Saudara terkasih, judul di atas
memang suatu peringatan bagi kita. Penyesat datang memang hampir selalu
menggunakan wajah manisnya. Berbagai cara diusahakan dengan maksud, sekiranya
mungkin orang-orang percayapun dapat disesatkan. Untuk itulah kita harus
senantiasa berjaga-jaga di dalam iman, agar pada saat si penyesat itu hadir di
sekitar kita, maka kita dapat mengenalinya.
Bukan untuk berkenalan Saudara,
ha…ha…gawat! Justru agar kita dapat lebih waspada karena biasanya penyesatan
yang disajikan di hadapan kita itu sangat halus cara kerjanya.
Seorang teman pernah memberitahu
saya, bahwa si A yang adalah temannya juga, ternyata memiliki kemampuan untuk
menyembuhkan orang hanya dengan segelas air putih. Orang tersebut beragama
kristen. Terlepas hal ini benar atau tidak, saya tidak pernah membuktikannya.
Dan pada kesempatan ini juga saya
tidak bermaksud menghakim si A, karena kita memang tidak boleh saling
menghakimi, bukan? Namun satu hal yang saya rasa benar adalah, tidak tertutup
kemungkinan memang ada orang-orang yang seperti itu. Saya tidak tahu apakah
teman saya ini merasa kagum atau prihatin atas “kemampuan” si A ini. Namun yang
saya tangkap dalam hal ini, seseorang yang telah mempraktekkan hal-hal semacam itu
sudah bertindak sebagai dukun dengan kemampuannya itu. Meskipun mungkin saja
ada rekan seiman yang lain mengatakan mana mungkin, karena dia juga beragama
kristen.
Saudara, agama seseorang tidak
dapat menjamin keselamatan orang tersebut. Yang dapat menjamin keselamatan
orang tersebut cuma Yesus Kristus Tuhan kita. Ikut Yesus berarti mengikuti
semua ajaran-Nya, bukan seperti kerbau yang dicocok hidungnya, mengikuti tapi
tanpa pengertian. Apalah susahnya mengaku beragama kristen. Toh tinggal ke RT
dan minta dituliskan di KTP doank…untuk lebih menyakinkan yah, ikut juga ke
gereja tiap minggu…beres!
Jadi disini, janganlah kita
melihat sesuatu itu hanya dengan apa yang dapat dilihat oleh mata, yang
terpenting adalah lihat dengan iman kita sebagai orang percaya. Sesuatu yang
terlihat baik, belum tentu sama seperti yang terlihat.
Praktek-praktek perdukunan bisa
saja terjadi dikalangan orang-orang yang mengaku dirinya sebagai kristen. Baik
hal ini disadari oleh yang bersangkutan, maupun tidak. Pada dasarnya, apabila
ada seseorang yang mengaku dirinya kristen namun melakukan praktek penyembuhan
dengan cara yang sama sekali tidak Alkitabiah, jangan terima itu sebagai
sesuatu yang berasal dari Tuhan.
Meski belum pernah meyaksikannya
sendiri, saya pernah mendengar bahwa ada juga orang yang dapat melakukan
penyembuhan dengan membacakan ayat-ayat Alkitab pada segelas air putih, mungkin
juga menuliskannya pada secarik kertas atau apalah, yang pada intinya
menggunakan ayat-ayat dari Alkitab termasuk doa Bapa Kami sebagai sarana
penyembuhannya. Apakah ini Alkitabiah?
Saudara, yang dimaksud Alkitabiah
itu bukan ayat-ayat Alkitab yang ditulis-tulis sebagai sarana penyembuhan.
Entah itu dibuat jimat ataupun untuk diminumkan, bukan! Kita jangan sampai
tersesat dalam hal-hal demikian. Inilah yang saya maksudkan dengan dukun-dukun
kristen itu. Praktek-praktek perdukunan yang mengunakan sarana ayat-ayat
Alkitab sebagai manteranya.
Ev. Daud Tony, dalam salah satu
buku dan cdnya pernah membahas masalah ini. Menurut beliau, mantera, pada
dasarnya adalah kata sandi yang mengikat antara pemakainya dengan kuasa gelap.
Kemampuan untuk mendapatkan mantera ini dapat diperoleh dengan usaha yang
bersangkutan sendiri – artinya yang bersangkutan pergi mencari ilmunya sendiri
– atau juga didapat dari orang lain, seperti diwariskan, mendapat mimpi dan
bahkan mungkin kemampuan itu datang dengan sendirinya melalui bisikan-bisikan
yang diterima oleh orang yang bersangkutan.
Setiap orang yang mengikat diri
dengan kuasa gelap seperti ini dapat menentukan sendiri kata sandi seperti apa
yang dia inginkan, dalam kasus lain bisa jadi kata sandinya ditentukan oleh
kuasa gelap itu sendiri. Dan kata sandi ini menurut Daud Tony, tidak terbatas
pada kata-kata yang tanpa arti, namun dapat juga diambil dari ayat-ayat
Alkitab, ataupun kitab-kitab “suci” agama lain.
Bahkan untuk masa tertentu,
malahan ada yang menggunakan gerakan anggota tubuh sebagai kata sandinya.
Itulah mengapa kalau kita melihat film-film silat jaman dulu, banyak
orang-orang yang mengaku dirinya pendekar memiliki ilmu “kadiqjayaan” dengan
gerakan-gerakan tertentu untuk mengeluarkan ilmu pamungkasnya itu. Hal ini
Saudara, bukanlah hanya ada pada film-film saja. Contoh yang paling sederhana
sekarang ini, di jaman ini, adalah perkumpulan-perkumpulan silat yang
mengandalkan ilmu tenaga dalamnya. Pada tingkatan tertentu, guru silatnya akan
“mengisi” sesuatu kedalam diri muridnya. Inilah salah satu ilmu yang
diwariskan/diturunkan. Pada beberapa dukun pelet mereka menggunakan kedipan
mata untuk mempengaruhi korbannya. Gerakan-gerakan itu, baik gerakan tangan
ataupun kedipan mata sebenarnya kata sandi di dalam dunia roh bagi orang yang
bersangkutan.
Mungkin saja orang yang
menggunakannya itu, tidak menyadari kalau itu kata sandi yang mereka gunakan
untuk berhubungan dengan roh-roh jahat yang mengikat perjanjian dengan mereka.
Bahkan mereka sendiri terkadang tidak sadar kalau sudah mengikat perjanjian
dengan roh-roh jahat tersebut. Sebabnya mengapa? Bisa jadi mereka tidak
mendapatkannya dengan cara bertapa di tempat-tempat angker, yang langsung
berhubungan dengan kuasa gelap tersebut, namun cuma mempelajarinya dari
guru-guru mereka diperkotaan, di hotel-hotel ataupun ditempat-tempat lain yang
jauh dari kesan mistis.
Kita sebagai orang percaya tidak
pernah mendapatkan pengajaran tentang kekristenan langsung dari para rasul atau
mungkin Tuhan Yesus sendiri, tapi toh kita tetap pengikut Kristus walaupun
pengenalan kita tentang kekristenan mungkin cuma melalui orang tua dan kemudian
pendeta saja, yang mungkin sudah berada pada urutan ratusan generasi dari murid
para rasul dulu.
Begitu juga hal yang sama terjadi
pada orang-orang yang mempelajari praktek-praktek kegelapan. Walaupun mereka
mendapatkan ilmu tersebut bukan dengan cara bertapa atau semedi ditempat-tempat
yang angker dan lain sebagainya, tapi karena ilmu itu didapat dari ikatan
dengan kuasa gelap oleh eyang buyut gurunya, maka pada dasarnya mereka itu juga
adalah murid-murid kuasa kegelapan itu sendiri. Disadari ataupun tidak.
Ciri-ciri kalau mereka telah
melakukan ikatan itu sebenarnya dapat terlihat, kalau mereka mau jeli
memperhatikannya. Biasanya yang bersifat umum, mereka yang menginginkan ilmu
tertentu tersebut harus memenuhi beberapa syarat, mulai dari yang paling ringan
sampai terkadang yang sangat berat. Setelah itu terkadang juga akan disertakan
dengan beberapa pantangan. Persyaratan dan pantangan ini sebenarnya adalah
bentuk kepatuhan dan ketaklukan dari orang yang bersangkutan pada ikatan kuasa
gelap tersebut.
Jangan dilihat hanya dari berat
ringannya persyaratan itu, seolah-olah yang beratlah (seperti korban nyawa
manusia) baru yang berbahaya. Korban yang teringanpun pada dasarnya sama saja,
walaupun persyaratannya cuma dalam bentuk sejumput ketan hitam sekalipun. Yang
penting disini sudah terlihat bentuk kepatuhan dan ketaklukan untuk memenuhi
apa yang diminta oleh kuasa gelap tersebut.
Kembali ke ayat Alkitab yang
digunakan sebagian orang sebagai kata sandi dalam dunia roh jahat, bagaimana
bila kita membacanya? Apa juga seperti membaca mantera?...
Tidak Saudara! Ayat-ayat tersebut
hanya menjadi mantera bagi orang yang mengikat perjanjian dengan kuasa gelap
itu. Jadi bila kita orang kristen yang membacanya, ayat-ayat itu tetaplah
firman Tuhan yang mulia. Hal ini dapat Saudara pahami lebih lanjut pada
penjelasan Ev. Daud Tony di dalam bukunya.
Karena itu Saudara, kita jangan
sampai tertipu kalau ada seseorang menyembuhkan orang lain dengan menggunakan
ayat-ayat Alkitab, terus kita langsung menganggapnya sebagai kuasa dari Tuhan
yang benar. Bahkan kejadian seperti ini sebenarnya telah ada pada jaman para
Rasul dulu.
Kisah Para Rasul 19
19:13. Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang
berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka
yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu
demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus."
Jadi kalau demikian, bagaimanakah
cara penyembuhan yang Alkitabiah? Yang benar-benar dengan kekuatan dari Tuhan
saja? Beberapa ayat di bawah menjelaskan.
Kisah
Para Rasul 9
9:17 Lalu pergilah
Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan
tangannya ke atas Saulus,
katanya: "Saulus, Saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri
kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau
dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."
Kisah
Para Rasul 28
28:8 Ketika itu ayah
Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia
berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan
dia.
Memang tidak semua kesembuhan
yang diceritakan dalam Alkitab selalu diawali dengan penumpangan tangan atas si
sakit. Dan cara ini juga memang bukan jaminan kalau tidak ditiru oleh kuasa
gelap, namun yang pasti dari itu semua, tidak ada cara penyembuhan yang lebih
Alkitabiah, selain penyembuhan yang dilakukan dalam nama Yesus Kristus.
Jadi bukan cara bagaimananya yang
menjamin Alkitabiah atau tidak, tapi dengan kuasa dan dalam nama siapa
kesembuhan itu terjadi. Orang kristen yang kudus, siapapun orangnya, dia akan
mampu menyembuhkan orang yang sakit dengan menumpangkan tangannya pada si
sakit, asal dengan yakin dan tanpa ragu dia melakukan itu.
Markus 16
16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang
yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan
berbicara dalam kata-kata yang baru bagi mereka,
16:18 mereka akan
memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan
mendapat celaka; mereka akan meletakkan
tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Firman Tuhan mengatakan orang itu
akan sembuh. Bukan sembuh seketika, dan bukan pula mungkin sembuh. Tapi akan
sembuh, dan ini harus kita imani. Kita hanya perlu meletakkan tangan kita atas
si sakit, dan dengan iman, dalam nama Yesus kita mintakan kesembuhan itu. Tidak
perlu yang lain seperti dupa, kemenyan, air putih dan macam-macam persyaratan
tetek bengek lainnya.
Bagaimana kalau sakitnya tidak
sembuh juga?...(mohon Saudara baca “ kumpulan sharing buku I “ pada judul KKR)
Jadi Saudara, kesembuhan yang
Alkitabiah dapat kita pahami dengan beberapa ayat di atas. Namun bila kita
temukan ada “orang kristen” yang menyembuhkan orang sakit dengan menggunakan
sarana segelas air putih yang dibaca-baca, diputer-puterkan salib, dan lain
sebagainya, hati-hati! Jangan-jangan orang tersebut adalah dukun yang
berkedokkan kekristenan.
Hindarilah orang-orang yang
seperti itu Saudara, mereka adalah jerat-jerat yang dipasang si jahat di
sekeliling kita. Walaupun terkadang mereka sendiri tidak menyadarinya, kalau
mereka telah diperalat oleh kuasa kegelapan sebagai agen-agennya.
Mungkin saja kita mengenal mereka
sejak kecil sebagai seorang kristen yang baik. Tapi toh dalam perkembangan
selanjutnya, mana kita tahu kalau mereka telah terperdaya oleh keinginannya
sendiri untuk memiliki kemampuan lebih dari pada orang lain, dengan mempelajari
sesuatu yang jauh dari Tuhan.
Dengan memahami firman Tuhan
secara baik, kita dapat terhindar dari hal-hal yang demikian. Setidaknya
sekarang, kita dapat lebih hati-hati lagi dalam melihat sesuatu. Jangan
menganggap sesuatu itu baik, hanya karena kita melihat kulitnya mulus seperti
buah kedondong.
Saya harapkan sharing ini dapat
lebih mendewasakan iman kita. Sesuatu yang tidak dapat Saudara terima dalam
sharing ini biarlah menjadi keputusan Saudara sendiri. Tidak ada ketentuan
kalau Saudara harus menerima pemahaman yang sama.
Syallom…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar