Translate

Senin, 27 Agustus 2012

Manakah agama yang benar...?


Sebagai orang kristen, sudah tentu saya akan menjawab dengan tegas.... “Kristen donk.....”
Namun, apakah memang benar demikian...? setiap orang yang berbeda agama (secara naluriah) selalu akan menjawab hal yang sama (akan masuk sorga), dan kalau sudah begitu apa lantas semua agama itu benar? Jawaban mereka itu, semuanya didasarkan pada kitab suci mereka. Terlepas apakah itu memang benar-benar kitab suci dari Tuhan, tetapi itulah yang mereka percayai sebagai kitab mereka.

Seandainya mereka cuma menjawab hanya berdasarkan keyakinan (perasaan yakin) saja, hal ini akan mudah bagi kita untuk membantahnya.... tetapi ini semua tertulis dalam kitab yang mereka anggap suci, yang diwahyukan juga oleh “tuhan” mereka.

Sekarang kalau kita mau jujur, pernahkah kita juga meragukan akan keselamatan dari ajaran dalam agama kita (kristen?). Saudara tidak perlu menjawabnya di sini tetapi jujurlah pada hati sendiri.... sebagian orang, ada yang menjawab pernah... (terlebih bila orang tersebut cukup rasional – tidak mau beriman buta begitu saja).

Memang tidak ada seorangpun yang memaksa kita untuk bertuhankan Yesus. Namun demikian, sudah pasti kitapun tidak mau seperti membeli kucing dalam karung bukan? Bukan berarti kita mengikuti Yesus dengan suka rela terus kita tidak perlu lagi untuk mempertanyakan hal-hal yang kita rasakan sangat mendasar. Ingat! Keselamatan kita dipertaruhkan dalam hal ini.

Bagi saya pribadi, seandainya tidak saya temui jaminan keselamatan dalam mengikuti Yesus, (agama kristen), sudah pasti akan saya tinggalkan agama ini dengan segera, masih ada agama lain yang jauh lebih “menyenangkan”. Namun karena saya dapat menemukan jaminan keselamatan yang sesungguhnyalah dalam kekristenan ini makanya saya tetap setia sebagai pengikut Yesus.

Sekarang, atas dasar apa kita dapat diyakinkan akan keselamatan ini? Kalau jawabannya cuma atas dasar iman saja.... saya rasa semua agama dunia ini memang menuntut hal yang demikian dan kalau itu yang menjadi dasarnya, saya rasa kita akan berjalan berputar-putar kembali ke titik awal lagi.

Bagaimana saya dapat beriman kalau saya masih meragukan akan keselamatan saya melalui jalan (agama) ini? Dan kalau saya dipaksa untuk yakin akan keselamatan saya melalui jalan ini hanya bila saya dapat beriman dulu.... artinya saya muter lagi ke pertanyaan semula.

Jadi menurut hemat saya, jika kita dituntut untuk beriman dulu baru kita dapat menyakini akan keselamatan kita melalui jalan ini (agama tertentu), hal ini sama saja dengan memaksa kita untuk menyakini agama tersebut tanpa kita diberikan kesempatan sedikitpun untuk menilainya terlebih dahulu apakah agama ini benar-benar memberikan keselamatan atau hanya agama isapan jempol dimana para pengikutnya hanya dapat menyakini sesuatu yang dia sendiri, pada dasarnya tidak yakin. Dan kalau dia tidak yakin, maka dia dianggap belum memiliki iman yang cukup! Walah......

Kalau demikian standarnya sayapun dapat menciptakan agama baru yang sesuai apa yang saya inginkan... tinggal bilang saja yang tidak percaya berarti imannya belum cukup... masih harus belajar lagi biar imannya cukup, standar cukupnya apa...? kalau sudah dapat yakin bahwa agama yang saya buat adalah kebenaran.... gampangkan ?

Kita percaya Yesus bukan berarti Tuhan ingin kita seperti robot begitu. Semuanya sudah terprogram dan buang semua sakwasangka. Tidak! Tuhan ingin kita dapat mempercayai dan menyakini-Nya dengan sepenuh hati dan dengan segala akal budi kita.

Matius
22:37 Yesus menjawab, "Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan seluruh akalmu.

Ayat ini mengatakan bahwa Tuhan sangat ingin agar kita dapat mengenalNya dengan bukan saja melalui iman, namun juga melalui akal (pikiran, logika) kita juga. Itulah kenapa Alkitab bebas diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia, hal ini lain tidak agar kita dapat memahami Tuhan yang benar itu.

Sekarang, kembali ketopik pokok kita saat ini. Dari sekian banyak agama di dunia (di indonesia saja ada 6 yang diakui), manakah yang paling benar untuk kita ikuti? Kalau misalkan saya bertanya pada agama budha, hindu dan yang lainnya.... saya yakin seratus persen mereka semua akan menjawab agama merekalah yang paling benar....

Saya tidak perlu membuktikan itu semua karena pastilah mereka semua akan dapat membuktikannya melalui kitab suci mereka masing-masing.

Sekarang kalau saya jawab bahwa saya tidak yakin dengan penjelasan mereka berdasarkan kitab suci mereka, maka sudah pasti merekapun akan memojokkan saya dengan mengatakan ketidak yakinan saya itu dikarenakan saya tidak memiliki iman. Karena kalau saya memiliki “iman”, maka saya pasti akan yakin dan percaya bahwa cuma agama merekalah satu-satunya jalan menuju sorga.

Jadi, satu-satunya cara bagi saya sekarang adalah dengan membuktikannya atau minimal memahaminya melalui jalur logika saja. (tidak seratus persen logika, hanya logika sederhana saja sudah cukup – sebab logika manusia tidak akan pernah dapat memahami Tuhan yang tidak terbatas)

Logika sederhana itu bagi saya adalah demikian, seandainya saya bertanya kepada penganut agama lain selain kristen, dari mana mereka semua mengenal ajaran agama mereka – yang saya maksudkan adalah, siapa yang pertama sekali mengenalkan ajaran agama mereka? Sudah pasti mereka semua akan menjawab, para “nabi” mereka. Para nabi merekalah yang telah mengajarkan para pengikutnya untuk kemudian diteruskan kepada generasi selanjutnya.

Dan kalau kemudian saya bertanya lagi, dari mana para nabi mereka itu mendapatkan pengajarannya? Apa mungkin mereka mengajarkan dengan hikmat pribadi mereka sendiri?
Seratus persen saya akan mendapatkan jawabannya adalah tidak!
Mereka para nabi tersebut hanya menyampaikan saja apa yang “Tuhan” telah sampaikan kepada mereka. Mereka mendapatkan wahyu Tuhan tersebut melalui para malaikat yang turun dari sorga khusus untuk membawa pengajaran itu dari Tuhan sendiri. Semua yang tertulis dalam kitab mereka itu sumbernya adalah dari Tuhan.

Jadi kronologisnya adalah Tuhan sendiri yang mengajarkan kepada manusia apa yang Tuhan mau dan semuanya itu Tuhan berikan kepada manusia melalui para malaikatNya yang telah bertindak sebagai perantara (kurir) antara Tuhan dan manusia yang menerima pesan.

Pertanyaan saya, mungkinkah para malaikat itu menambahkan atau mengurangi pesan yang mereka sampaikan kepada para nabi...? Tidak mungkin!

Saya setuju dengan jawaban ini. Malaikat Tuhan tidak mungkin berani melakukan itu.

Namun bukan itu sasaran pertanyaan saya yang sebenarnya. Pokok pertanyaan saya yang sebenarnya terletak pada “nabi” itu sendiri, siapakah para nabi tersebut? Apakah mereka adalah malaikat? Atau cuma manusia biasa saja, yang kemudian diakui oleh para manusia yang lainnya sebagai nabi (utusan Tuhan)? Dalam beberapa kasus malahan mereka mengangkat diri mereka sendiri sebagai nabi.

Harus kita akui memang, bahwa mereka semua itu adalah manusia juga. Semua para nabi itu adalah manusia biasa juga.... sama seperti saya dan anda. Mereka semua tidak dapat melakukan apapun kecuali cuma berharap agar malaikat Tuhan datang membawa pesan bagi mereka. Dan dengan pesan yang datang itulah mereka mengajarkan kita apa yang harus kita lakukan agar berkenan di hadapan Tuhan.

Cuma ada satu hal yang selama ini kita lupakan dari mereka. Karena mereka juga pada dasarnya adalah manusia biasa, maka mereka pun tentunya juga pernah melakukan perbuatan dosa.....
Sekarang, perbuatan dosa apa yang paling tidak dapat dihindarkan oleh manusia...? kalau perbuatan dosa membunuh sesama manusia mungkin saja dapat kita hindari.... tapi ada satu perbuatan dosa yang sangat-sangat tidak dapat dihindari oleh semua orang...... yaitu dosa berbohong.

Siapakah diantara kita yang tidak pernah berbohong? Apakah kita diajari oleh orang tua untuk berbohong? Kalau tidak, mengapa kita dapat berbohong dengan sendirinya? Pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa para nabipun (manusia biasa) dapat saja berbohong di dalam hidup mereka?

Seandainya sekarang ini saya ingin mendirikan suatu ajaran agama baru, bukankah saya dapat saja berbohong dihadapan umat saya dengan mengatakan bahwa semua pengikut ajaran saya pasti dapat masuk sorga? (salah satu motifnya bisa jadi ingin tetap berkuasa – dipandang sebagai nabi yang setiap kata-katanya dipatuhi tanpa dipertanyakan lebih dulu adalah sangat menyenangkan dan membanggakan sekali).

Hal ini dapat saja saya lakukan mengingat saya membutuhkan kefanatikan (kepercayaan mutlak) mereka pada saya. Kalau tidak begitu bisa bubar donk jemaat yang sudah dengan susah payah saya bangun?

Nah, kalau mereka menanyakan buktinya, atas dasar apa saya dapat menjamin mereka masuk sorga? Gampang saja...... saya katakan saja bahwa, saat ini,.... detik ini juga.... dihadapan saya sedang berdiri malaikat dari Tuhan yang menyampaikan wahyu itu kepada saya.... kalian semua tidak dapat melihatnya, tetapi saya dapat melihatnya karena saya nabi Tuhan!

Saya berbohong? Mengapa tidak?! Saya bisa saja berbohong demikian, yang penting jemaat saya percaya dan semakin fanatik kepada saya... sehingga apapun yang saya perintahkan “dalam nama tuhan” maka mereka akan dengan senang hati melakukannya.

Sekarang bagaimana dengan kristen?

Dalam kekristenan, kita semua tahu bahwa yang telah mengajarkan kita adalah Yesus. Yesus mengajarkan kepada semua murid dan juga masyarakat umum di jamanNya. Dan melalui pengajarannya itulah kita sekarang dipanggil dan dikenal oleh masyarakat sebagai orang-orang kristen (artinya pengikut kristus).

Didalam ajaran kristen, Yesus bukanlah malaikat.... juga bukanlah nabi..... apalagi manusia biasa..... tetapi di dalam kekristenan..... Yesus adalah Allah sendiri..... Tuhan sendiri.... dan Tuhan, tidak dapat bohong!

Jadi pada saat Yesus berkata

Yohanes
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Maka kata-kata Yesus di atas adalah kebenaran.... tidak ada dusta/kebohongan di dalamnya. Pada saat Yesus menjamin pengikutnya akan menerima hidup kekal di sorga, maka kata-kata itu dapat seratus persen dipercaya kebenarannya. Mengapa? Sebab Dia Tuhan dan Tuhan tidak dapat berdusta.

Itulah mengapa saya dapat menyakini kebenaran kristen, karena agama kristen tidak dibawa oleh seorang malaikat apalagi nabi.... tetapi oleh Tuhan sendiri.

Yesus (Tuhan sendiri) berbicara langsung kepada manusia tanpa perantara lagi, baik malaikat apalagi nabi. Dan sekali lagi, Tuhan tidak dapat bohong.... jadi semua yang disampaikan Yesus kepada kita adalah kebenaran yang seratus persen dapat dipercaya kebenarannya itu.

Berhikmatlah saudara jika kita diharuskan untuk berhikmat. Jangan sampai karena ketidak beranian kita untuk memahami Tuhan dengan akal kita,..... malahan telah membuat kita jatuh dalam perangkap setan.

Galileo pernah berkata “kalau Tuhan tidak menginginkan kita menggunakan otak kita, mengapa Dia memberikan otak kepada kita?”

Ada banyak jalan menuju Roma tapi tidak buat ke Sorga. Jalan menuju Sorga cuma satu dan itu hanya jalan yang Tuhan sendiri (pemilik sorga) tunjukkan kepada kita manusia.


Syallom......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar