Translate

Jumat, 24 Agustus 2012

Haruskah Setia Pada Gereja Lokal ?


Ada kasus menarik yang pernah terjadi, dimana kasus seperti ini mungkin saja banyak terjadi di antara kita, bahkan mungkin juga pada diri kita sendiri.

Suatu saat misalkan ada seorang kristen dari denominasi tertentu yang karena satu dan lain hal, membuatnya harus berpindah daerah kediaman. Sebenarnya ini bukanlah hal yang salah karena selama kita masih hidup dan mencari nafkah di dunia ini, apapun dapat saja terjadi termasuk harus meninggalkan kampung halaman kita.

Konsekwensi dari berpindahnya daerah kediaman sudah barang tentu juga kita harus menghadapi lingkung yang juga baru, teman-teman baru, dan juga tempat berjemaat di gereja yang juga baru bagi kita. Sangat mungkin sekali denominasi gereja yang adapun berbeda dengan denominasi dari tempat gereja kita yang dahulu.

Nah, seorang kristen ini, karena memang tidak dapat menemukan gereja dengan denominasi yang sama seperti pada daerah asalnya, telah memutuskan untuk tidak berjemaat pada gereja manapun yang ada pada daerahnya yang baru tersebut…. Mungkin, inilah bentuk kesetiaan yang dapat dia tunjukkan pada denominasi gereja yang pernah dia ikuti….. Good…very nice…! But is that true ?

Baiklah mari kita ulas apakah ini sebagai contoh yang patut ditiru oleh kita orang-orang yang percaya, sebagai bentuk kesetiaan jemaat pada “gerejanya”. Hati-hati Saudara, karena tidak sedikit “para gembala” pada gereja-gereja tertentu yang telah mengajarkan orang percaya yang berjemaat ditempat mereka untuk tetap setia hanya pada gereja lokal atau denominasi yang bersangkutan saja!

Saya memberikan tanda kutip pada para gembala di atas karena terus terang, status yang bersangkutan sebagai gembala yang benar amat sangat diragukan, jikalau masih memberikan pemahaman yang menyesatkan pada orang-orang percaya, terlepas apa motivasi yang ada dibalik itu.

Pertama-tama kita kupas terlebih dahulu apa yang dinamakan dengan gereja menurut Alkitab. Dalam Alkitab versi King James yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia dalam bahasa sehari-hari kata “gereja” terdapat hanya dalam 1 ayat saja, yaitu pada :

Matius  16 (bahasa sehari-hari)

16:18 Sebab itu ketahuilah, engkau adalah Petrus, batu yang kuat. Dan di atas alas batu inilah Aku akan membangun gereja-Ku, yang tidak dapat dikalahkan; sekalipun oleh maut!

Pada terjemahan resminya sbb:

16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Dalam hal ini jelas yang dimaksud gereja-Ku adalah jemaat-Ku. Artinya gereja adalah jemaat! Bukan gedung gereja, apalagi denominasi!

Dalam versi inggrisnya sbb:

16:18 And I say also unto thee, That thou art Peter, and upon this rock I will build my church; and the gates of hell shall not prevail against it.

Jadi church di sini bukanlah gedung gereja. Mungkin hal ini dapat kita perjelas lagi dengan ayat yang lain, yaitu pada :

Kolose  4

4:15 Sampaikan salam kami kepada saudara-saudara di Laodikia; juga kepada Nimfa dan jemaat yang ada di rumahnya.

Versi inggrisnya

4:15 Salute the brethren which are in Laodicea, and Nymphas, and the church which is in his house.

Mungkinkah ini gedung gereja?
Ok, jika kita telah sepakat pada hal ini, bahwa gereja yang sesungguhnya adalah jemaat dan bukan gedung, bangunan ataupun denominasi gereja yang ada disekitar kita, mari kita melangkah ketahap selanjutnya. Yaitu tentang kesetiaan!

Kesetiaan memang hal yang dituntut oleh Tuhan kepada kita orang-orang percaya. Tetapi yang perlu kita cermati adalah kesetiaan kepada siapa yang Tuhan tuntut dari kita. Adakah kesetiaan itu untuk jemaat, gedung gereja atau denominasi?

Kisah Para Rasul  11

11:23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan,

Hanya pada Tuhan Yesus saja kita harus setia. Alkitab telah menjawabnya dengan sangat jelas. Hanya kepada Tuhan Yesus kita perlu setia sampai mati!

Dasar iman kita semestinya jelas. Sebagai orang percaya, kita hanya beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Dan bukan kepada gedung gereja atau denominasi gereja  manapun, apalagi kepada seorang pendeta! Kalau kita beriman kepada Tuhan Yesus, maka seyogyanya dimanapun Tuhan Yesus diagungkan, kita layak berjemaat di sana. Mau denominasi A ataupun denominasi B.

Memang ada sebagian “aliran kristen” yang sebenarnya bukan kristen, bukan umat Kristus, yang justru menyesatkan disekitar kita. Hal ini tidak dapat disangkal karena Alkitabpun telah memperingatkan kita.

Kisah Para Rasul  20

20:30 Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.

Namun demikian, janganlah lantas kita terlalu curiga dalam segala hal. Bukankah di dalam diri kita orang percaya ada berdiam Roh Kudus? Rohlah yang akan mengajarkan kita segala sesuatunya. Saya tidak mengatakan bahwa apa yang telah diajarkan para gembala kita salah, namun segala sesuatunya haruslah kita sandarkan hanya kepada Tuhan Yesus saja. Semua pengajaran yang tidak Alkitabiah atau tidak sesuai dengan Alkitab, sudah seharusnya kita tolak! Walaupun itu diajarkan oleh seorang gembala sekalipun.

Saya tertarik dengan suatu cerita yang pernah saya baca.

Kisah ini menceritakan tentang seorang petobat baru. Suatu ketika petobat baru ini kedapatan sedang begitu asiknya membaca dan mempelajari Alkitab seorang diri. Hal ini tidak luput dari perhatian seorang “gembala” (pendeta) gereja tempat dia berjemaat. Gembala tersebut mendekati petobat baru itu dan menegurnya bahwa tidaklah baik bagi dia untuk mempelajari sendiri isi Alkitab tersebut seorang diri, karena akan banyak hal-hal yang membingungkan yang akan dia temui di dalam Alkitab tersebut. Dan kalau ini terjadi dikhawatirkan petobat baru tersebut akan tersesat.

Jadi, - saran sang gembala - adalah lebih baik bila Alkitab itu biarlah para gembala saja yang mempelajarinya sedangkan jemaat, termasuk petobat baru ini, cukup bertanya dan mendengarkan pengajaran dari para gembala ditempat dia berjemaat. Hal ini untuk mencegah penafsiran yang keliru, kurang lebih begitu saran sang gembala.

Wow!, suatu saran yang cukup baik, bila kita tidak cukup peka menerimanya. Tetapi apa jawaban petobat baru tersebut.

Petobat baru tersebut menjelaskan bahwa dia adalah seorang peternak sapi perah yang baru mengenal Tuhan Yesus. Suatu ketika, mungkin sebelum pertobatannya, dia pernah jatuh sakit dan sama sekali tidak dapat bangun dari tempat tidurnya. Untuk itu dia telah mengupah seseorang untuk memerah susu sapi miliknya seperti yang selama ini dilakukannya.

“Tetapi apa yang telah saya dapatkan?” tanyanya pada gembala tersebut. Ternyata susu sapi yang telah diserahkan padanya oleh orang upahan tersebut adalah susu sapi yang telah dicampur dengan air. Tidak murni lagi!

Karena itu petobat tersebut bertekad, jika dia menginginkan pemahaman Alkitab yang murni, maka dia harus mengambilnya sendiri dari sumbernya. Yaitu Alkitab itu sendiri. Bukan dari para gembala, yang siapa tahu, apa yang diberikannya itu telah dicampur dengan “air”, yaitu dogma-dogma dari denominasi tertentu, disadari ataupun tanpa disadari oleh gembala yang bersangkutan.

Saudara terkasih, kalau kita mengaitkan cerita di atas dengan topik pembahasan kita tentang berjemaat pada denominasi atau gereja yang berbeda, maka mungkin sekali kita pernah mendengar kotbah sebagian dari “gembala” yang menekankan supaya jemaatnya jangan berpindah gereja. Pengajaran seperti ini Saudara, sama sekali tidak terdapat pada Alkitab. Pengajaran seperti itu sama sekali tidak Alkitabiah. Inilah susu yang telah dicampur air tersebut.

Mungkin saja ada di antara kita yang pernah berusaha mempelajari sendiri firman Tuhan dari sumbernya, Alkitab! Namun mungkin benar apa kata “gembala” tadi bahwa banyak hal-hal yang sulit untuk dimengerti yang ditemui di dalamnya. Lalu apakah ini berarti saran gembala tersebut benar?... Sudah tentu tidak!

Memang tidak salah bila kita memerlukan bimbingan untuk dapat memahami firman Tuhan, namun kita juga bebas untuk mencari dari sumbernya sendiri yaitu Alkitab. Dan apabila bimbingan yang kita dapatkan dari gembala terasa tidak lagi Alkitabiah, kita harus dapat menolaknya.

Pemahaman Alkitab yang murni tidak berasal dari para gembala, tetapi justru berasal dari Roh Kudus. Karena Rohlah yang akan mengajarkan kita segala sesuatunya, asalkan kita benar-benar rindu akan pengajaran-Nya. Para gembala yang sejatipun hanya dipakai oleh Tuhan sebagai salah satu sarana-Nya untuk memberikan pengertian yang benar tentang firman-Nya, namun para gembalapun mendapatkan pengertian akan firman Tuhan itu dari Roh Kudus juga. Jadi dapat disimpulkan Roh Kuduslah yang mengajarkan segala sesuatunya kepada kita orang-orang percaya. Dan Roh Kudus dapat bekerja pada siapapun tidak hanya pada para gembala saja. Seperti ayat berikut ini :

I Yohanes  2

2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

Yohanes  14

14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Jadi sebagai orang percaya sudah seharusnyalah kita menyandarkan segala pengajaran yang ada, pada Alkitab. Jangan takut tidak dapat memahami firman Tuhan (mohon Saudara baca “kumpulan sharing buku I” pada judul Dapatkah Alkitab Dipahami Sepenuhnya?). Sekarang seharusnya kita dapat memahami bahwa berpindah gereja ataupun denominasi bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan.

Hal ini semata-mata hanyalah masalah kepribadian kita saja. Sebagian orang mungkin cocok berjemaat di gereja yang beraliran hikmat, namun sebagian orang lagi mungkin lebih bertumbuh imannya bila dia berada di lingkungan jemaat yang beraliran kharismatik. Boleh-boleh saja, selama gereja yang dituju adalah gereja Tuhan kita, Yesus Kristus! Dan tanda yang khas pada gereja Tuhan adalah...., Tuhan Yesus diagungkan di sana.


Semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar