Belakangan ini Saudara, kita
dapat merasakan bagaimana kerasnya kesulitan hidup kita di negara ini. Untuk
membeli dan bukan meminta minyak tanah saja kita mesti mengantri hingga
berjam-jam, bahkan mungkin ada yang sampai berhari-hari. Belum lagi kesulitan
kita untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Memang hidup di jaman yang serba
maju ini tidak selalu enak. Kehidupan di kota metro politan misalnya, tidak
sedikit rakyat yang hidupnya sampai di bawah garis kemiskinan. Mereka harus
rela untuk tinggal di rumah-rumah kardus bahkan juga di kolong jembatan.
Semuanya itu memang kontras sekali dengan pemandangan di sekeliling mereka yang
di penuhi dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi.
Tetapi saya rasa, gambaran
kehidupan seperti ini tidak cuma ada pada negara kita saja. Hampir dapat
dipastikan gambaran serupa juga terjadi pada setiap negara di dunia ini.
Dimanapun kehidupan itu ada, selalu saja ada yang terpinggirkan atau yang
biasanya di sebut dengan panggilan yang “lebih terhormat” kaum marjinal!
Mungkin kalau kita kilas balik
dengan melihat keadaan di masa beberapa ratus tahun yang lalu, masa-masa di
mana kerajaan-kerajaan masih berjaya.
Saya merasa kehidupan mereka, terutama dari sudut perekonomiannya, sepertinya
lebih mandiri dibandingkan sekarang.
Pada masa itu, bilapun terjadi
resesi pada perekonomian negara-negara lain, terutama negara-negara yang
dianggap maju pada masanya, mereka tidak akan merasakan dampak apapun. Saya
yakin dan percaya walaupun pada masa itu terjadi perang yang hebat pada
kekaisaran romawi maupun kekaisaran di china, kehidupan rakyat pada
kerajaan-kerajaan di nusantara tetap adem ayem saja.
Tapi coba Saudara bayangkan
sekarang, bagaimana efeknya bila harga minyak dunia naik sampai lebih dari US
$100 per barrel, ataupun bila bank sentral Amerika menaikkan sedikit saja suku
bunganya? Walaupun kenaikan itu terjadi di luar negeri, yang negeri itu sendiri
mungkin saja tidak pernah kita kunjungi sampai kita mati, pengaruhnya amat
sangat terasa dalam kehidupan kita sekarang ini.
Mengapa ini semua bisa terjadi?
Mengapa kehidupan kita di negeri yang milik kita sendiri, harus ditentukan oleh
keputusan orang lain, bangsa lain, dan juga negara lain yang berada jauh dari
kita? Di alam kemerdekaan kita ini, ternyata kita masih hidup dalam pengaruh
orang lain. Kecewakah Saudara, karena kehidupan kita sekarang ini ternyata
tidak lebih baik dari pada kehidupan jaman baheula dulu? Bisa jadi!
Tetapi sekarang tidak ada jalan
lain kecuali kita harus memahami bahwa ini semua, semata-mata karena efek dari
globalisasi perekonomian dunia. Memang sekarang belum seratus persen
globalisasi perekonomian dunia terwujud. Masih ada kelompok-kelompok
perekonomian regional. Namun ada saatnya nanti, dimana semua perekonomian ini
akan benar-benar menyatu menjadi satu. Mungkin sekali…, mata uangnyapun akan
satu. Sama seperti yang sekarang ini sedang dirintis oleh negara-negara di
benua Eropa.
Memang, ini semua tidak mudah.
Namun bila suatu saat muncul satu kekuatan ekonomi yang sangat dominan di dunia
ini, apa hal ini masih dianggap mustahil untuk terlaksana? China adalah satu
contoh real untuk saat ini, dan di masa datang, mungkin saja ada negara atau
gabungan dari beberapa negara yang lebih dari China dalam hal kebangkitan
ekonominya.
Saudara, ini semua saya ceritakan
tidak lain hanya untuk menggambarkan bahwa, ada masanya nanti, perekonomian
semua negara di dunia ini akan menjadi satu kesatuan dalam arti yang
sesungguhnya. Walaupun mungkin system maupun mata uang setiap negara tidak
menjadi tunggal, namun pengaruh antar satu negara dengan negara lain dalam hal
perekonomian akan sangat kuat sekali, sehingga tidak ada satu negarapun yang
tidak bergantung kepada pemimpin ekonomi dunia tersebut.
Dan kalau ini sudah tercapai,
tahap selanjutnya apa yang akan terjadi?
Sekarang mari kita masuk ke dalam
inti dari sharing kita ini.
Dahulu sekali sebelum uang
ditemukan, manusia di dalam melakukan transaksi jual beli di kenal dengan
istilah barter. Yaitu manusia yang satu akan membawa barang yang dimilikinya untuk
di tukarkan dengan barang yang diperlukannya dari manusia yang lain. Memang ini
sangat merepotkan karena kemana-mana mesti membawa-bawa barang miliknya. Banyak
keterbatasan memang, coba bayangkan bagaimana bila kita hanya memerlukan satu
kilo daging sapi saja, apa kita harus “membarter” satu ekor sapi?
Karena semua keterbatasannya
inilah maka manusia tempo dulu – kalau tidak mau disebut purbakala – mencoba
mencari solusi lain yang paling efisien dan efektif untuk ber”bisnis” sehingga
orang yang memerlukan satu kilo daging tidak perlu harus membarter satu ekor
sapi.
Sejak ditemukannya uang sebagai
nilai tukar beberapa abad yang lalu hingga sekarang, praktis tidak ada
perubahan yang cukup berarti dalam hal kegunaannya. Hingga saat inipun kita
masih menggunakan uang sebagai nilai tukar dan sarana jual beli, baik barang
maupun jasa.
Walaupun pada beberapa kota besar
di berbagai negara sudah banyak juga yang mulai menggeser peranan uang ini di
dalam suatu transaksi – karena di dukung oleh perbankan yang ada – namun tidak
dapat dipungkiri bahwa mereka masih tetap mempergunakan uang dalam kehidupan
keseharian warganya.
Tetapi Saudara, kecendrungan
untuk mengakhiri peranan uang ini sebenarnya sudah terlihat sejak pihak
perbankan memperkenalkan produk yang namanya credit card atau kartu kredit.
Dengan kartu kredit seseorang yang memiliki rekening di bank yang bersangkutan
dapat berbelanja di supermarket-supermarket tanpa harus membawa uang tunai. Dan
kalau suatu negara sudah sangat maju, bisa jadi untuk belanja di pasar
tradisional juga tidak diperlukan lagi uang tunai. Menggunakan kartu kredit
memang sangat praktis dan aman karena kita tidak perlu lagi was-was kalau-kalau
dirampok dan lain sebagainya. Untuk membeli barang-barang yang bernilai
mahalpun kita tidak perlu lagi membawa-bawa satu tas penuh berisi uang.
Kemanapun kita pergi baik keluar
negeri sekalipun, kartu kredit tetap dapat diterima di sana. Jadi tidak perlu
lagi kita menukar satu tas penuh uang kita dengan dollar dan membawa-bawa
dollar itu kemanapun kita pergi. Cukup selembar kartu saja. Itu sudah cukup.
Praktis bukan?
Di sini saya tidak bermaksud
untuk mempromosikan kartu kredit kepada Saudara, tetapi justru saya ingin
menggambarkan bahwa era kartu kreditpun…, sebentar lagi akan digantikan oleh
teknologi yang terbaru.
Memang, sekarang ini belum
dipakai dan baru pada tahap uji coba saja. Namun dapat dipastikan setelah
segala sesuatunya sempurna, maka bisa jadi setiap kita akan diwajibkan untuk
menggunakannya.
Mengapa teknologi ini harus lahir?
Ini tidak lain karena sebagian orang telah dapat melihat kelemahan-kelemahan
yang ada pada kartu kredit. Bagi kita yang melihat kartu kredit ini sebagai
cara yang paling praktis ternyata sudah tidak sepraktis dan seaman yang kita
bayangkan.
Banyak kasus-kasus yang terjadi
dimana orang yang memegang kartu kredit menerima tagihan yang bukan menjadi
kewajibannya. Banyak pembobolan-pembobolan yang terjadi pada kartu kredit
seseorang. Belum lagi bila kartu kredit seseorang itu hilang atau tercuri, hal
ini berpotensi sekali orang yang bersangkutan akan kehilangan dana yang
dimilikinya. Memang semuanya itu dapat dicegah dengan cara memblokir kartu
tersebut, tetapi inipun kalau sempat diblokir dan cepat disadari oleh yang
berhak.
Bisa Saudara bayangkan seandainya
Saudara cuma mengandalkan satu kartu kredit saja dan Saudara sedang berada di
luar negeri seorang diri, tiba-tiba Saudara sadari kalau kartu kredit Saudara
telah hilang?
Karena itu, teknologi yang
terbaru ini dirasakan penting sebab banyak “manfaatnya” bagi Saudara sendiri
dan juga negara Saudara. Teknologi seperti apa itu?
Akhir-akhir ini telah ditemukan
sebuah bio-chip yang ukurannya sangat kecil sekali, yaitu hanya sebesar butiran
beras. Bio-chip ini terus dikembangkan dan diproduksi oleh Mxxxxxx atas pesanan
dari Mxxxxx Sxxxxxxx, sebuah perusahaan yang 51% dari sahamnya telah dibeli
oleh MC. Sebagaimana kita ketahui bahwa MC adalah perusahaan yang bergerak
dalam
bidang keuangan yang telah
bersaing ketat dengan VC dalam hal kartu kredit.
Bio-chip ini Saudara, rencananya
akan digunakan pada manusia sebagai identitas pribadi dari setiap orang yang
memakainya. Tidak akan pernah hilang dan tidak mungkin akan tertinggal karena
kita lupa membawanya seperti pada kartu kredit. Tidak pula dapat dirampok dan
disalah gunakan oleh orang lain… sebabnya mengapa? Tidak lain dan tidak bukan
karena bio-chip ini dipakai pada tangan kanan manusia. Bio-chip ini akan
ditanamkan disana! Di bawah kulit dan akan menjadi bagian dari diri manusia itu.
Seandainyapun karena satu dan
lain hal tidak mungkin ditanamkan di tangan, kan masih ada kepala? Bisa saja
chip ini ditanamkan di dahi manusia sebagai pengganti seandainya manusia itu
hidup tanpa tangan karena sesuatu sebab. Tidak ada manusia yang dapat hidup
tanpa kepala bukan?
Bisa jadi seandainya masa ini
tiba, tidak akan kita temui lagi uang yang beredar dalam bentuknya yang
konvensional seperti sekarang ini. Segala sesuatunya cukup dengan mengunakan
alat deteksi chip. Setiap orang akan diwajibkan untuk memiliki rekening di bank
tertentu dan setiap transaksi yang dilakukan mereka akan berpengaruh pada
rekening bank mereka masing-masing.
Petani yang memanen hasil
tanamannya, sewaktu menjualnya kepada pedagang tidak lagi melakukannya secara
tradisional, tapi cukup menyepakati harga komoditinya dan discan saja tangan
pembelinya untuk mengisi dana rekening petani tersebut di bank. Orang tua yang
memberi anak-anaknya uang saku begitu juga, cukup menscan tangannya untuk
memenuhi rekening masing-masing anak di bank mereka. Bisa jadi untuk ini semua
maka diwajibkan bagi rumah sakit bersalin agar menanamkan bio-chip tersebut
sewaktu bayi dilahirkan.
Orang yang bekerja tidak lagi
menerima gaji dalam bentuk uang tunai, tetapi mereka akan menemukan rekening
bank mereka akan bertambah sejumlah gaji mereka tiap bulannya. Dan pada saat
ingin memenuhi kebutuhan hidup mereka, cukup dengan ke pasar atau supermarket
terdekat, mengambil keperluan mereka dan menscan bio-chip yang ada pada tangan
mereka saja untuk membayarnya.
Mungkin sekali setiap bangunan,
setiap pintu dan apapun yang mungkin untuk dipasangi sensor bio-chip, akan
dilakukan agar pergerakan tiap orang dapat terpantau. Betapa nyamannya bukan,
bila suami isteri yang bekerja dapat tetap memantau pergerakan anggota
keluarganya setiap saat?
Sangat mungkin sekali program ini
akan mendapatkan dukungan dari pemerintahan tiap negara. Banyak keuntungan yang
bisa diperoleh dari teknologi ini. Bagi pemerintah, alat seperti ini akan
sangat berguna sekali dalam memantau mobilitas setiap warganya. Apapun kegiatan
warganya, dari yang baik-baik sampai kepada kegiatan yang dapat mengarah
kebentuk separatis, akan dapat dipantau.
Dapat menekan tindak kejahatan.
Tidak ada lagi penculikan karena keberadaan korbannya akan dapat di pantau dari
satelit, bahkan keberadaan si penculik sendiri juga terdeteksi. Semua
termonitor, sekecil apapun pergerakkan kita tidak luput dari perhatian lembaga
yang berwenang untuk mengawasinya.
Kejahatan perpajakan juga tidak
mungkin terjadi lagi. Semua arus kas tiap orang akan terdeteksi dari bank
mereka masing-masing. Karena tidak ada satupun transaksi yang melalui uang
tunai, maka semuanya itu akan tercatat dalam data base perbankan. Jadi
kejahatan dalam bidang keuanganpun tidak akan mendapat tempat lagi. Termasuk
juga korupsi.
Pendek kata, apapun akan berjalan
dengan aman dan tertib. Mungkin memang seperti inilah gambaran yang ideal pada
sebagian besar umat manusia tentang kehidupan di masa depan.
Adakah yang akan menentang ini
semua seandainya semua gambaran yang baik di atas – bahkan lebih – dipaparkan?
Apakah akan ada yang tetap beranggapan negara kita jangan ikut-ikutan, biarlah
mereka saja yang menerapkan semuanya itu, kita tetap dengan cara yang lama. Apa
ini mungkin sementara seluruh negara di dunia ini telah menghapuskan semua uang
tunai mereka?
Seandainya ada sebagian orang
yang menentang pemakaian bio-chip ini, apa mungkin mereka dapat hidup normal
sebagaimana penduduk yang lain? Coba Saudara bayangkan, bila mereka bekerja
pada seseorang, bagaimana upah mereka akan dibayar oleh majikan mereka kalau
mereka tidak memiliki rekening bank? Mau dibayar dengan uang tunai? Uang tunai
yang mana? Semua uang tunai sudah tidak berlaku lagi dan tidak beredar lagi.
Dibayar dengan emaspun tidak akan berguna karena bagaimana emas itu akan mereka
tukarkan dengan makanan? Semua perdagangan sudah dilakukan secara perbankan.
Bahkan dengan kehidupan yang demikian teratur, bukan mustahil setiap omset
penjualan dari pedagang besar sampai pedagang eceranpun terpantau dengan jelas.
Bagaimana pedagang eceran itu menjelaskan kalau barang dagangannya telah di
barter dengan emas? Jangan-jangan mereka akan dituntut dengan tuduhan
pengelapan pajak.
Lebih parah lagi bila
pemerintahan suatu negara sudah memberikan label sebagai pemberontak kepada
orang-orang yang menentang pemakaian bio-chip tersebut dengan alasan
menghindari pemantauan yang dilakukan oleh negara. Apalagi bila ditinjau dari
sudut keamanan maupun ekonomi, hampir tidak ada alasan apapun untuk menolak
teknologi bio-chip ini.
Jadi Saudara, bagaimana sebaiknya
kita orang-orang percaya? Ikut memakainya juga? Bukankah tidak ada sesuatu yang
membahayakan jika kita memakainya? Ini merupakan suatu bentuk kemajuan
teknologi, jadi apa salahnya? Bukankah memang lebih baik memakainya karena
banyak “keuntungan” yang akan kita peroleh dari pada menolaknya? Kalau kita
tidak mau memakainya justru celaka. Bagaimana kita dapat berdagang ataupun
bekerja? Uang tunai sudah tidak ada lagi. Belum lagi kalau pemerintah serius
dengan tuduhannya terhadap orang-orang
yang menolak memakai bio-chip tersebut sebagai para pemberontak.
Cari aman…., pakai saja……?
Ini berbahaya… sangat berbahaya
Saudaraku.
Tidak tahukah Saudara akan firman
Tuhan
Wahyu 13
13:16 Dan ia
menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin,
merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
13:17 dan tidak
seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai
tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
13:18 Yang penting
di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung
bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Saudara, Alkitab sudah jauh-jauh
hari menubuatkan semuanya ini. Bio-chip itu, merupakan salah satu alat yang
akan dipergunakan iblis di akhir jaman. Dan sekarang semuanya ini sudah mulai
tergenapi satu persatu.
Perusahaan Mondex ini Saudara,
telah merencanakan untuk memproduksi bio-chip ini sebanyak satu miliar unit
pertahunnya. Saat ini masih ada beberapa kendala yang menghambat pengunaan
bio-chip ini, antara lain masalah battery yang digunakan. Battery lithium yang
sekarang digunakan menurut informasinya akan dapat menyebabkan suatu bisul yang
ganas jika mengalami kebocoran pada kulit.
Perusahaan Mondex sendiri pada
dasarnya merupakan pengertian dari Money on your hand. Yaitu dari dua suku kata
:
MON =
MONetary
DEX =
DEXter = Right-hand side (Tangan sebelah kanan.)
Sesuai dengan wahyu Tuhan di
atas, perusahaan ini akan menanamkan bio-chip tersebut pada tangan kanan atau
pada dahi pemakainya. Tidak ada pengecualian, tua muda, besar kecil semuanya
akan menggunakan “tanda” bio-chip ini.
Dan bagi mereka semua yang
memakai bio-chip ini, pada dasarnya mereka semua telah menjadi pengikut iblis.
Anti kristus memang akan menguasai dunia Saudara, dan salah satunya dengan
menggunakan teknologi bio-chip ini sebagai tanda perhambaan kepada mereka.
Wahyu 14
14:9 Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga,
menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: "Jikalau seorang
menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada
tangannya,
14:10 maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang
disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api
dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak
Domba.
14:11 Maka asap api
yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam
mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta
patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."
Tidak ada pengampunan bagi kita
umat Allah yang telah mau memakai tanda tersebut. Jadi kalau kita tidak
memakainya, bagaimana konsekwensi dari kehidupan kita di dunia ini?
Memang berat! Tapi itulah harga
yang harus dibayar bagi keselamatan kita. Tuhan Yesus rela mati di kayu salib
untuk menebus dosa kita agar kita hidup. Namun bila kita, karena dunia ini
menghilangkan sendiri keselamatan yang ada pada kita, itu adalah resiko kita
sendiri.
Wahyu 13
13:10 Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan
ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh
dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.
Jangan menganggap enteng untuk
menolak tanda itu. Penyiksaan akan datang silih berganti pada kita orang-orang
percaya yang mampu menolak tanda tersebut. Dapatkah Saudara membayangkan,
karena menghindari bayi-bayi kita dipasang tanda tersebut pada saat lahirnya,
maka isteri-isteri kita harus bersalin sendiri dirumahnya masing-masing tanpa
alat-alat medis? Tanpa bantuan medis? Itupun kalau kita masih memiliki rumah!
Untuk sekedar mengisi perutpun
mungkin kita harus mengemis kesana kemari. Kalau Saudara beruntung, mungkin
Saudara masih dapat menanam sesuatu untuk dikonsumsi sendiri. Inipun mungkin.
Sebab seandainya Saudara sampai dianggap sebagai pembangkang dan pemberontak
oleh negara, apa lagi yang dapat Saudara lakukan selain melarikan diri ke
hutan-hutan dan hidup di sana seperti jaman nenek moyang kita dulu? Itupun…,
sekali lagi, kalau masih ada hutan!
Saudara, ini semua hanyalah….
sebagian kecil dari gambaran masa depan kita orang-orang percaya. Tidak ada
seorangpun dari orang-orang percaya yang lolos dari penyiksaan dan penindasan
anti kristus di masa mendatang. Akan banyak yang murtad dari antara orang-orang
percaya akibat tekanan yang luar biasa dari anti kristus.
Penyiksaan fisik yang satu sampai
pada penyiksaan fisik yang lain tidak dapat terkatakan lagi. Alkitab mengatakan
penyiksaan yang akan dihadapi itu adalah jenis penyiksaan yang belum pernah ada
dan yang tidak akan pernah ada lagi di dunia ini. Artinya penyiksaan itu adalah
penyiksaan yang luar biasa sekali. Itulah kenapa Tuhan kita Yesus Kristus amat
sedih mengatakan hal ini dalam firman-Nya.
Lukas 18
18:8 Aku berkata
kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu
datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"
Yesus akan datang di akhir jaman,
pada masa-masa anti kristus berkuasa. Dan pada saat datangnya nanti, semoga
saja masih ada orang-orang yang dapat mempersembahkan imannya kepada Tuhan,
walaupun mereka semua menghadapi penyiksaan luar biasa yang akan terjadi.
Harapan kita cuma satu, semoga Tuhan kita senantiasa menguatkan kita selalu di
dalam iman. Halleluyah…..
Semoga sharing ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar