Translate

Minggu, 26 Agustus 2012

Katakan “Tidak!” Dalam Pergaulan


Saudara tidak merokok, pada saat Saudara berkumpul dengan teman-teman Saudara dan ditawari rokok sanggupkan Saudara mengatakan “tidak!” ?

Saudara tidak pernah dan tidak suka ke night club, apalagi melakukan perbuatan yang tidak benar. Pada saat tender proyek, sanggupkah Saudara menampik ajakan seorang perempuan yang dipesan khusus untuk “melayani” Saudara oleh kolega Saudara itu?

Teman terdekat Saudara dengan memelas memohon kepada Saudara agar mau sedikit berbohong demi menghindarkan dirinya dari penagih-penagih hutang yang sedang mencarinya. Sekali lagi…, sanggupkah Saudara mengatakan “Tidak! Saya tidak mau berbohong.”? (baca “kumpulan sharing buku II” pada judul Apa itu bohong putih?)

Kita diperhadapkan dalam masalah yang lumayan sulit memang. Di satu sisi jika kita menolak itu semua, belum tentu teman-teman dapat mengerti. Tapi di sisi lain jika kita ikut terlibat di dalamnya, bisa jadi malahan kita yang ikut tersesat.
Mungkin sepintas kita melihat hal-hal seperti di atas bukanlah hal yang cukup serius, akan tetapi segala sesuatu yang seriuspun terkadang dimulai dari hal-hal yang sepele.

Pergaulan memang penting. Walaupun kita telah menjadi orang percaya, bukan berarti kita harus menarik diri dari pergaulan dengan orang-orang disekitar kita (bisa masyarakat se RT, atau teman-teman sekolah, dsb). Namun begitu, di dalam pergaulan itu kita juga harus dapat bertindak secara bijaksana. Adalah suatu keharusan bagi kita orang-orang percaya agar tetap dapat menjaga kemurnian iman kita di dalam pergaulan kita. Jadi janganlah sampai terjadi, hanya karena takut dikucilkan di dalam pergaulan, kita sampai menggadaikan iman kristiani kita sendiri.

Memutuskan diri untuk tidak bergaulpun bukanlah pikiran yang bijak. Rasul Paulus di dalam usahanya mengabarkan Injilpun memilih untuk bergaul dulu dengan lingkungannya.

I Korintus 9

9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
9:21 Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat.
9:22 Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
9:23 Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.

Jadi Saudara, rasul Paulus melakukan ini semua semata-mata hanya karena Injil. Inilah motivasi sesungguhnya di dalam pergaulannya. Di sini Saudara, kita dapat melihat kunci pergaulan kita sebagai orang percaya yang sesungguhnya. Apapun yang dilakukan oleh teman-teman kita, akan ada filter pada diri kita bila kita selalu mengingat apa motivasi kita yang sesungguhnya. Usahakanlah agar kita yang dapat mempengaruhi mereka ke arah yang positif di dalam pergaulan itu, bukan malah sebaliknya kita yang terpengaruh.

Jangan takut untuk tidak populer di dalam lingkungan kita. Mungkin dengan konsistensi kita di dalam menjaga iman, akan ada cemooh dan ejekan-ejekan dari sebagian teman-teman kita, bisa juga penolakan dari mereka Tidak apa-apa, semuanya itu memang harus terjadi. Namun dengan sikap kita itu setidaknya kitapun telah menginjili mereka secara tidak langsung.

Saudara, dalam hal ini kita memang tidak dapat berharap banyak bahwa mereka semua pada akhirnya akan mengenal Kristus dengan cara-cara kita itu. Tetapi bila ada satu orang saja yang pada akhirnya terselamatkan karena sikap kita tersebut, ini sudah lebih dari cukup. Satu jiwapun sangat berharga di mata Tuhan.

Pengaruh pergaulan memang sangat besar pada sebagian orang. Tidak semua orang percaya mampu mengatasi pengaruh negatif yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang tidak sehat. Terutama pada sebagian anak muda, mereka gampang sekali terjerumus oleh ajakan teman-teman sepergaulannya.

Walaupun dalam sharing ini saya menitik beratkan pada pikiran bijak untuk tetap bergaul bagi kita orang-orang percaya, ada saatnya juga kita menarik diri dari pergaulan yang sudah tidak sehat lagi bagi kita. Tidak semua lingkungan pergaulan dapat kita masuki. Ingat, karakter seseorang tidak selamanya cocok pada lingkungan pergaulan yang berbeda.

Jangan kita memaksakan diri untuk tetap berada pada lingkungan pergaulan yang tidak cocok dengan karakter kita, walaupun motivasi kita baik. Mungkin saja ada rekan seiman lain yang lebih cocok karakternya untuk masuk dalam lingkungan semacam itu. Biarlah kita mengambil bagian kita masing-masing.

Syallom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar