Translate

Rabu, 29 Agustus 2012

Bagaimana Dosa Kita Ditebus? (Rahasia Baptisan)


Saya yakin, masih sangat banyak dari antara kita yang menyebut dirinya percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, masih memiliki kebimbangan dalam hati kecilnya, yang akhirnya bermuara pada pertanyaan-pertanyaan seperti ini: “apa benar, semua dosa saya telah di ampuni?”; “Apa benar nantinya saya bisa masuk sorga?” dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya.

Mengapa bisa timbul semua kebimbangan seperti itu? Apa sebenarnya yang mereka pahami tentang penebusan Yesus itu sendiri? Dan apa sebenarnya yang telah Tuhan Yesus perbuat atas semua dosa-dosa umat manusia?

Orang yang menjadi kristen dan percaya Yesus, ternyata sangat sedikit yang mau mencoba mengenal lebih dalam siapa Yesus dan apa yang telah Tuhan Yesus perbuat bagi manusia. Sebagian besar mereka yang telah menerima Yesus hanya mengenal Yesus dari luar saja. Yaitu bahwa Yesus itu Tuhan, bahwa Yesus itu datang untuk menebus dosa-dosa kita, bahwa jikalau kita mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, maka kita akan di jamin masuk sorga. Dan sebagainya.

Tetapi tahukah kita, apa dan bagaimana caranya dosa-dosa kita bisa ditebus oleh Yesus? Apakah dengan mengakuiNya saja dosa kita telah tertebus? Apakah ada alur logika yang dapat menjelaskan proses penebusan itu?

Tentang dosa, kita semua telah berdosa dan ini adalah fakta. Lantas apa kata Alkitab tentang dosa?

Yakobus

1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Roma

6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.



I Korintus

15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

Dosa akan melahirkan maut. Yaitu kematian baik jasmani maupun rohani. Dosa baru lunas di bayar kalau orang yang bersangkutan telah mengalami kematian. Sebab upah dosa adalah maut, yaitu kematian. Selama orang tersebut masih hidup, maka selama itu juga dia berada di bawah kuasa dosa. Setelah orang tersebut mati, maka kuasa dosa tidak ada lagi pada dirinya. Sebab hutang dosa telah lunas dia bayar dengan kematiannya. Inilah hakekat dosa sebenarnya yang membimbing kita pada kematian rohani karena mati dalam keadaan berdosa.

Dan celakalah kita karena kematian hanya datang satu kali pada kita. Tidak ada kesempatan kedua sehingga kita dapat diselamatkan. Alkitab sendiri telah menyatakan bagaimana kesudahan kita setelah mengalami kematian.

Ibrani

9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,

Tuhan telah menetapkan kita untuk mati satu kali dan setelah itu masuk pada penghakiman. Iman kita tidak mengenal yang namanya inkarnasi yaitu hidup berulang secara terus menerus. Karena itu jika kita mati saat ini, maka kita akan tetap menunggu untuk masa penghakiman.

Yesus memang datang untuk menebus dosa kita, tetapi melalui jalan bagaimana kita mendapatkan penebusan itu? Selama ini kita cuma tahu bahwa Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, tanpa sekalipun kita paham apa dan bagaimana caranya Tuhan kita Yesus Kristus memungkinkan kita hidup dengan dosa yang telah lunas terbayar.

Ketidak-tahuan kita ini sering membuat kita pada akhirnya merasa tidak yakin akan apa yang kita sendiri berusaha yakini. Tidak sedikit diantara kita walaupun mulutnya menyatakan “saya yakin mati masuk sorga” tetapi di hati kecilnya sendiri timbul keraguan yang selalu berusaha dia tekan sedapat mungkin.

Itulah mengapa masih banyak orang-orang kristen yang katanya yakin mati pasti masuk sorga tetapi setiap minggu merasa selalu wajib berdoa agar Tuhan mengampuni lagi dosa-dosanya. Kalau yang bersangkutan yakin mati masuk sorga, lalu buat apa masih merasa memiliki dosa-dosa dan selalu minta pengampunan sekali lagi dan lagi dan lagi setiap minggunya? Buat apa? Apakah dia mulai berfikir kalau nanti mati dan belum sempat minta pengampunan bisa ke neraka? Katanya yakin mati masuk sorga?.... (mohon saudara membaca buku sharing ke V dengan judul “Doa Pengampunan Dosa”)
Saudara terkasih, Yesus telah membuka jalan bagi penebusan dosa kita. Kematian Yesus di kayu salib itu wajib terjadi demi penebusan kita. Intinya disini adalah kematianNya. Bukan masalah diatas kayu salib atau tidak, tetapi KEMATIANNYA!

Karena dengan kematian itu, gerbang penebusan sudah terbuka lebar bagi kita. Masalahnya di mana koneksitas kita dengan gerbang itu?

Koneksitasnya ada pada ayat berikut :

Roma

6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Saat kita percaya Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat kita, maka kitapun di baptis (mohon baca buku sharing ke V dengan judul “Baptis”)
Pembaptisan ini memiliki arti rohani bukan jasmani. Seperti nas di atas, pembaptisan orang percaya adalah pembaptisan yang memungkinkan orang tersebut “mati” bersama-sama Yesus.

Mati bersama Yesus inilah “pembayaran” kita – yaitu kematian –  atas maut, buah dari dosa yang telah matang itu, dimana dosa itu sendiri mendapatkan kuasanya dari hukum Taurat.

I Korintus  15

15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

Bahasa sederhananya begini, hukum Taurat, apabila dilanggar akan mendatangkan dosa. Dan dosa yang telah dihasilkan ini, bagaikan buah yang mentah. Dia akan terus menerus seperti di peram hingga matang. Saat matang, maka mautlah yang dihasilkannya. Jadi kalau ditanya mengapa ada maut, karena ada dosa yang diperbuat orang itu, lalu mengapa ada dosa? Karena orang itu telah melanggar hukum Taurat. Tanpa hukum Taurat, maka dosa tidak memiliki kuasa. Jikalau begitu untuk apa hukum Taurat itu? (mohon saudara membaca buku sharing ke VI dengan judul “Hukum Taurat, Dulu dan Sekarang”)

Sebagai ilustrasi agar lebih mudah dipahami saya berikan begini :

jika saudara memacu sepeda motor saudara dengan kecepatan 120 km/jam di sircuit, saudara tidak melanggar hukum dalam hal ini. Sebab di sircuit tidak ada batasan maximum kecepatan. Tetapi jika besoknya, di sircuit itu dipasang pengumuman dari pihak berwenang bahwa kecepatan maximum yang di ijinkan adalah 80 km/jam, dan saudara masih juga memacu dengan kecepatan 120 km/jam, bukankah saudara telah melanggar hukum?

Dalam hal ini pihak berwenang mempunyai hak untuk memenjarakan saudara karena pihak berwenang telah memiliki kuasa oleh peraturan itu? Saat peraturan itu belum ada, walaupun saudara ngebut didepan hidung petugas, dia tidak memiliki hak untuk menangkap saudara. Tetapi beda ceritanya setelah peraturan (hukum) itu ada. Saudara dapat di tangkap.

Kembali ke pokok bahasan di atas, maka saat kita dibaptis, sama artinya kita telah “mati”. Sekarang kita hidup. Hidup kita yang sekarang ini adalah “hidup setelah kematian”. Kehidupan kita sekarang ini adalah kehidupan di dalam Yesus. Sebab kita telah mati di dalam Yesus.

Masalah dosa? Itu sudah lunas dengan “kematian” kita di dalam Yesus.

Dosa telah dibayar lunas dengan “kematian” kita di dalam Yesus. Dosa tidak memiliki kuasa lagi atas kita karena kita telah “mati” sesuai tuntutan dari hukum Taurat atas dosa.

Roma

6:7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.

6:14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.

Kehidupan kita setelah kematian ini memang masih di dunia yang sama, tetapi kita telah hidup di bawah kasih karunia Tuhan. Dan untuk itu kita telah bebas dari kuasa dosa. Kalau mau diibaratkan dosa itu mungkin bisa kita umpamakan seperti “bisa ular”.

Dulu, jika kita dipatuk ular berbisa (beracun), maka bisanya itu dapat dengan segera membunuh kita. Tetapi saat kita telah mendapatkan suntikan anti bisa ular (serum) maka gigitan ular tadi tidak lagi memiliki efek mematikan bagi kita. Berapa kalipun kita dipatuk ular itu, kita tidak akan mengalami kematian karena bisanya tidak lagi memiliki kuasa mematikan bagi kita.


Kehidupan kita setelah “kematian” bersama Yesus tidak berarti membuat kita dapat hidup tanpa menghasilkan perbuatan dosa lagi. Tidak! Kita dapat saja melakukan perbuatan dosa lagi. Meskipun kita sangat ingin untuk hidup kudus tanpa menghasilkan perbuatan dosa lagi. Tetapi selama kita masih hidup dalam daging duniawi ini, perbuatan yang kita anggap sudah baik sekalipun tetap masih bisa menghasilkan dosa. Rasul paulus telah mengalami pergumulan ini juga.

Roma

7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.

7:24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

Jadi tidak seorangpun yang dapat hidup sampai akhir hayatnya dapat menghindari perbuatan yang menghasilkan dosa. Sebab jika memang bisa demikian, maka Yesus tidak perlu mati untuk menebus dosa kita.

Apa bedanya kita hidup tanpa berbuat dosa setelah kita terima Yesus dan sebelum kita terima Yesus? Kalau seandainya kita mampu hidup tanpa berbuat dosa lagi setelah terima Yesus, bukankah hal yang sama dapat juga kita lakukan sebelum kita terima Yesus? Tetapi karena kita memang tidak akan mampu hidup tanpa berbuat dosa lagilah makanya Yesus perlu turun dan mati bagi kita.

Namun begitu, walaupun dosa tidak lagi berkuasa atas kita, janganlah diantara kita ada yang berani berpendapat bahwa orang kristen bisa bebas berbuat dosa. Jangan pernah! Sebab ada lubang maut di situ!

Ibrani

10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

Apakah kita masih berani mempermainkan kasih karunia Tuhan ini?

Jaminan kita untuk hidup kekal di sorga telah kita peroleh. Jagalah jaminan itu dengan sebaik-baiknya. Bersyukurlah karena Tuhan kita Yesus Kristus telah membuka gerbang keselamatan itu buat kita. Sehingga memungkinkan kita mengalami “kematian” melalui pembaptisan untuk membayar lunas hutang dosa kita. Untuk selanjutnya, hidup kita ini adalah hidup yang tidak lagi berada dalam kekuasaan dosa. Pergunakanlah hidup kita dengan sebaik-baiknya untuk kemuliaan Tuhan.

Jangan ada lagi pada kita keraguan tentang keselamatan kita. Tuhan Yesus bekerja tidak setengah-setengah. Dia bekerja dengan tuntas. Saat Dia memberikan kita anugerah keselamatan, maka anugerah keselamatan itu sempurna adanya.

Hanya satu yang perlu kita jaga, jangan pernah berfikir untuk sengaja berbuat dosa. Ingat nas di atas. “TIDAK ADA LAGI PENGAMPUNAN” setelahnya.

Akhir kata, sekiranya saudara berbeda pendapat biarlah saudara tetap berpegang pada iman saudara itu. Tidak ada pemaksaan apapun dalam hal ini, kita sama-sama belajar untuk mendewasakan iman kita. Segala kemuliaan hanya bagi Bapa di Sorga. Mohon ampunan Bapa sekiranya apa yang saya pahami saat ini tidak benar.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar