Melanjutkan
pembahasan kita tentang pohon pengetahuan dan rahasia pembaptisan mengenai
bagaimana dosa kita dapat ditebus, maka saat ini kita akan memasuki ulasan
tentang mengapa kita manusia, saat jatuh dalam dosa masih memperoleh kesempatan
untuk diselamatkan sementara malaikat yang jatuh dalam dosa, tidak memiliki
kesempatan tersebut?
Pertanyaan ini
ada saja yang memunculkannya entah dengan maksud apa? Mungkin hanya sekedar
ingin tahu, ataupun sekedar iseng. Namun yang jelas, saat pertanyaan ini
sepertinya tidak terjawab maka disadari ataupun tidak, dapat memberikan kesan
seolah-olah Tuhan jadi pilih kasih dan tidak adil terhadap mahluk ciptaanNya
sendiri.
Saat seseorang
sudah masuk pada tahap ini,... hati-hati saudara, sebab imanmu terhadap Tuhan
bisa dipertaruhkan!
Sebelum kita
membicarakan lebih jauh mengapa malaikat yang jatuh sepertinya tidak
mendapatkan kesempatan kedua itu, maka terlebih dahulu kita pahami tentang apa
itu dosa dan bagaimana dosa dapat ditebus.
Saya disini
tidak membahas apa definisi dari dosa itu sendiri. Tetapi penekanan saya lebih
pada dosa yang sudah kita pahami bersama, dan bagaimana dosa tersebut harus
dibayar oleh kita masing-masing. Dalam Alkitab dikatakan demikian :
Roma
6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang
kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Dosa, - tanpa
mengenal besar ataupun kecil -, hanya dapat dilunasi dengan kematian. Tanpa
kematian, dosa tidak akan pernah lunas. Saat seseorang ingin melunasi semua
dosa-dosanya, maka orang tersebut harus mati lebih dulu, dan setelah itu
barulah dosa-dosanya menjadi lunas.
Roma
6:7
Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
Jadi menurut
Alkitab, siapapun dia yang ingin membayar dosanya, maka dia harus mati.
Kematian ini adalah kematian di dalam dosa. Dan tiap orang yang mati di dalam
dosa, maka sudah tentu orang ini bukanlah orang yang diselamatkan. Kita semua
telah paham kemana orang yang mati dalam keadaan tidak selamat ini berada.
Tuhan
menciptakan manusia dan setelahnya menempatkan mereka di taman firdaus. Di sana
Tuhan telah mencukupkan segalanya. Dia telah memberikan aturanNya, termasuk
juga proteksi yang dibutuhkan manusia. (mohon baca kumpulan sharing buku ke V
pada judul “Pohon Pengetahuan”)
Manusia mengenal
dosa pertama kalinya dari Adam, dimana karena bujukan iblis, maka Hawa telah
menjadi perantara bagi masuknya dosa dalam sejarah umat manusia. Dan sesuai
dengan konsekwensinya, maka sejak itu jugalah manusia bisa mati.
Tentang kematian
ini sendiri saudara, sebenarnya ada satu rahasia besar yang tersembunyi di
sana.
Kejadian
2:17
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau
memakannya, pastilah engkau mati."
Dalam versi
inggrisnya sebagai berikut :
Kejadian
2:17
But of the tree of the knowledge of good and evil, thou shalt not eat of it:
for in the day that thou eatest thereof thou shalt surely die.
Kata “die”
disini juga dipergunakan juga untuk menggambarkan terhadap kematian secara fisik.
Matius
26:35
Peter said unto him, Though I should die
with thee, yet will I not deny thee. Likewise also said all the disciples.
Dalam kitab
kejadian ini, jelas sekali dikatakan pada saat memakan buah itu, maka pada saat
itu juga manusia bisa mati secara jasmani. Terbukti setelah manusia di usir
dari taman itu, Adam kemudian dapat mati. Tentang kematiannya secara rohani itu
tidak perlu dibahas sebab segala sesuatu yang melanggar perintah Tuhan jelas
menghasilkan dosa, dan dosa membuat kita terlepas dari Tuhan. Hal ini juga
berlaku pada malaikat. Saat melakukan perbuatan yang menghasilkan dosa, maka
terlepaslah kita dari Tuhan.
Kejadian
5:5
Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.
Awal mulanya
Adam tidak diciptakan untuk mati, tetapi endingnya dia mengalami kematian.
Tentang hukuman
mati saat makan buah pengetahuan ini saudara, memang sepertinya terlalu
“kejam”. Coba kita bayangkan, ada larangan seperti ini, “Jangan makan buah ini – padahal tidak beracun – , saat kau makan maka
kau harus mati.”
Mengapa hukuman
yang diberikan sepertinya sangat maksimal sekali, yaitu kematian. Padahal kan
cuma makan buah saja? Toh buahnya juga tidak beracun yang bisa membuat kita
mati?
Saudara,
kematian karena memakan buah pengetahuan ini, ternyata memiliki satu rahasia
besar. Sebab dengan kematian itulah maka kita bisa diselamatkan. Nanti kita
akan sampai ke ujung pembahasan ini.
Kejatuhan
manusia bersifat jasmani. Saat Adam makan buah pengetahuan itu, yang dilakukan
secara jasmani, maka saat itu juga penghukuman jasmanipun diterima, yaitu dari
hidup kekal secara jasmani menjadi hidup fana secara jasmani pula. Yaitu bisa
mengalami kematian. Dosa memakan buah pengetahuan ini, telah dilakukan secara
jasmani dan telah menghasilkan akibat secara jasmani juga.
Sekarang karena
manusia sudah terpisah dari Tuhan karena dosa, manusia juga mengalami kematian
secara jasmani pula karena hal di atas. Jadi penghukuman kita jelas, yaitu
terpisah dari Tuhan secara rohani dan dapat mengalami kematian secara jasmani.
Nah, mengacu
pada keterangan di atas, sebenarnya dibalik kematian kita secara jasmani ini
ada satu rahasia besar bagi penyelamatan. Seandainya kita tidak mengalami
kematian secara jasmani dan hanya terpisah saja secara rohani dari Tuhan, maka
sudah tentu kita tidak mungkin dapat diselamatkan.
Tetapi disinilah
letak “keberuntungan” kita, kalau
boleh saya katakan demikian, bahwa saat Adam melakukan pelanggaran secara
jasmani, yaitu memakan buah pengetahuan, yang dapat berakibat pada kematian
secara jasmani, secara berbarengan kita juga telah memiliki pintu keselamatan
yang nantinya akan menyelamatkan kita saat Yesus menggenapinya.
Saudara, seperti
ulasan kita pada (buku sharing ke VI pada judul “Bagaimana Dosa Kita Ditebus?”)
bahwa di sana dikatakan karena pembaptisan dalam nama Yesus, membuat kita telah
mati sama seperti Yesus mati.
Roma
6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita
semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4 Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian,
supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh
kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Meskipun
sekarang ini kita masih hidup, pada dasarnya kita telah mengalami kematian sama
seperti Yesus telah mati.
Dan menurut
firman Tuhan di kitab
Roma
6:7
Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
Maka secara
tidak langsung kita telah melunasi hutang dosa ini. Yaitu kita telah membayar
hutang dosa dengan “kematian” kita yang dimungkinkan di dalam Yesus Kristus.
Inilah letak rahasia keselamatan kita. Yaitu kita dapat membayar hutang dosa
kita dikarenakan kita dimungkinkan oleh Tuhan Yesus Kristus untuk membayarnya
dengan “kematian” kita di dalam namaNya.
Siapa yang telah
mati untuk membayar dosanya, dia telah lepas dari kuasa dosa. Dan Tuhan telah
menetapkan bahwa manusia hanya mati satu kali saja. Tidak lebih.
Ibrani
9:27
Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan
sesudah itu dihakimi,
Tetapi di dalam
Yesus, kita telah mengalami kematian satu kali itu, yaitu saat kita dibaptis di
dalam namaNya.
Kalau saat ini
kita masih hidup, itu karena kita hidup dalam Yesus.
Roma
6:11
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus
Yesus.
6:15
Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di
bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!
Galatia
2:19
Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup
untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus;
2:20
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus
yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging,
adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan
menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Jadi saudara,
kita manusia meskipun telah jatuh dalam dosa, masih memungkinkan untuk
diselamatkan karena Adam, yang telah melakukan perbuatan dosa itu, telah menyebabkan
kita dapat mati secara jasmani. Dan kematian secara jasmani ini memungkinkan
kita untuk diselamatkan dengan cara mengalami “kematian” secara jasmani itu
untuk melunasi dosa melalui baptisan kita di dalam nama Yesus, yang adalah
Tuhan dan Juru Selamat kita. (perlu diingat kalau kita bicara baptisan, jangan
diartikan dengan baptisan selam ataupun percik, bukan itu yang saya maksudkan.
Untuk memahami baptisan yang saya maksudkan ini saudara dapat membaca buku
sharing ke V dengan judul “Baptis!”)
Tanpa Yesus
Kristus yang adalah pintu keselamatan, kita tidak mungkin bisa mengalami
“kematian” yang merupakan satu-satunya cara melunasi dosa.
Nah, kembali
kepertanyaan awal yang mungkin secara iseng dipertanyakan, mengapa malaikat
yang berbuat dosa sepertinya tidak ada pengampunan?
Saudara, apabila
saudara telah memahami ulasan kita di atas, sebenarnya pertanyaan ini sendiri
telah terjawab dengan sendirinya. Tetapi saya akan coba untuk merangkumkannya
sebaik mungkin.
Malaikat jelas
berbeda dengan manusia. Malaikat adalah mahluk roh. Bukan mahluk jasmani
seperti manusia. Saat malaikat melakukan dosa, malaikat melakukannya dengan
kehendak dan kesadarannya sendiri.
Manusia pertama,
melakukan dosa karena pengaruh luar (bujuk rayu iblis – malaikat jatuh), bukan
dari dalam dirinya sendiri. Namun demikian karena telah melakukan hal yang
melawan perintah Tuhan, maka akibat yang ditimbulkannyapun sama seperti yang
dilakukan oleh malaikat jatuh. Yaitu hidup terpisah dari Tuhan.
Akan tetapi yang
paling menentukan di sini adalah, saat malaikat melakukan perbuat dosa,
perbuatan dosa yang dilakukan itu adalah bersifat rohani, yaitu ingin menyamai
Tuhan.
Perbuatan dosa
Adam, adalah perbuatan dosa jasmani, yaitu memakan buah pengetahuan. Sehingga
efek dari hal ini maka manusiapun akan mati secara jasmani.
Malaikat jatuh,
tetap tidak akan mati, karena dia roh adanya dan perbuatan dosanyapun bersifat
rohani yaitu terpisah dari Tuhan.
Manusia juga
begitu, dosanya membuat dia terpisah dari Tuhan, namun manusia bisa mati secara
jasmani.
Kematian manusia
secara jasmani ini, memungkinkan manusia dapat diselamatkan karena dosa, baru
lunas setelah yang berbuat dosa mengalami kematian, sesuai roma di atas.
Karena manusia
memungkinkan mengalami “kematian” di dalam Yesus Kristus, makanya manusia
memiliki pengharapan untuk dapat diselamatkan.
Sementara
malaikat yang berdosa, karena tidak memungkinkan mengalami kematian, maka
keterpisahannya dari Tuhan, tidak memiliki jalan kematian untuk melunasi
dosanya. Sebab dosa yang diperbuatnya sendiri bersifat rohani yaitu ingin
menyamai Tuhan. Dosa manusia bersifat jasmani karena makan buah pengetahuan
yang memungkinkan manusia mengalami kematian.
Semoga sharing
yang sederhana ini dapat membantu kita mengalami pergumulan atas hal di atas.
Saya seperti juga saudara, hanyalah berusaha memahami hal yang terjadi. Sudah
tentu untuk kebenaran yang sesungguhnya hanya akan kita dapatkan dari Tuhan
Yesus sendiri. Apabila saudara memiliki pemahaman yang lebih membangun, saya
mohon hendaknya saudara mau berbagi sehingga kita dapat saling menguatkan.
Semoga Tuhan berkenan memberikan kita pemahaman yang sebenarnya.
Segala kemuliaan
hanya bagi Bapa di Sorga, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar