Translate

Minggu, 26 Agustus 2012

Berdoa Di Depan Umum


Apakah kita sendiri melakukan ini? Bagaimana kalau orang-orang yang berada di sekeliling kita saat itu seratus persen bukan orang Kristen? Atau mungkin didepan bos kita yang bukan Kristen? Jangan sepelehkan masalah ini lo, Saudara. Karena tidak sedikit Saudara kita seiman yang masih – saya tidak tahu apa malu apa takut – untuk berdoa di depan umum. Terutama di restoran padang katanya, he…he… Mungkin Saudara sendiri juga ya?....

Kalau iya…, tolong jangan malu mengakuinya, bertobatlah. Dan setelah sharing kita kali ini yah…jangan lagi melakukannya….(malu untuk berdoa). Bahaya Saudara…. Keselamatanmu yang terancam. Bukan oleh orang-orang di sekitarmu Saudara, tapi oleh Tuhan sendiri!

Seorang pendeta yang saya kenal….namun sudah tentu beliau tidak mengenal saya, dalam salah satu kesaksiannya mengatakan bahwa dia pernah berjumpa dengan seorang nasrani, saya tidak ingat apa kristen atau katolik, disaat akan makan di rumah makan padang, yang bersangkutan harus menjatuhkan sendok terlebih dahulu dan kemudian sambil pura-pura memungut sendok tersebut dia berdoa di bawah meja. Wah… saya tidak tahu cerita ini benar terjadi atau tidak. Tapi bila itu kejadian yang sesungguhnya, sangat disayangkan, saya tidak tahu lagi harus berkomentar apa.

Rasanya hidup sebagai orang minoritas memang mesti siap mental. Dalam segala hal kita bisa saja mendapatkan perlakuan yang diskriminatif, termasuk dalam hal ibadah dan menjalankan keyakinan kita.

Adalah hal yang mungkin saja terjadi, bila ada sebagian orang yang tidak suka bila kita menjalankan kehidupan kristiani kita di tempat umum. Seperti halnya di rumah makan padang tadi, namun apa itu benar? Apa bukan karena perasaan kita saja, karena takut diperlakukan dengan tidak hormat, akhirnya kita sendiri yang menyembunyikan identitas kekristenan kita?

Jujurlah Saudara, apa selama ini ada yang pernah menegur Saudara pada saat Saudara berdoa sebelum makan di tempat umum? Apakah pernah ada yang sampai menghajar Saudara hingga babak belur hanya karena Saudara melakukan itu? Bila tidak pernah, lalu mengapa Saudara harus takut? Sejujurnya saya katakan di sini, seandainya pun Saudara sampai pernah mengalami semua apa yang kita bicarakan di atas, tidak selayaknya juga Saudara menjadi takut. Bahkan penganiayaan yang lebih berat sekalipun kita harus dapat menerimanya dalam iman. Penginjilan dapat dilakukan di mana saja, termasuk juga kesaksian sikap pada masyarakat sekitar, bahwa walaupun kita mendapat penganiayaan sekalipun, kita tetap dapat menunjukkan iman kita kepada mereka.

Kalaupun kita mendapatkan pandangan yang sinis serta mengejek hanya karena kita berdoa di depan umum sebelum makan, janganlah kita berkecil hati dan malu. Ini pengenapan firman Tuhan, Saudara. Memang pengejek-pengejek akan tampil di akhir jaman. Justru hal ini seharusnya dapat lebih mengingatkan kita lagi bahwa akhir jaman itu memang sudah benar-benar tiba. Apa kata Alkitab tentang pengejek-pengejek ini :

II Petrus  3

3:3. Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.

Yudas  1

1:18 Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka."

Makanya Saudaraku, tunjukkanlah kehidupan kita yang kudus walaupun untuk itu kita harus menerima ejekan dan penganiayaan.
Penginjilan tidak selalu harus dengan berkotbah, tetapi dengan menunjukan sikap hidup orang kristen yang baik saja sudah merupakan suatu bentuk penginjilan kita kepada orang-orang di sekitar kita.

Bisa Saudara bayangkan bagaimana mungkin Saudara dapat memberitakan orang lain untuk mengikuti Tuhan Yesus jika Saudara sendiri malu sebagai pengikut-Nya? Mulut Saudara bisa saja mengatakan saya bangga! Tapi tingkah laku Saudara adalah cermin yang nyata. Kalau cermin itu memantulkan bangkai…, mustahil yang bercermin itu emas murni.

Kalau selama ini Saudara belum pernah berdoa di depan umum, Saudara dapat belajar melakukannya. Memang tidak mudah untuk awal-awalnya, mungkin saja Saudara masih sering lupa, masih sedikit ada rasa malu dan lain sebagainya. Tapi saya anjurkan, kalau Saudara ingin melakukannya dengan perasaan bangga karena kekristenan Saudara, pasti rasa malu itu akan hilang seketika itu juga.

Ada juga yang berpendapat kalau mau berdoa jangan ada makanan di dalam mulut kita, sehingga bagi yang baru mengingatnya ketika makanan sudah di dalam mulut, sering kali merasa sudah terlanjur, sehingga tidak jadi berdoa. Saya rasa ini pendapat yang kurang benar. Mulut kita ada makanan atau tidak, kita tetap dapat berdoa, meski itu di dalam hati. Yang penting hal itu bukan kita lakukan dengan sengaja karena maksud-maksud tertentu.

Juga di dalam berdoa janganlah kita bersikap munafik. Mungkin saja hal ini dapat kita lakukan tanpa kita sadari. Begini Saudara, apabila Saudara berdoa sebelum makan di rumah dengan suara yang dapat terdengar oleh seluruh anggota keluarga, janganlah kemudian Saudara berdoa di dalam hati saja bila Saudara berada di restoran. Lakukanlah dengan sikap dan suara yang sama seperti selama ini yang Saudara lakukan di rumah. Mungkin Saudara ingin mengecilkan sedikit volume suaranya, itu tidak masalah. Namun janganlah pertimbangannya karena malu. Ini berbahaya!

Namun begitu, bagi orang yang malahan terlalu bangga, saya tidak menganjurkan kita melakukannya dengan cara yang menyolok, sehingga menarik perhatian orang-orang di sekitar kita. Hal ini saya katakan bukan karena takut dengan orang di sekeliling kita, tetapi lebih di karenakan memang Tuhan tidak ingin kita hidup dengan cara orang-orang farisi, yaitu berdoa di depan umum cuma karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Jangan ini yang menjadi motivasi kita, Saudara!

Jadilah orang kristen yang hidupnya penuh hikmat. Jika Saudara merasa kurang memiliki hikmat, mintalah hal itu kepada Tuhan Yesus yang adalah pemilik hikmat itu, sama seperti pada waktu Salomo memintanya.

Di akhir sharing ini ingin saya sampaikan satu hal, mungkin Saudara dari tadi sudah membaca kalimat yang berulang kali disampaikan bahwa kalau kita malu untuk berdoa di depan umum seperti yang biasa kita lakukan kalau kita berada di rumah sendiri, ini akan sangat berbahaya bagi keselamatan kita. Ini memang benar Saudara, seperti apa yang tertulis dalam firman Tuhan berikut ini :

Matius  10

10:32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.

Dapat Saudara bayangkan, seandainya Tuhan kita Yesus Kristus tidak mau mengakui Saudara di hadapan Bapa di sorga?

GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar