Memahami Yesus adalah Tuhan memang tidak gampang.
Banyak orang yang mengalami kesulitan untuk membedakan dua pribadi dari Yesus.
Disatu sisi orang kristen menganggap Yesus adalah Tuhan, tetapi di sisi lain
bagi orang yang belum percaya, bagaimana mungkin mereka dapat menganggap Yesus
sebagai Tuhan jikalau mereka juga melihat Yesus membutuhkan makanan, minum dan
tidur bila Dia lelah. Puncaknya... orang kristen sendiri juga mengakui bahwa
Yesuspun pernah mati, walaupun tiga hari kemudian bangkit lagi dari antara
orang mati. Layakkah Tuhan mati?
Beberapa ayat di bawah ini juga telah menjadi dilema
bagi sebagian orang untuk memahami Yesus sebagai Tuhan.
Matius
24:3 ......... "Katakanlah
kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan
tanda kesudahan dunia?"
24:36 Tetapi tentang hari dan saat itu tidak
seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak,
hanya Bapa sendiri."
Dari bacaan di atas bukankah jelas memberikan
pengertian pada kita bahwa Yesus tidak mengetahui kapan terjadinya kiamat..?
Matius
27:46 Kira-kira
jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku,
Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Bagaimana
pula dengan ayat ini? Dalam ayat ini jelas sekali kalau Yesus juga menyatakan
sendiri bahwa Tuhan telah meninggalkanNya. Mungkinkah Yesus adalah Tuhan?
Masih
banyak sebenarnya ayat-ayat yang dapat memberikan kita pengertian yang serupa
seperti di atas.
Jadi
kalau begini sebenarnya bagaimana dengan iman kristen? Apakah ini berarti iman
orang kristen selama ini salah? Menganggap Yesus sebagai Tuhan ternyata sama
sekali tidak Alkitabiah? Kafir donk orang kristen karena sudah mempertuhankan
manusia Yesus?
Bukankah
Yesus sendiri sudah memberikan indikasi kuat bahwa Dia bukanlah Tuhan melainkan
orang biasa karena Dia tidak maha tahu dan kepada siapa pula Dia berteriak “Allah-Ku”
kalau Dia sendiri adalah Allah itu?
Jadi
kalau demikian, siapakah Yesus itu?
Yohanes
17:3 Inilah
hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah
yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Injil
Yohanes ini telah memberikan pukulan yang telak bagi iman orang kristen.
Bukankah jelas dikatakan di sini bahwa Yesus tidak lebih dari sekedar utusan
Tuhan? Sama seperti Tuhan telah mengutus nabi-nabiNya yang terdahulu demikian
juga Tuhan telah mengutus Yesus. Lalu mengapa orang-orang kristen malah
mempertuhankan seorang utusan Tuhan? Kafirlah orang yang mempertuhankan
manusia, bukankah demikian?
Saya
sangat setuju dengan pendapat ini. Memang bila kita mempertuhankan seseorang
maupun benda misalkan batu, patung dan lainnya pada dasarnya kita telah
menyembah berhala. Penyembahan berhala tidak terbatas pada patung saja. Semua
benda yang karenanya kita beribadah dan menyembah, baik benda mati maupun benda
hidup, pada dasarnya itulah penyembahan berhala.
Nah, dalam
iman orang kristen sekarang ini.... mereka telah mempertuhankan Yesus Kristus.
Bukankah ini sama saja dengan menyembah berhala? Yang seharusnya disembah itu
adalah Tuhan yang mengutus Yesus, bukan Yesus yang diutus Tuhan! Apakah orang
kristen diseluruh dunia ini goblok semua? Masakkan tidak dapat melihat
pengertian yang sangat sederhana ini?
Ayat-ayat
yang dikemukakan di atas sebenarnya sudah sangat jelas. Tidak perlu lagi untuk
ditafsirkan. Hanya orang yang sangat-sangat gobloklah yang tidak dapat melihat
arti dari ayat-ayat di atas. Seorang yang buta huruf (orang bodohkan?), jika
dia diajarkan membaca dan dia dengan suka cita menerima pengajaran itu, maka
dia akan menjadi mahir membaca hanya dalam beberapa bulan saja. Artinya adalah,
seseorang yang bodoh sekalipun, jika mau belajar, maka diapun dapat menjadi
pintar.
Bagaimana
dengan orang kristen? Apakah orang-orang kristen itu lebih bodoh daripada
seorang yang buta huruf? Sehingga walaupun mereka dapat membaca, bahkan ada
yang membaca Alkitab tiap hari lagi... namun masih juga mereka tidak dapat
menangkap pengertian dari ayat-ayat di atas? Karena itu hai orang kristen, atas
dasar apa saudara semua masih juga mempertuhankan Yesus Kristus itu?
..........................
Sekarang
bila pertanyaan serupa diberikan kepada saya 10 tahun yang lalu... sayapun
tidak akan dapat menjelaskan siapakah Yesus itu. Tuhankah Dia? Atau cuma
manusia biasa yang memiliki hikmat luar biasa karena dia adalah “utusan Tuhan?”
Mungkin
untuk dapat mengenal Tuhan kita Yesus kristus saya rasa tidak akan tuntas
dengan hanya membahasnya di sini. Namun demikian, setidaknya melalui logika
kita yang terbatas ini, kita dapat berusaha untuk memahami Yesus dari sudut
pandang kita manusia (meskipun apa yang dapat kita pahami ini tidak sampai
sepersekian persennya). Setidaknya dengan pemahaman kita nanti, minimal kita
dapat memberikan pemahaman yang sama kepada sesama rekan seiman yang
membutuhkan.
Perlu
saya tegaskan disini, saya tidak bertanggung jawab bagi orang yang belum
percaya untuk mengubah pandangannya tentang Yesus. Silahkan anda memiliki pemahaman
anda sendiri, itu adalah hak anda dan bukan menjadi tanggung jawab saya untuk
membuat anda berubah pandangan, tetapi itu adalah tanggung jawab anda pribadi
kepada Tuhan. Tugas kami orang-orang kristen cuma memberitakan, itu saja.
Apapun keputusan yang anda ambil adalah resiko anda sendiri. Apa yang kami ulas disini tidak lain hanyalah
sharing bagi sesama rekan seiman.
Injil
Yohanes mengatakan
1:1. Pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman
itu adalah Allah.
Firman
itu adalah Allah. Mungkin agak sulit untuk memahaminya, jadi akan saya
ilustrasikan begini :
Bayangkan
misalkan sebelum penciptaan alam semesta ini, antariksa dalam keadaan kosong.
Tiba-tiba dari salah satu sudut (diumpamakan) terdengar suara “Jadilah bumi!”
Itulah
Tuhan. Suara itu.... firman itu.... adalah Tuhan sendiri. Tuhan menciptakan
segala sesuatu dengan firmanNya. Tanpa firmanNya itu Tuhan tidak dapat
mencipta. Firman itu adalah Tuhan.
Kalau
anda sedang berada dalam kelas, tiba-tiba dari luar kelas terdengar suara
seseorang, anda dapat mengatakan bahwa yang berada diluar kelas itu adalah si
A. Padahal anda sendiri tidak melihatnya (karena dibatasi tembok). Jadi suara
itu identik dengan si A.
Mungkin
saja nanti timbul pertanyaan, memang suara itu identik dengan si A, tapi si A
bukan suara itu.
Pernyataan
ini benar. Suara itu memang suara si A. Dimana ada suara itu (yang dimaksud
tentu bukan rekaman) di sana pasti ada si A. Namun si A memang bukanlah suara
itu. Jadi dalam hal ini, harus ada si A dulu baru ada suara itu. Itulah
sebabnya si A bukan suara itu. Hal ini dapat kita terapkan, tetapi hanya kepada
manusia. Tidak kepada Tuhan. Mengapa saya katakan demikian?
Perhatikan
ayat di atas.
Yohanes
1:1. Pada mulanya adalah Firman;........
Saudara
tahu, pada mulanya adalah Firman..... bukan pada mulanya adalah Allah....
Jadi
jelas dalam hal ini bahwa Firman, bukanlah sesuatu yang ada kemudian setelah
Allah ada. Firman dan Allah adalah satu. Tidak ada yang lebih dulu dan yang
terbelakang. Berbeda dengan manusia yang keberadaannya harus ada lebih dulu.
Jadi
sekarang kalau ada yang mengatakan bahwa : “tapi si A bukan suara itu.”,....
“tapi Allah bukan Firman itu” jelas... pernyataan demikian tidak dapat
diterapkan pada Tuhan.
Inti
dari ini semua adalah..... Firman itu adalah Allah. Titik! Bahkan Injil Yohanes
1:1 tersebut sebenarnya tidak memerlukan lagi penafsiran.
Yohanes
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita
telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Firman
yang adalah Allah itu sendiri, telah menjadi manusia.
“Tuhan
menciptakan manusia dengan Firman.” dan “Firman telah menjadi manusia.” Ini
adalah dua hal yang sangat berbeda. Yang satu, sesuatu di ciptakan oleh Firman
dan yang lain Firman itu yang menjadi sesuatu (manusia).
Sampai
disini sebenarnya sudah cukup bagi kita untuk mempercayai Yesus adalah Tuhan
itu sendiri. Tapi dari beberapa ayat terdahulu, sepertinya Yesus sendiri yang
mementahkan klaim orang kristen bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri. Bagaimana
penjelasan untuk ini?
Baiklah
kita bahas lebih lanjut.
Kebanyakan
bagi orang yang belum percaya, apabila ada seorang kristen menyebutkan Tuhan
Yesus, maka yang terkonsep dalam pikiran mereka adalah gambaran Yesus dengan
wajah timur tengahnya (israel) yang disembah oleh orang kristen. Konsep
berfikir seperti ini jelas salah!
Orang
kristen tidak pernah menyembah seseorang dengan wajah timur tengahnya sebagai
Tuhan. Orang kristen tidak pernah menyembah Yesus dalam wujud manusianya itu.
Wujud yang terlihat dalam rupa manusia dengan wajah timur tengah itu memang
adalah benar-benar manusia. Jadi tidak pernah disembah dan dipanggil Tuhan oleh
orang kristen. Sesungguhnya, yang dipanggil oleh orang kristen sebagai Tuhan
adalah Roh yang mendiami tubuh manusia Yesus itu.
Yesus
yang manusia itu adalah benar manusia, sehingga dia butuh makan kalau lapar,
butuh tidur kalau mengantuk dan bisa berdarah bahkan mati pada saat disalibkan
dikayu salib. Itu semua, yang dapat terlihat oleh orang-orang yang hidup
dijamannya adalah benar-benar manusia yang dilahirkan oleh manusia pula.
Jadi
Yesus yang manusia ini sama sekali tidak pernah disembah oleh orang kristen.
Nah, perbedaan menyolok yang terjadi adalah dari sudut pandang antara orang
kristen dan orang-orang non kristen.
Bagi
orang kristen, setiap mereka melihat Yesus, yang mereka lihat 90% adalah Roh
yang ada di dalam manusia Yesus itu. Itulah yang memampukan orang kristen
memanggil Yesus sebagai Tuhan. Karena Roh Tuhan yang ada dalam diri Yesus
itulah sebenarnya yang dipanggil Tuhan oleh orang kristen. Namun bagi orang non
kristen, mereka hanya mampu melihat “tubuh” manusia Yesus saja (90% yang
dilihat adalah manusianya). Jadi wajar saja jika mereka menyangka orang kristen
bertuhankan manusia.
Ketidak
mampuan orang non kristen untuk membedakan Yesus sebagai Tuhan dan Yesus
sebagai manusia ini jelas terlihat dari pemahaman mereka tentang ayat-ayat di
atas. Mereka tidak mampu membedakan dua pribadi dalam diri Yesus. Kapan Yesus
berbicara sebagai Tuhan dan kapan Yesus berbicara sebagai manusia.
Pada
saat Yesus berbicara
Matius
24:3 ......... "Katakanlah
kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan
tanda kesudahan dunia?"
24:36 Tetapi tentang hari dan saat itu tidak
seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak,
hanya Bapa sendiri."
Dan
ayat-ayat identik lainnya, jelas Yesus sedang berbicara sebagai manusia. Tapi
coba saudara bandingkan dengan kata-kata Yesus berikut ini :
Matius
9:2
Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat
tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh
itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
9:3 Maka
berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah."
Mengapa
ahli Taurat dapat berpendapat Yesus menghujat Allah? Ini lain tidak karena para
ahli Taurat tahu bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengampuni
dosa seseorang selain Allah sendiri. Dan Yesus telah mengatakan itu!
Bahwa Dia telah mengampuni orang itu dari dosanya. Yesus secara tidak langsung
sudah berkata “Akulah Tuhan yang berkuasa mengampuni dosa” (kemudian hari,
karena alasan ini jugalah para imam Yahudi bersikeras untuk menyalibkan Yesus).
Apakah
ini cuma bisa-bisanya Yesus saja (berkata mengampuni dosa) supaya banyak orang
yang kagum kepadaNya? Tidak! Yesus berkata demikian bukan dalam rangka mencari
perhatian ataupun popularitas pribadi. Yesus berkata demikian karena Dia memang
benar-benar Tuhan yang berkuasa untuk mengampuni dosa seseorang. Buktinya ?
Matius
9:6
Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia
kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan
pulanglah ke rumahmu!"
9:7 Dan orang itupun bangun lalu pulang.
Inilah
bukti itu bahwa kesembuhan memang benar terjadi atas kuasa pengampunan dosa
dari Tuhan Yesus. Apakah Yesus waktu menyembuhkan orang lumpuh itu berkata
dalam nama Tuhan engkau sembuh? Tidak! Yesus dengan otoritasnya dalam
mengampuni dosa, Dia menyembuhkan orang lumpuh itu dengan kuasa dari diriNya
sendiri. Mengapa bisa? Karena Dia memang Tuhan! Tidak seperti para nabi sebelum
Yesus, didalam melakukan sesuatu perkara selalu mengandalkan kekuatan dari
Tuhan, namun Yesus mengandalkan diriNya.
Ayat
Matius 9:1-7 di atas ini adalah contoh dimana Yesus berbicara sebagai Tuhan,
penuh otoritas ke ilahianNya.
Yohanes
10:38 tetapi
jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan
pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa
di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."
Ini
merupakan satu lagi ayat dimana Yesus berbicara sebagai Tuhan. Artinya, Roh
yang ada dalam diri Yesus sedang berbicara dalam hakekatNya sebagai Tuhan.
Jadi
pada ayat-ayat pembuka makalah kita di atas tadi, sudah seharusnya kita tahu
bahwa itulah kata-kata Yesus dalam kondisinya sebagai manusia, yang adalah
hamba Tuhan semesta alam. (Tuhan mengunakan manusia Yesus untuk menyampaikan
maksudnya kepada manusia yang lain. Tubuh manusia Yesus yang dipakai Tuhan itu
pada dasarnya adalah tetap hamba dari Tuhan itu sendiri)
Mungkin
sebagai ilustrasi dapat saya tampilkan disini :
(mengutip
dari Hamran Ambrie)
Kita
semua pastilah tahu siapa itu jend. Sudirman. Dia adalah jenderal besar yang
pernah ada dalam republik ini.
Tapi dalam
ilustrasi ini saya mengunakan jenderal yang lain. Katakanlah jenderal Badu.
Misalkan suatu
saat jend. Badu sedang berada dikantornya. Karena situasi sedang terjadi
perang, maka jenderal kita ini memanggil para kopralnya. Katakanlah kopral A, B
dan C.
Ketiga kopral
ini datang menghadap sang jenderal. Perintah sang jenderal jelas. “kalian
sekarang juga maju ke medan pertempuran! Kita sedang kekurangan kekuatan.”
Pertanyaan saya,
jalan tidak ketiga kopral tadi atas perintah jenderal kita? Para kopral itu
tahu bahwa maju ke medan pertempuran cuma ada dua kemungkinan, pulang hidup
atau pulang tinggal nama!
100% jawabannya
para kopral itu akan mematuhi perintah sang jenderal kita. Walaupun mereka tahu
bahwa yang menjadi tarohannya adalah nyawa mereka.
Sekarang sang
jenderal sudah pensiun, dia datang ke kantor yang sama, memanggil kopral yang
sama, dan memberi perintah yang sama.
Pertanyaannya,
jalankah ketiga kopral tersebut atas perintahnya? Tentu tidak!
Mengapa?
Bukankah perintah yang sama juga keluar dari mulut orang yang sama?
Jawabannya cuma
satu, dulu.... yang memerintah adalah JENDERAL dan sekarang yang memerintah
adalah Pak BADU, bukan Jenderal. Walaupun perintahnya keluar dari mulut orang
yang sama, namun kuasanya berbeda. Dulu adalah kuasa Jenderal dan sekarang
adalah kuasa manusia Badu.
Dapatkah
sekarang kita membedakan kapan jenderal Badu berbicara sebagai Jenderal dan
kapan dia berbicara sebagai manusia?
Anggaplah
jenderal Badu belum pensiun. Terus dia pulang dari kantor dan minta isterinya
untuk memasak sayur asam, sang isteri bisa saja menolaknya dengan alasan
“kemaren sudah sayur asam, dua hari yang lalu juga sayur asam.... sekarang aku
mau masak sayur lode saja.”
Mengapa
sang isteri berani menolak? Karena yang bicara di rumah itu Pak Badu, bukan
jenderal!
Sekarang
anggap saja jenderal Badu meninggal. Siapa sebenarnya yang meninggal?
Jenderalkah? Atau Badukah?
Waktu
Yesus disalib, siapakah yang mati dikayu salib? Yesus yang manusiakah? Atau
Yesus yang Tuhan (Roh) kah?
Sudah
tentu Yesus yang manusia. Lalu kemana yang Tuhannya itu?
I Petrus
3:18.
Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar
untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia,
yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya
sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,
3:19 dan di dalam
Roh itu juga Ia pergi memberitakan
Injil kepada roh-roh yang di dalam
penjara,
Yesus
yang adalah Tuhan (Roh) pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam
penjara (bukan penjara dunia). Yang mati adalah jasad manusia Yesus.
Jadi
saudara, orang kristen dapat membedakan
kapan Yesus berbicara sebagai manusia yang adalah hamba Tuhan semesta yang
adalah “utusan” Tuhan semesta dan kapan Yesus berbicara sebagai Tuhan! Yaitu “kuasa
Jenderal”.
Orang-orang
non kristen paling sulit untuk membedakan hal ini. Saya tidak tahu mengapa?
Apakah mereka lebih bodoh dari orang yang buta huruf atau apa. Dan celakanya
kalau mereka diberi penjelasan seperti ini, bahkan dilengkapi dengan ilustrasi
segala, masih saja ada yang tidak dapat menerimanya. Itulah mengapa diawal
penjelasan saya tadi saya katakan bahwa bukan menjadi tanggung jawab saya untuk
membuat mereka dapat mengubah pandangan mereka tentang Yesus. Biarlah itu
menjadi tanggung jawab mereka sendiri.
Demikianlah
sharing kita yang singkat ini. Semoga dapat menjadi berkat bagi kita semua.
Amin.
GBU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar