Ada kasus menarik yang pernah
terjadi, dimana kasus seperti ini mungkin saja banyak terjadi di antara kita,
bahkan mungkin juga pada diri kita sendiri.
Suatu saat misalkan ada seorang
kristen dari denominasi tertentu yang karena satu dan lain hal, membuatnya
harus berpindah daerah kediaman. Sebenarnya ini bukanlah hal yang salah karena
selama kita masih hidup dan mencari nafkah di dunia ini, apapun dapat saja
terjadi termasuk harus meninggalkan kampung halaman kita.
Konsekwensi dari berpindahnya
daerah kediaman sudah barang tentu juga kita harus menghadapi lingkung yang
juga baru, teman-teman baru, dan juga tempat berjemaat di gereja yang juga baru
bagi kita. Sangat mungkin sekali denominasi gereja yang adapun berbeda dengan
denominasi dari tempat gereja kita yang dahulu.
Nah, seorang kristen ini, karena
memang tidak dapat menemukan gereja dengan denominasi yang sama seperti pada
daerah asalnya, telah memutuskan untuk tidak berjemaat pada gereja manapun yang
ada pada daerahnya yang baru tersebut…. Mungkin, inilah bentuk kesetiaan yang
dapat dia tunjukkan pada denominasi gereja yang pernah dia ikuti….. Good…very nice…!
But is that true ?
Baiklah mari kita ulas apakah ini
sebagai contoh yang patut ditiru oleh kita orang-orang yang percaya, sebagai
bentuk kesetiaan jemaat pada “gerejanya”. Hati-hati Saudara, karena tidak
sedikit “para gembala” pada gereja-gereja tertentu yang telah mengajarkan orang
percaya yang berjemaat ditempat mereka untuk tetap setia hanya pada gereja
lokal atau denominasi yang bersangkutan saja!
Saya memberikan tanda kutip pada
para gembala di atas karena terus terang, status yang bersangkutan sebagai
gembala yang benar amat sangat diragukan, jikalau masih memberikan pemahaman
yang menyesatkan pada orang-orang percaya, terlepas apa motivasi yang ada
dibalik itu.
Pertama-tama kita kupas terlebih
dahulu apa yang dinamakan dengan gereja menurut Alkitab. Dalam Alkitab versi
King James yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia dalam bahasa sehari-hari kata
“gereja” terdapat hanya dalam 1 ayat saja, yaitu pada :
Matius 16 (bahasa sehari-hari)
16:18 Sebab itu ketahuilah, engkau adalah Petrus,
batu yang kuat. Dan di atas alas batu inilah Aku akan membangun gereja-Ku, yang tidak dapat dikalahkan;
sekalipun oleh maut!
Pada terjemahan resminya sbb:
16:18 Dan Akupun
berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-Ku dan alam maut
tidak akan menguasainya.
Dalam hal ini jelas yang dimaksud
gereja-Ku adalah jemaat-Ku. Artinya gereja adalah jemaat! Bukan gedung gereja,
apalagi denominasi!
Dalam versi inggrisnya sbb:
16:18 And I say also
unto thee, That thou art Peter, and upon this rock I will build my church; and the gates of hell shall not
prevail against it.
Jadi church di sini bukanlah
gedung gereja. Mungkin hal ini dapat kita perjelas lagi dengan ayat yang lain, yaitu pada :
Kolose 4
4:15 Sampaikan salam kami kepada saudara-saudara di
Laodikia; juga kepada Nimfa dan jemaat yang ada di rumahnya.
Versi inggrisnya
4:15 Salute the
brethren which are in Laodicea, and Nymphas, and the church which is in his house.
Mungkinkah ini gedung gereja?
Ok, jika kita telah sepakat pada
hal ini, bahwa gereja yang sesungguhnya adalah jemaat dan bukan gedung, bangunan
ataupun denominasi gereja yang ada disekitar kita, mari kita melangkah ketahap
selanjutnya. Yaitu tentang kesetiaan!
Kesetiaan memang hal yang
dituntut oleh Tuhan kepada kita orang-orang percaya. Tetapi yang perlu kita
cermati adalah kesetiaan kepada siapa yang Tuhan tuntut dari kita. Adakah
kesetiaan itu untuk jemaat, gedung gereja atau denominasi?
Kisah Para Rasul 11
11:23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih
karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua
tetap setia kepada Tuhan,
Hanya pada Tuhan Yesus saja kita
harus setia. Alkitab telah menjawabnya dengan sangat jelas. Hanya kepada Tuhan
Yesus kita perlu setia sampai mati!
Dasar iman kita semestinya jelas.
Sebagai orang percaya, kita hanya beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Dan bukan
kepada gedung gereja atau denominasi gereja
manapun, apalagi kepada
seorang pendeta! Kalau kita beriman kepada Tuhan Yesus, maka seyogyanya
dimanapun Tuhan Yesus diagungkan, kita layak berjemaat di sana. Mau denominasi
A ataupun denominasi B.
Memang ada sebagian “aliran
kristen” yang sebenarnya bukan kristen, bukan umat Kristus, yang justru
menyesatkan disekitar kita. Hal ini tidak dapat disangkal karena Alkitabpun
telah memperingatkan kita.
Kisah
Para Rasul 20
20:30 Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul
beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid
dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.
Namun demikian, janganlah lantas
kita terlalu curiga dalam segala hal. Bukankah di dalam diri kita orang percaya
ada berdiam Roh Kudus? Rohlah yang akan mengajarkan kita segala sesuatunya.
Saya tidak mengatakan bahwa apa yang telah diajarkan para gembala kita salah,
namun segala sesuatunya haruslah kita sandarkan hanya kepada Tuhan Yesus saja.
Semua pengajaran yang tidak Alkitabiah atau tidak sesuai dengan Alkitab, sudah
seharusnya kita tolak! Walaupun itu diajarkan oleh seorang gembala sekalipun.
Saya tertarik dengan suatu cerita
yang pernah saya baca.
Kisah ini
menceritakan tentang seorang petobat baru. Suatu ketika petobat baru ini
kedapatan sedang begitu asiknya membaca dan mempelajari Alkitab seorang diri.
Hal ini tidak luput dari perhatian seorang “gembala” (pendeta) gereja tempat
dia berjemaat. Gembala tersebut mendekati petobat baru itu dan menegurnya bahwa
tidaklah baik bagi dia untuk mempelajari sendiri isi Alkitab tersebut seorang
diri, karena akan banyak hal-hal yang membingungkan yang akan dia temui di
dalam Alkitab tersebut. Dan kalau ini terjadi dikhawatirkan petobat baru
tersebut akan tersesat.
Jadi, - saran
sang gembala - adalah lebih baik bila Alkitab itu biarlah para gembala saja
yang mempelajarinya sedangkan jemaat, termasuk petobat baru ini, cukup bertanya
dan mendengarkan pengajaran dari para gembala ditempat dia berjemaat. Hal ini
untuk mencegah penafsiran yang keliru, kurang lebih begitu saran sang gembala.
Wow!, suatu
saran yang cukup baik, bila kita tidak cukup peka menerimanya. Tetapi apa
jawaban petobat baru tersebut.
Petobat baru
tersebut menjelaskan bahwa dia adalah seorang peternak sapi perah yang baru
mengenal Tuhan Yesus. Suatu ketika, mungkin sebelum pertobatannya, dia pernah
jatuh sakit dan sama sekali tidak dapat bangun dari tempat tidurnya. Untuk itu
dia telah mengupah seseorang untuk memerah susu sapi miliknya seperti yang
selama ini dilakukannya.
“Tetapi apa yang
telah saya dapatkan?” tanyanya pada gembala tersebut. Ternyata susu sapi yang
telah diserahkan padanya oleh orang upahan tersebut adalah susu sapi yang telah
dicampur dengan air. Tidak murni lagi!
Karena itu
petobat tersebut bertekad, jika dia menginginkan pemahaman Alkitab yang murni,
maka dia harus mengambilnya sendiri dari sumbernya. Yaitu Alkitab itu sendiri.
Bukan dari para gembala, yang siapa tahu, apa yang diberikannya itu telah dicampur
dengan “air”, yaitu dogma-dogma dari denominasi tertentu, disadari ataupun
tanpa disadari oleh gembala yang bersangkutan.
Saudara terkasih, kalau kita
mengaitkan cerita di atas dengan topik pembahasan kita tentang berjemaat pada
denominasi atau gereja yang berbeda, maka mungkin sekali kita pernah mendengar
kotbah sebagian dari “gembala” yang menekankan supaya jemaatnya jangan
berpindah gereja. Pengajaran seperti ini Saudara, sama sekali tidak terdapat
pada Alkitab. Pengajaran seperti itu sama sekali tidak Alkitabiah. Inilah susu
yang telah dicampur air tersebut.
Mungkin saja ada di antara kita
yang pernah berusaha mempelajari sendiri firman Tuhan dari sumbernya, Alkitab!
Namun mungkin benar apa kata “gembala” tadi bahwa banyak hal-hal yang sulit
untuk dimengerti yang ditemui di dalamnya. Lalu apakah ini berarti saran
gembala tersebut benar?... Sudah tentu tidak!
Memang tidak salah bila kita
memerlukan bimbingan untuk dapat memahami firman Tuhan, namun kita juga bebas
untuk mencari dari sumbernya sendiri yaitu Alkitab. Dan apabila bimbingan yang
kita dapatkan dari gembala terasa tidak lagi Alkitabiah, kita harus dapat
menolaknya.
Pemahaman Alkitab yang murni
tidak berasal dari para gembala, tetapi justru berasal dari Roh Kudus. Karena
Rohlah yang akan mengajarkan kita segala sesuatunya, asalkan kita benar-benar
rindu akan pengajaran-Nya. Para gembala yang sejatipun hanya dipakai oleh Tuhan
sebagai salah satu sarana-Nya untuk memberikan pengertian yang benar tentang
firman-Nya, namun para gembalapun mendapatkan pengertian akan firman Tuhan itu
dari Roh Kudus juga. Jadi dapat disimpulkan Roh Kuduslah yang mengajarkan
segala sesuatunya kepada kita orang-orang percaya. Dan Roh Kudus dapat bekerja
pada siapapun tidak hanya pada para gembala saja. Seperti ayat berikut ini :
I
Yohanes 2
2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan
yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh
orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya
mengajar kamu tentang segala
sesuatu--dan pengajaran-Nya itu
benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu
tetap tinggal di dalam Dia.
Yohanes 14
14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan
kepadamu.
Jadi sebagai orang percaya sudah seharusnyalah kita
menyandarkan segala pengajaran yang ada, pada Alkitab. Jangan takut tidak dapat
memahami firman Tuhan (mohon Saudara baca “kumpulan sharing buku I” pada judul
Dapatkah Alkitab Dipahami Sepenuhnya?). Sekarang seharusnya kita dapat memahami bahwa berpindah gereja
ataupun denominasi bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan.
Hal ini semata-mata hanyalah masalah kepribadian kita
saja. Sebagian orang mungkin cocok berjemaat di gereja yang beraliran hikmat,
namun sebagian orang lagi mungkin lebih bertumbuh imannya bila dia berada di
lingkungan jemaat yang beraliran kharismatik. Boleh-boleh saja, selama gereja
yang dituju adalah gereja Tuhan kita, Yesus Kristus! Dan tanda yang khas pada gereja Tuhan adalah....,
Tuhan Yesus diagungkan di sana.
Semoga Tuhan Yesus memberkati
kita semua.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar