Apakah kita sendiri melakukan
ini? Bagaimana kalau orang-orang yang berada di sekeliling kita saat itu
seratus persen bukan orang Kristen? Atau mungkin didepan bos kita yang bukan
Kristen? Jangan sepelehkan masalah ini lo, Saudara. Karena tidak sedikit
Saudara kita seiman yang masih – saya tidak tahu apa malu apa takut – untuk
berdoa di depan umum. Terutama di restoran padang katanya, he…he… Mungkin
Saudara sendiri juga ya?....
Kalau iya…, tolong jangan malu
mengakuinya, bertobatlah. Dan setelah sharing kita kali ini yah…jangan lagi
melakukannya….(malu untuk berdoa). Bahaya Saudara…. Keselamatanmu yang
terancam. Bukan oleh orang-orang di sekitarmu Saudara, tapi oleh Tuhan sendiri!
Seorang pendeta yang saya
kenal….namun sudah tentu beliau tidak mengenal saya, dalam salah satu
kesaksiannya mengatakan bahwa dia pernah berjumpa dengan seorang nasrani, saya
tidak ingat apa kristen atau katolik, disaat akan makan di rumah makan padang,
yang bersangkutan harus menjatuhkan sendok terlebih dahulu dan kemudian sambil
pura-pura memungut sendok tersebut dia berdoa di bawah meja. Wah… saya tidak
tahu cerita ini benar terjadi atau tidak. Tapi bila itu kejadian yang
sesungguhnya, sangat disayangkan, saya tidak tahu lagi harus berkomentar apa.
Rasanya hidup sebagai orang
minoritas memang mesti siap mental. Dalam segala hal kita bisa saja mendapatkan
perlakuan yang diskriminatif, termasuk dalam hal ibadah dan menjalankan
keyakinan kita.
Adalah hal yang mungkin saja
terjadi, bila ada sebagian orang yang tidak suka bila kita menjalankan
kehidupan kristiani kita di tempat umum. Seperti halnya di rumah makan padang
tadi, namun apa itu benar? Apa bukan karena perasaan kita saja, karena takut
diperlakukan dengan tidak hormat, akhirnya kita sendiri yang menyembunyikan
identitas kekristenan kita?
Jujurlah Saudara, apa selama ini
ada yang pernah menegur Saudara pada saat Saudara berdoa sebelum makan di
tempat umum? Apakah pernah ada yang sampai menghajar Saudara hingga babak belur
hanya karena Saudara melakukan itu? Bila tidak pernah, lalu mengapa Saudara
harus takut? Sejujurnya saya katakan di sini, seandainya pun Saudara sampai
pernah mengalami semua apa yang kita bicarakan di atas, tidak selayaknya juga
Saudara menjadi takut. Bahkan penganiayaan yang lebih berat sekalipun kita
harus dapat menerimanya dalam iman. Penginjilan dapat dilakukan di mana saja,
termasuk juga kesaksian sikap pada masyarakat sekitar, bahwa walaupun kita
mendapat penganiayaan sekalipun, kita tetap dapat menunjukkan iman kita kepada
mereka.
Kalaupun kita mendapatkan
pandangan yang sinis serta mengejek hanya karena kita berdoa di depan umum
sebelum makan, janganlah kita berkecil hati dan malu. Ini pengenapan firman
Tuhan, Saudara. Memang pengejek-pengejek akan tampil di akhir jaman. Justru hal
ini seharusnya dapat lebih mengingatkan kita lagi bahwa akhir jaman itu memang
sudah benar-benar tiba. Apa kata Alkitab tentang pengejek-pengejek ini :
II Petrus 3
3:3. Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa
pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan
ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
Yudas 1
1:18 Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu:
"Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup
menuruti hawa nafsu kefasikan mereka."
Makanya Saudaraku, tunjukkanlah
kehidupan kita yang kudus walaupun untuk itu kita harus menerima ejekan dan
penganiayaan.
Penginjilan tidak selalu harus
dengan berkotbah, tetapi dengan menunjukan sikap hidup orang kristen yang baik
saja sudah merupakan suatu bentuk penginjilan kita kepada orang-orang di
sekitar kita.
Bisa Saudara bayangkan bagaimana
mungkin Saudara dapat memberitakan orang lain untuk mengikuti Tuhan Yesus jika
Saudara sendiri malu sebagai pengikut-Nya? Mulut Saudara bisa saja mengatakan
saya bangga! Tapi tingkah laku Saudara adalah cermin yang nyata. Kalau cermin
itu memantulkan bangkai…, mustahil yang bercermin itu emas murni.
Kalau selama ini Saudara belum
pernah berdoa di depan umum, Saudara dapat belajar melakukannya. Memang tidak
mudah untuk awal-awalnya, mungkin saja Saudara masih sering lupa, masih sedikit
ada rasa malu dan lain sebagainya. Tapi saya anjurkan, kalau Saudara ingin
melakukannya dengan perasaan bangga karena kekristenan Saudara, pasti rasa malu
itu akan hilang seketika itu juga.
Ada juga yang berpendapat kalau
mau berdoa jangan ada makanan di dalam mulut kita, sehingga bagi yang baru
mengingatnya ketika makanan sudah di dalam mulut, sering kali merasa sudah
terlanjur, sehingga tidak jadi berdoa. Saya rasa ini pendapat yang kurang
benar. Mulut kita ada makanan atau tidak, kita tetap dapat berdoa, meski itu di
dalam hati. Yang penting hal itu bukan kita lakukan dengan sengaja karena
maksud-maksud tertentu.
Juga di dalam berdoa janganlah
kita bersikap munafik. Mungkin saja hal ini dapat kita lakukan tanpa kita
sadari. Begini Saudara, apabila Saudara berdoa sebelum makan di rumah dengan
suara yang dapat terdengar oleh seluruh anggota keluarga, janganlah kemudian
Saudara berdoa di dalam hati saja bila Saudara berada di restoran. Lakukanlah
dengan sikap dan suara yang sama seperti selama ini yang Saudara lakukan di
rumah. Mungkin Saudara ingin mengecilkan sedikit volume suaranya, itu tidak
masalah. Namun janganlah pertimbangannya karena malu. Ini berbahaya!
Namun begitu, bagi orang yang
malahan terlalu bangga, saya tidak menganjurkan kita melakukannya dengan cara
yang menyolok, sehingga menarik perhatian orang-orang di sekitar kita. Hal ini
saya katakan bukan karena takut dengan orang di sekeliling kita, tetapi lebih
di karenakan memang Tuhan tidak ingin kita hidup dengan cara orang-orang
farisi, yaitu berdoa di depan umum cuma karena ingin mendapatkan pujian dari
orang lain. Jangan ini yang menjadi motivasi kita, Saudara!
Jadilah orang kristen yang
hidupnya penuh hikmat. Jika Saudara merasa kurang memiliki hikmat, mintalah hal
itu kepada Tuhan Yesus yang adalah pemilik hikmat itu, sama seperti pada waktu
Salomo memintanya.
Di akhir sharing ini ingin saya
sampaikan satu hal, mungkin Saudara dari tadi sudah membaca kalimat yang
berulang kali disampaikan bahwa kalau kita
malu untuk berdoa di depan umum seperti yang biasa kita lakukan kalau kita
berada di rumah sendiri, ini akan sangat berbahaya bagi keselamatan kita. Ini
memang benar Saudara, seperti apa yang tertulis dalam firman Tuhan berikut ini
:
Matius 10
10:32 Setiap orang
yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku
yang di sorga.
Dapat Saudara bayangkan,
seandainya Tuhan kita Yesus Kristus tidak mau mengakui Saudara di hadapan Bapa
di sorga?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar