Sebagai orang kristen, sudah tentu saya akan
menjawab dengan tegas.... “Kristen donk.....”
Namun, apakah memang benar demikian...? setiap orang
yang berbeda agama (secara naluriah) selalu akan menjawab hal yang sama (akan
masuk sorga), dan kalau sudah begitu apa lantas semua agama itu benar? Jawaban
mereka itu, semuanya didasarkan pada kitab suci mereka. Terlepas apakah itu
memang benar-benar kitab suci dari Tuhan, tetapi itulah yang mereka percayai
sebagai kitab mereka.
Seandainya mereka cuma menjawab hanya berdasarkan
keyakinan (perasaan yakin) saja, hal ini akan mudah bagi kita untuk
membantahnya.... tetapi ini semua tertulis dalam kitab yang mereka anggap suci,
yang diwahyukan juga oleh “tuhan” mereka.
Sekarang kalau kita mau jujur, pernahkah kita juga
meragukan akan keselamatan dari ajaran dalam agama kita (kristen?). Saudara
tidak perlu menjawabnya di sini tetapi jujurlah pada hati sendiri.... sebagian
orang, ada yang menjawab pernah... (terlebih bila orang tersebut cukup rasional
– tidak mau beriman buta begitu saja).
Memang tidak ada seorangpun yang memaksa kita untuk
bertuhankan Yesus. Namun demikian, sudah pasti kitapun tidak mau seperti
membeli kucing dalam karung bukan? Bukan berarti kita mengikuti Yesus dengan
suka rela terus kita tidak perlu lagi untuk mempertanyakan hal-hal yang kita
rasakan sangat mendasar. Ingat! Keselamatan kita dipertaruhkan dalam hal ini.
Bagi saya pribadi, seandainya tidak saya temui
jaminan keselamatan dalam mengikuti Yesus, (agama kristen), sudah pasti akan
saya tinggalkan agama ini dengan segera, masih ada agama lain yang jauh lebih
“menyenangkan”. Namun karena saya dapat menemukan jaminan keselamatan yang
sesungguhnyalah dalam kekristenan ini makanya saya tetap setia sebagai pengikut
Yesus.
Sekarang, atas dasar apa kita dapat diyakinkan akan
keselamatan ini? Kalau jawabannya cuma atas dasar iman saja.... saya rasa semua
agama dunia ini memang menuntut hal yang demikian dan kalau itu yang menjadi
dasarnya, saya rasa kita akan berjalan berputar-putar kembali ke titik awal
lagi.
Bagaimana saya dapat beriman kalau saya masih
meragukan akan keselamatan saya melalui jalan (agama) ini? Dan kalau saya
dipaksa untuk yakin akan keselamatan saya melalui jalan ini hanya bila saya
dapat beriman dulu.... artinya saya muter lagi ke pertanyaan semula.
Jadi menurut hemat saya, jika kita dituntut untuk
beriman dulu baru kita dapat menyakini akan keselamatan kita melalui jalan ini
(agama tertentu), hal ini sama saja dengan memaksa kita untuk menyakini agama
tersebut tanpa kita diberikan kesempatan sedikitpun untuk menilainya terlebih
dahulu apakah agama ini benar-benar memberikan keselamatan atau hanya agama
isapan jempol dimana para pengikutnya hanya dapat menyakini sesuatu yang dia
sendiri, pada dasarnya tidak yakin. Dan kalau dia tidak yakin, maka dia dianggap
belum memiliki iman yang cukup! Walah......
Kalau demikian standarnya sayapun dapat menciptakan
agama baru yang sesuai apa yang saya inginkan... tinggal bilang saja yang tidak
percaya berarti imannya belum cukup... masih harus belajar lagi biar imannya
cukup, standar cukupnya apa...? kalau sudah dapat yakin bahwa agama yang saya
buat adalah kebenaran.... gampangkan ?
Kita percaya Yesus bukan berarti Tuhan ingin kita
seperti robot begitu. Semuanya sudah terprogram dan buang semua sakwasangka.
Tidak! Tuhan ingin kita dapat mempercayai dan menyakini-Nya dengan sepenuh hati
dan dengan segala akal budi kita.
Matius
22:37 Yesus
menjawab, "Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh
hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan
seluruh akalmu.
Ayat ini
mengatakan bahwa Tuhan sangat ingin agar kita dapat mengenalNya dengan bukan
saja melalui iman, namun juga melalui akal (pikiran, logika) kita juga. Itulah
kenapa Alkitab bebas diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia, hal ini
lain tidak agar kita dapat memahami Tuhan yang benar itu.
Sekarang,
kembali ketopik pokok kita saat ini. Dari sekian banyak agama di dunia (di
indonesia saja ada 6 yang diakui), manakah yang paling benar untuk kita ikuti?
Kalau misalkan saya bertanya pada agama budha, hindu dan yang lainnya.... saya
yakin seratus persen mereka semua akan menjawab agama merekalah yang paling
benar....
Saya
tidak perlu membuktikan itu semua karena pastilah mereka semua akan dapat
membuktikannya melalui kitab suci mereka masing-masing.
Sekarang
kalau saya jawab bahwa saya tidak yakin dengan penjelasan mereka berdasarkan
kitab suci mereka, maka sudah pasti merekapun akan memojokkan saya dengan
mengatakan ketidak yakinan saya itu dikarenakan saya tidak memiliki iman.
Karena kalau saya memiliki “iman”, maka saya pasti akan yakin dan percaya bahwa
cuma agama merekalah satu-satunya jalan menuju sorga.
Jadi,
satu-satunya cara bagi saya sekarang adalah dengan membuktikannya atau minimal
memahaminya melalui jalur logika saja. (tidak seratus persen logika, hanya
logika sederhana saja sudah cukup – sebab logika manusia tidak akan pernah
dapat memahami Tuhan yang tidak terbatas)
Logika
sederhana itu bagi saya adalah demikian, seandainya saya bertanya kepada
penganut agama lain selain kristen, dari mana mereka semua mengenal ajaran
agama mereka – yang saya maksudkan adalah, siapa yang pertama sekali
mengenalkan ajaran agama mereka? Sudah pasti mereka semua akan menjawab, para “nabi”
mereka. Para nabi merekalah yang telah mengajarkan para pengikutnya untuk
kemudian diteruskan kepada generasi selanjutnya.
Dan
kalau kemudian saya bertanya lagi, dari mana para nabi mereka itu mendapatkan
pengajarannya? Apa mungkin mereka mengajarkan dengan hikmat pribadi mereka
sendiri?
Seratus
persen saya akan mendapatkan jawabannya adalah tidak!
Mereka
para nabi tersebut hanya menyampaikan saja apa yang “Tuhan” telah sampaikan
kepada mereka. Mereka mendapatkan wahyu Tuhan tersebut melalui para malaikat
yang turun dari sorga khusus untuk membawa pengajaran itu dari Tuhan sendiri.
Semua yang tertulis dalam kitab mereka itu sumbernya adalah dari Tuhan.
Jadi
kronologisnya adalah Tuhan sendiri yang mengajarkan kepada manusia apa yang
Tuhan mau dan semuanya itu Tuhan berikan kepada manusia melalui para
malaikatNya yang telah bertindak sebagai perantara (kurir) antara Tuhan dan
manusia yang menerima pesan.
Pertanyaan
saya, mungkinkah para malaikat itu menambahkan atau mengurangi pesan yang
mereka sampaikan kepada para nabi...? Tidak mungkin!
Saya
setuju dengan jawaban ini. Malaikat Tuhan tidak mungkin berani melakukan itu.
Namun
bukan itu sasaran pertanyaan saya yang sebenarnya. Pokok pertanyaan saya yang
sebenarnya terletak pada “nabi” itu sendiri, siapakah para nabi tersebut?
Apakah mereka adalah malaikat? Atau cuma manusia biasa saja, yang kemudian
diakui oleh para manusia yang lainnya sebagai nabi (utusan Tuhan)? Dalam
beberapa kasus malahan mereka mengangkat diri mereka sendiri sebagai nabi.
Harus
kita akui memang, bahwa mereka semua itu adalah manusia juga. Semua para nabi
itu adalah manusia biasa juga.... sama seperti saya dan anda. Mereka semua
tidak dapat melakukan apapun kecuali cuma berharap agar malaikat Tuhan datang
membawa pesan bagi mereka. Dan dengan pesan yang datang itulah mereka
mengajarkan kita apa yang harus kita lakukan agar berkenan di hadapan Tuhan.
Cuma ada
satu hal yang selama ini kita lupakan dari mereka. Karena mereka juga pada
dasarnya adalah manusia biasa, maka mereka pun tentunya juga pernah melakukan
perbuatan dosa.....
Sekarang,
perbuatan dosa apa yang paling tidak dapat dihindarkan oleh manusia...? kalau
perbuatan dosa membunuh sesama manusia mungkin saja dapat kita hindari.... tapi
ada satu perbuatan dosa yang sangat-sangat tidak dapat dihindari oleh semua
orang...... yaitu dosa berbohong.
Siapakah
diantara kita yang tidak pernah berbohong? Apakah kita diajari oleh orang tua
untuk berbohong? Kalau tidak, mengapa kita dapat berbohong dengan sendirinya?
Pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa para nabipun (manusia biasa) dapat saja
berbohong di dalam hidup mereka?
Seandainya
sekarang ini saya ingin mendirikan suatu ajaran agama baru, bukankah saya dapat
saja berbohong dihadapan umat saya dengan mengatakan bahwa semua pengikut
ajaran saya pasti dapat masuk sorga? (salah satu motifnya bisa jadi ingin tetap
berkuasa – dipandang sebagai nabi yang setiap kata-katanya dipatuhi tanpa
dipertanyakan lebih dulu adalah sangat menyenangkan dan membanggakan sekali).
Hal ini
dapat saja saya lakukan mengingat saya membutuhkan kefanatikan (kepercayaan
mutlak) mereka pada saya. Kalau tidak begitu bisa bubar donk jemaat yang sudah
dengan susah payah saya bangun?
Nah,
kalau mereka menanyakan buktinya, atas dasar apa saya dapat menjamin mereka
masuk sorga? Gampang saja...... saya katakan saja bahwa, saat ini,.... detik
ini juga.... dihadapan saya sedang berdiri malaikat dari Tuhan yang
menyampaikan wahyu itu kepada saya.... kalian semua tidak dapat melihatnya, tetapi
saya dapat melihatnya karena saya nabi Tuhan!
Saya
berbohong? Mengapa tidak?! Saya bisa saja berbohong demikian, yang penting
jemaat saya percaya dan semakin fanatik kepada saya... sehingga apapun yang
saya perintahkan “dalam nama tuhan” maka mereka akan dengan senang hati
melakukannya.
Sekarang
bagaimana dengan kristen?
Dalam
kekristenan, kita semua tahu bahwa yang telah mengajarkan kita adalah Yesus.
Yesus mengajarkan kepada semua murid dan juga masyarakat umum di jamanNya. Dan
melalui pengajarannya itulah kita sekarang dipanggil dan dikenal oleh
masyarakat sebagai orang-orang kristen (artinya pengikut kristus).
Didalam
ajaran kristen, Yesus bukanlah malaikat.... juga bukanlah nabi..... apalagi
manusia biasa..... tetapi di dalam kekristenan..... Yesus adalah Allah
sendiri..... Tuhan sendiri.... dan Tuhan, tidak dapat bohong!
Jadi
pada saat Yesus berkata
Yohanes
14:6 Kata Yesus
kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun
yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Maka
kata-kata Yesus di atas adalah kebenaran.... tidak ada dusta/kebohongan di
dalamnya. Pada saat Yesus menjamin pengikutnya akan menerima hidup kekal di
sorga, maka kata-kata itu dapat seratus persen dipercaya kebenarannya. Mengapa?
Sebab Dia Tuhan dan Tuhan tidak dapat berdusta.
Itulah
mengapa saya dapat menyakini kebenaran kristen, karena agama kristen tidak
dibawa oleh seorang malaikat apalagi nabi.... tetapi oleh Tuhan sendiri.
Yesus
(Tuhan sendiri) berbicara langsung kepada manusia tanpa perantara lagi, baik
malaikat apalagi nabi. Dan sekali lagi, Tuhan tidak dapat bohong.... jadi semua
yang disampaikan Yesus kepada kita adalah kebenaran yang seratus persen dapat
dipercaya kebenarannya itu.
Berhikmatlah
saudara jika kita diharuskan untuk berhikmat. Jangan sampai karena ketidak
beranian kita untuk memahami Tuhan dengan akal kita,..... malahan telah membuat
kita jatuh dalam perangkap setan.
Galileo pernah
berkata “kalau Tuhan tidak menginginkan kita menggunakan otak kita, mengapa Dia
memberikan otak kepada kita?”
Ada
banyak jalan menuju Roma tapi tidak buat ke Sorga. Jalan menuju Sorga cuma satu
dan itu hanya jalan yang Tuhan sendiri (pemilik sorga) tunjukkan kepada kita
manusia.
Syallom......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar