Saudara tidak
merokok, pada saat Saudara berkumpul dengan teman-teman Saudara dan ditawari
rokok sanggupkan Saudara mengatakan “tidak!” ?
Saudara tidak
pernah dan tidak suka ke night club, apalagi melakukan perbuatan yang tidak
benar. Pada saat tender proyek, sanggupkah Saudara menampik ajakan seorang
perempuan yang dipesan khusus untuk “melayani” Saudara oleh kolega Saudara itu?
Teman terdekat
Saudara dengan memelas memohon kepada Saudara agar mau sedikit berbohong demi
menghindarkan dirinya dari penagih-penagih hutang yang sedang mencarinya.
Sekali lagi…, sanggupkah Saudara mengatakan “Tidak! Saya tidak mau berbohong.”?
(baca “kumpulan sharing buku II” pada judul Apa itu bohong putih?)
Kita diperhadapkan dalam masalah
yang lumayan sulit memang. Di satu sisi jika kita menolak itu semua, belum
tentu teman-teman dapat mengerti. Tapi di sisi lain jika kita ikut terlibat di
dalamnya, bisa jadi malahan kita yang ikut tersesat.
Mungkin sepintas kita melihat
hal-hal seperti di atas bukanlah hal yang cukup serius, akan tetapi segala
sesuatu yang seriuspun terkadang dimulai dari hal-hal yang sepele.
Pergaulan memang penting.
Walaupun kita telah menjadi orang percaya, bukan berarti kita harus menarik
diri dari pergaulan dengan orang-orang disekitar kita (bisa masyarakat se RT,
atau teman-teman sekolah, dsb). Namun begitu, di dalam pergaulan itu kita juga
harus dapat bertindak secara bijaksana. Adalah suatu keharusan bagi kita orang-orang
percaya agar tetap dapat menjaga kemurnian iman kita di dalam pergaulan kita.
Jadi janganlah sampai terjadi, hanya karena takut dikucilkan di dalam
pergaulan, kita sampai menggadaikan iman kristiani kita sendiri.
Memutuskan diri untuk tidak bergaulpun
bukanlah pikiran yang bijak. Rasul Paulus di dalam usahanya mengabarkan
Injilpun memilih untuk bergaul dulu dengan lingkungannya.
I Korintus 9
9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi
seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi
orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang
hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum
Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
9:21 Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum
Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat,
sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum
Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum
Taurat.
9:22 Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti
orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua
orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan
beberapa orang dari antara mereka.
9:23 Segala sesuatu
ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.
Jadi Saudara, rasul Paulus
melakukan ini semua semata-mata hanya karena Injil. Inilah motivasi
sesungguhnya di dalam pergaulannya. Di sini Saudara, kita dapat melihat kunci
pergaulan kita sebagai orang percaya yang sesungguhnya. Apapun yang dilakukan
oleh teman-teman kita, akan ada filter pada diri kita bila kita selalu
mengingat apa motivasi kita yang sesungguhnya. Usahakanlah agar kita yang dapat
mempengaruhi mereka ke arah yang positif di dalam pergaulan itu, bukan malah
sebaliknya kita yang terpengaruh.
Jangan takut untuk tidak populer
di dalam lingkungan kita. Mungkin dengan konsistensi kita di dalam menjaga
iman, akan ada cemooh dan ejekan-ejekan dari sebagian teman-teman kita, bisa
juga penolakan dari mereka Tidak apa-apa, semuanya itu memang harus terjadi.
Namun dengan sikap kita itu setidaknya kitapun telah menginjili mereka secara
tidak langsung.
Saudara, dalam hal ini kita
memang tidak dapat berharap banyak bahwa mereka semua pada akhirnya akan
mengenal Kristus dengan cara-cara kita itu. Tetapi bila ada satu orang saja
yang pada akhirnya terselamatkan karena sikap kita tersebut, ini sudah lebih
dari cukup. Satu jiwapun sangat berharga di mata Tuhan.
Pengaruh pergaulan memang sangat
besar pada sebagian orang. Tidak semua orang percaya mampu mengatasi pengaruh
negatif yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang tidak sehat. Terutama pada
sebagian anak muda, mereka gampang sekali terjerumus oleh ajakan teman-teman
sepergaulannya.
Walaupun dalam sharing ini saya
menitik beratkan pada pikiran bijak untuk tetap bergaul bagi kita orang-orang
percaya, ada saatnya juga kita menarik diri dari pergaulan yang sudah tidak
sehat lagi bagi kita. Tidak semua lingkungan pergaulan dapat kita masuki.
Ingat, karakter seseorang tidak selamanya cocok pada lingkungan pergaulan yang
berbeda.
Jangan kita memaksakan diri untuk
tetap berada pada lingkungan pergaulan yang tidak cocok dengan karakter kita,
walaupun motivasi kita baik. Mungkin saja ada rekan seiman lain yang lebih
cocok karakternya untuk masuk dalam lingkungan semacam itu. Biarlah kita
mengambil bagian kita masing-masing.
Syallom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar