meminjam atas nama saudara. Bukankah begitu?)

2 Petrus
1:21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

(Tetapi dalam ayat 2 Petrus ini dikatakan, bahwa nubuat diucapkan oleh manusia karena dorongan dari Roh Kudus... dan nubuat itu mengatasnamakan Tuhan. Satu-satunya yang memungkinkan dalam hal ini adalah Roh Kudus yang mendorong orang-orang bernubuat mengatasnamakan Tuhan adalah Tuhan itu sendiri.... sebab kalau Roh Kudus bukan Tuhan, maka sama seperti ilustrasi di atas. Tetapi karena Roh Kudus adalah Tuhan sendiri, maka saat seseorang bernubuat mengatasnamakan Tuhan menjadi tidak masalah karena mereka bernubuat atas doroang dari Tuhan sendiri (Roh Kudus) dengan mengatasnamakan Tuhan sendiri juga.

Ini sama seperti saudara sendiri yang memerintahkan karyawan saudara untuk meminjam sesuatu dari toko tetangga dan kalau di konfirmasi oleh toko tetangga, maka saudara tentu mengakuinya sebab memang saudara sendiri yang menyuruh karyawan tadi.)

Shallom.
Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan kita Yesus Kristus.

Amin.

Kamis, 01 November 2012

Pendewasaan Iman


Ibrani

5:12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.

-------------------------------------

Pernah saya mengalami sendiri dalam satu gereja telah diadakan suatu pembaptisan atas diri seorang bapak yang sudah cukup berusia. Dia telah menyatakan dirinya sebagai pengikut Kristus, dan karena itu dia telah menyerahkan dirinya untuk dibaptis. Terus terang, saya tidak mengetahui latar belakangnya mengapa dia sampai bersedia menjadi pengikut Kristus. Boleh jadi hal ini karena pengaruh dari isterinya yang memang telah menjadi pengikut Kristus sejak lama.

Sebagaimana kita ketahui bersama, sudah tentu sebelum yang bersangkutan diijinkan untuk memperoleh baptisan, dia juga telah mengalami pengenalan akan kekristenan. Dia juga harus belajar ini dan itu tentang kekristenan, dan segala hal yang dirasakan perlu lainnya.

Saat pembaptisan selesai, tentu sebagaimana umumnya maka jemaat dalam gereja akan diundang untuk berdiri menyambut dia sebagai bagian dari anggota jemaat yang baru. Ada suka cita tentunya di antara jemaat. Ada rasa syukur kepada Tuhan karena seorang lagi anak manusia telah diselamatkan.

Selesai itu,.... selesailah sudah!

Jemaat pulang. Dan hari-hari terus berlalu seperti biasanya. Minggupun berganti minggu. Dan bulanpun berlalu dengan cepatnya.

Tanpa terasa satu tahunpun berlalu pula....

Dan tiba-tiba, terdengarlah berita LUAR BIASA!

Si A, yang tempo hari sudah dibaptis, sekarang telah murtad! Dia telah kembali pada kepercayaannya yang lama. Dengar-dengar, dia murtad karena telah beberapa bulan ini dia telah menerima bantuan sekarung beras setiap bulannya dari tetangga yang beragama sama seperti agamanya yang lama.

Wah, pendeta mulai sibuk. Dibentuklah tim kecil terdiri dari beberapa orang. Mereka bermaksud untuk mengunjungi yang bersangkutan dengan tujuan ingin “menarik” dia kembali kepada Kristus.

Apa yang terjadi saudara? Saat tim kecil ini berkunjung ke rumah yang bersangkutan, tetangganya ini datang menghadang dengan pesan yang cukup jelas. Kurang lebih begini :

“Jangan pernah sekalipun menginjili lagi si A!, sebab dia sudah beragama X. kalau kalian berani coba-coba, rasakan sendiri akibatnya!”

Alkisah, kembalilah tim kecil ini dengan kecil hati pula. Saat kembalinya tim kecil ini ke gereja, saat itu juga bubarlah tim kecil ini. Tamat.

Hari-hari berikutnya saat jemaat mempertanyakan mengapa hal demikian bisa terjadi, maka jawabannya tentu sudah dapat saudara duga.

“si A tidak kuat iman, dia terlalu materialistis, masak cuma di sogok sekarung beras tiap bulan dia kembali murtad? Orang yang kuat iman tidak mungkin murtad!”
“itu salah dia sendiri, dia lebih memilih duniawi, tidak tahan cobaan, orang yang kuat iman tidak mungkin murtad!”

Dan seribu satu jawaban lainnya yang mengandung satu inti yang identik, yaitu salah si A sendiri. Titik.

----------------------------------

Sungguh menyedihkan sekali kalau keadaan ini terjadi dalam gereja dimana saudara berjemaat. Saat si A bertobat, ada suka cita bukan saja di gereja namun juga di sorga. Bukankah itu yang Alkitab katakan? Dan sekarang? Saat dia murtad....???

Kita memang tidak bisa mengetahui latar belakang seseorang bertobat itu apa. Apakah dia punya motivasi tersembunyi atau tidak, itu memang di luar kuasa kita. Bisa saja seseorang itu “bertobat” hanya dengan maksud untuk mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri. Bisa saja.

Namun demikian, karena kita tidak bisa mengetahui dengan pasti motivasi sesungguhnya dari mereka yang bertobat, maka kitapun tidak berhak untuk berpendapat seseorang itu bertobat dengan motivasi tidak jujur. Sebab kita memang tidak bisa mengetahuinya bukan?

Yang paling logis bagi kita adalah tetap menganggap mereka bertobat dengan tulus. Itu saja.

Mengapa saya perlu menegaskan akan hal ini? Karena tidak sedikit orang yang akan membela dirinya dari rasa ikut bertanggung jawab atas kemurtadan seseorang seperti di atas, dengan beralasan bahwa yang bersangkutan memang tidak bertobat sungguh-sungguh dulunya. Cuma mencari keuntungan pribadi dalam jemaat, dan kalau keuntungan pribadi itu tidak didapatkannya lagi, maka dia akan otomatis murtad. Itu yang sering dilontarkan mereka yang mau lepas dari rasa tanggung jawabnya atas keadaan ini.

Saudara, jangan pernah sekalipun kita sampai mengatakan hal yang demikian. Sebab kalau sekiranya si A itu memang tidak memiliki motivasi jelek dalam pertobatannya dulu, maka otomatis kita sudah menjadi seorang penfitnah. Kita telah menfitnah dia untuk hal yang tidak dia lakukan.

Dengan kemurtadan dia saja kita sudah seharusnya merasa ikut bersalah, lalu masihkah kita akan menambahkan kesalahan kita dengan ikut menfitnahnya pula?

Kesalahan yang ditimpakan pada orang yang murtad, dengan mengatakan bahwa dia tidak kuat iman, adalah seperti melemparkan kotoran pada muka kita sendiri. Mengapa demikian?

Dalam kasus si A yang kembali murtad di atas, sebenarnya kesalahan bukan pada si A sendiri. Tetapi sesungguhnyalah, kesalahan itu ada pada gembalanya, plus seluruh majelis dan jemaat di gereja itu.

Apa korelasinya sampai bisa begitu?

Begini, seandainya saja, gembala atau pendeta pada gereja di mana si A berjemaat (anggap saja gereja Q) ini ditawari untuk menduduki suatu jabatan penting seperti jadi gubernur misalkan, terus diberikan sebuah rumah mewah, diberikan beberapa gadis muda dan cantik-cantik sebagai isteri, lalu ditambah lagi dengan sebuah perusahaan besar sebagai milik pribadi.... dan segala fasilitas lainnya yang cukup mengiurkan hanya dengan satu syarat, MURTAD dan HUJATLAH YESUS!

Kira-kira.... mau tidak pendeta ini murtad dan menghujat Yesus?

Seorang yang benar-benar mengenal siapa Yesus itu sesungguhnya, bagaimana tanpa Yesus dia dipastikan bakalan ke neraka dan mengalami kematian kekal, sudah pasti akan dengan tegas menjawab “TIDAK !”

Benar, jawaban itu pasti dan tanpa kompromi lagi. Pendeta di gereja Q itu pasti tidak akan pernah bisa murtad dan menghujat Yesus hanya demi semua kenikmatan duniawi itu. Tidak akan pernah!

Bagaimana dengan saudara? He..he... intermezo sedikit.

Lalu sekarang kembali ke si A tadi. Kalau pendeta di gereja Q itu tidak akan pernah bisa murtad demi jabatan gubernur, rumah mewah, beberapa isteri yang muda dan cantik-cantik serta perusahaan besar milik pribadi, lalu mengapa si A ini bisa dengan entengnya murtad hanya demi sekarung beras setiap bulannya?

Coba kita pikirkan dengan nalar yang sehat!

Bagaimana mungkin si A, dengan entengnya bisa murtad hanya demi sekarung beras, sementara pendeta itu tidak mungkin murtad dengan tawaran kekayaan yang seabrek-abrek banyaknya?

Apa jawabannya saudara?

Jawabannya jelas karena si A ini, tidak mengenal siapa Yesus sesungguhnya. Itu saja!

Kalau si A juga mengenal siapa Yesus itu sesungguhnya sama seperti apa yang dikenal oleh pendeta gereja Q itu, mustahil dia mau murtad. Jangankan hanya demi sekarung beras, demi seluruh dunia inipun dia tidak akan pernah mau murtad dan menyangkal Yesus.

Lalu sekarang salah siapa kalau si A sampai tidak bisa mengenali siapa Yesus itu sesungguhnya? Mengapa saat si A menjadi bagian dari jemaat gereja Q, pendeta dan majelis sekaligus jemaat di gereja itu tidak ikut merasa terbebani untuk mendewasakan iman si A?

Mengapa setelah si A murtad dan bukan bagian dari jemaat lagi, baru pendeta dan seluruh jemaat dalam tim kecil itu sibuk berusaha untuk menjangkaunya kembali? Mengapa? Bukankah saat dia bagian dari jemaat banyak peluang waktu untuk mendewasakan iman dia? Pendeta sibuk? Kalau begitu jangan sibuk kalau ada yang murtad! Tunggu saja saat dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Tuhan.

Tugas pendewasaan iman jemaat, pertama-tama adalah menjadi tugas pendeta. Pendetalah yang menjadi gembala jemaat. Karena itu tugas utama pendetalah untuk mendewasakan iman jemaatnya.

Majelis dan jemaat di gereja itu baru bisa ikut berperan untuk mendewasakan iman sesama jemaat kalau iman mereka sendiri sudah dewasa. Disinilah diperlukan pemuridan itu. Kalau pemuridan ini bisa berjalan dengan baik, maka otomatis tugas pendewasaan iman di antara jemaat (terutama jemaat baru) akan lebih ringan bagi pendetanya. Sebab tugas itu tidak diemban sendirian oleh pendeta yang bersangkutan.

Jadi dalam hal murtadnya si A, pertama-tama yang harus dipersalahkan adalah pendeta di mana si A berjemaat. Terlebih lagi sebelum si A dibaptis dia telah terlebih dahulu mendapatkan “pendidikan” oleh pendeta di gereja yang bersangkutan.

Saya tidak tahu jenis pendidikan seperti apa yang telah diberikan sehingga, bahkan setelah di baptispun, ternyata si A masih belum mengenal siapa Yesus, dan bagaimana perlunya dia akan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya.

Kalau melihat bagaimana dengan mudahnya si A murtad, maka sudah dapat dipastikan bahwa pendidikan yang telah di peroleh sebelum pembaptisannya itu telah gagal total.

Karena itu saudara, janganlah pernah kita menganggap sepeleh pendewasaan iman ini.

Seseorang yang mengikuti Yesus tapi tidak mengenal siapa Yesus itu sendiri, dia sama seperti telur di ujung tanduk. Setiap saat, dia akan dengan mudahnya menyangkal Yesus. Keselamatannya berada dalam bahaya. Dan bukan keselamatannya sendiri saja, bahkan keselamatan seisi rumahnya.

Itulah mengapa kita sering melihat bagaimana dengan mudahnya seorang ayah atau ibu memberikan ijin anaknya untuk memeluk agama lain hanya demi menikah dengan orang yang tidak seiman.

Dalam pandangan mereka, agama manapun baik. Sebab semua agama mencari Tuhan. Jadi baik agama ini maupun agama itu sama baiknya. Yang penting tidak berbuat jahat. Itu saja.

Yohanes

14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Klaim Yesus jelas, hanya Dia saja yang membawa hidup. Tanpa Dia, kita tidak akan sampai ke tempat Bapa. Karena itu menjadi PR kita semua untuk saling mendewasakan iman sesama. Semoga sedikit ulasan kita ini dapat menjadi berkat bagi yang membutuhkan.

YBU.