Diakhir jaman, semakin banyak
saja orang-orang yang merindukan terjadinya mujizat. Hal ini tercermin dari
banyaknya orang yang berusaha untuk dapat menghadiri suatu KKR, bila KKR
tersebut dibalut dengan janji-janji akan terjadinya suatu mujizat kesembuhan
ilahi. (baca kumpulan sharing “buku I” pada judul KKR)
Saya tidak anti terhadap KKR
jenis ini. Saat ini sarana yang paling mudah ditemui untuk melihat terjadinya
suatu mujizat salah satunya memang hanya pada KKR. Namun yang harus kita
waspadai, janganlah semua itu jadi menyimpang dari tujuan KKR semula, yaitu
untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sekitar kita. Jangan sampai
mereka yang hadir pada KKR sudah lebih menitik beratkan pada mujizat kesembuhan
saja.
Jemaat sudah seharusnya tahu
bahwa untuk mendapatkan kesembuhan itu bukan cuma dengan jalan mengikuti
KKR-KKR demikian. Namun kita setiap orang percaya juga pada dasarnya mampu
untuk menyembuhkan penyakit kita melalui doa pribadi, asalkan dengan yakin
didoakan dan sesuai dengan rencana Tuhan.
Kerinduan manusia untuk dapat
melihat suatu mujizat memang sulit untuk diredam. Hal ini tidak saja terjadi di
jaman dulu, namun hingga sekarangpun keinginan itu masih sangat nyata
dirasakan. Contohnya ahli-ahli sihir akhir jaman ini, Saudara tidak akan
menjumpai mereka dalam rupanya yang menyeramkan, namun dengan senyumannya yang
menawan. Mereka lebih suka di panggil dengan sebutan mentalis, hipnosis, bahkan
paranormal. Bila mereka melakukan apa yang dinamakan demonstrasi, sudah dapat
dipastikan akan penuh sesak auditorium tempat acara itu diselengarakan.
Saudara, bahkan ada juga orang
yang mengaku dirinya kristen terlibat dalam hal-hal yang demikian, baik hanya
sebagai penonton, bahkan ada juga yang sebagai pelaku. Keinginan manusia yang
merindukan terjadinya mujizat membuat semuanya itu semakin menjamur dan menjadi
tren bagi sebagian orang. Walaupun “mujizat” yang dapat memuaskan hati mereka
itu, pada dasarnya sama sekali bukanlah mujizat.
Karena kehausan manusia akan apa
yang dinamakan mujizat ini – sesuatu yang luar biasa –, maka akan sangat mudah
sekali manusia disesatkan oleh iblis melalui mujizat-mujizat palsunya. Alkitab
sudah memperingatkan kita jauh-jauh hari akan hal ini :
II Tesalonika 2
2:9 Kedatangan si
pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan
ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,
Untuk memberitakan firman Tuhan
saya rasa, tidak perlu harus selalu disertai dengan rupa-rupa mujizat
kesembuhan. Bukan kita tidak percaya pada mujizat kesembuhan yang dapat terjadi
pada KKR. Betul Yesus yang kita sembah sekarang adalah Yesus yang sama dengan
yang dua ribu tahun lalu dan sama juga dengan yang akan datang kembali. Tuhan
Yesus yang sama ini, yang telah bekerja di masa lalu, juga masih bekerja pada
masa kini. Kalau dulu Tuhan Yesus mampu menyembuhkan orang buta, maka untuk
saat inipun demikian.
Tetapi Saudara, apakah memang
perlu untuk mempertobatkan seseorang, maka orang yang bersangkutan harus
melihat terlebih dahulu mujizat Tuhan kita? Bukankah ada tertulis bahwa iman
timbul dari pendengaran akan firman Tuhan? Bukan iman timbul karena melihat
mujizat Tuhan.
Kalau seseorang sudah meletakkan
dasar imannya karena mujizat, ini akan sangat berbahaya sekali. Mujizat-mujizat
palsu dapat terjadi kapan saja. Dan ini bisa jadi akan sangat berpengaruh pada
kehidupan keimanan mereka selanjutnya. Pada saat mereka menyaksikan mujizat
kesembuhan pada KKR mereka akan menjadi orang percaya, tetapi pada saat mereka
menyaksikan “mujizat”nya Sai baba, apa jadinya?
Tidak selamanya mujizat yang
terjadi dapat mempertobatkan seseorang. Meskipun mujizat itu memang berasal
dari Tuhan yang benar. Karena seperti yang Alkitab katakan, iman itu timbul
dari pendengaran akan firman Tuhan. Dalam jaman para rasulpun hal ini pernah
terjadi :
Kisah Para Rasul 14
14:8. Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena
lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan.
14:9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara.
Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.
14:10 Lalu kata Paulus dengan suara nyaring:
"Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri,
lalu berjalan kian ke mari.
14:11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah
diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa
telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."
14:12 Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka
sebut Hermes, karena ia yang berbicara.
14:13 Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya
terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga
ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang
banyak kepada rasul-rasul itu.
14:14 Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan
pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru:
14:15 "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat
demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini
untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan
sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit
dan bumi, laut dan segala isinya.
14:16 Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua
bangsa menuruti jalannya masing-masing,
14:17 namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan
berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan
memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan
kegembiraan."
14:18 Walaupun
rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka
mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.
14:19. Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari
Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu
mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka
menyangka, bahwa ia telah mati.
Banyak orang di Listra yang telah
menyaksikan mujizat Tuhan itu. Rasul Paulus sendiri telah berbicara kepada
mereka tentang siapa mereka dan dari mana mujizat itu berasal. Namun mereka
sepertinya sama sekali tidak mau mendengarkan apa yang rasul Paulus katakan.
Mereka sibuk dengan konsep mereka sendiri tentang dari mana mujizat itu
berasal. Anggapan mereka tentang rasul Barnabas dan Paulus hanyalah jelmaan
dari dewa-dewa sesembahan mereka. Selain itu tidak!
Dan pada saat mereka menyadari
semuanya itu Saudara, bahwa rasul Barnabas dan Paulus bukanlah jelmaan
dewa-dewa sesembahan mereka, apakah mereka bertobat karena mereka telah
menyaksikan suatu mujizat dari Tuhan yang lebih berkuasa dari sesembahan
mereka? Tidak…, sama sekali tidak! Mereka justru menganiaya para rasul.
Jadi tidak selamanya mujizat yang
terjadi, dapat mempertobatkan seseorang yang menyaksikannya. Cuma dengan
mendengar firman Tuhanlah yang dapat menarik seseorang kepada Yesus.
Kehausan manusia akan suatu
mujizat justru akan menjadi jerat bagi manusia itu sendiri. Karena di akhir
jaman akan begitu banyak mujizat-mujizat palsu bermunculan. Dan kalau Saudara
sebagai orang kristen masih terpaku pada mujizat-mujizat, maka Saudara sangat
berpotensi sekali untuk disesatkan.
Jangan Saudara beranggapan bahwa
penyesatan itu hanya datangnya dari luar seperti halnya Sai baba, tidak
Saudara! Penyesatan juga dapat terjadi dari kalangan orang-orang yang mengaku
dirinya kristen. (baca kumpulan sharing buku II dengan judul “Hati-hati dengan
dukun kristen”)
Bahkan bukan tidak mungkin juga
dari orang yang mengaku dirinya gembala jemaat alias pendeta. Di jaman
sekarang, sudah bukan menjadi rahasia lagi kalau ada sebagian dari
pendeta-pendeta yang ada, memiliki motivasi tertentu di dalam tugas
pengembalaannya. Memang ada yang benar-benar seorang gembala sejati, namun hal
ini hanya sepersekian persen saja. Selebihnya, mereka hanyalah gembala upahan,
yang hanya mau bekerja kalau ada sejumlah upah yang dijanjikan yang sesuai
dengan keinginan mereka.
Yohanes 10
10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik
domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan
domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan
domba-domba itu.
Gembala upahan seperti ini,
sangat banyak dan gampang kita temui di kehidupan kita saat ini. Apapun yang
mereka ajarkan, ujung-ujungnya demi keuntungan diri mereka sendiri. Makanya
kita tidak perlu heran kalau ada sebagian dari mereka yang bisanya hanya
menakut-nakuti jemaatnya.
Mereka mengajarkan tidak boleh
berjemaat pada gereja Tuhan yang lain, nanti berkat Tuhan tidak sampai pada
kita. Mereka mengajarkan wajib membayarkan perpuluhan, mereka mengajarkan banyak
sekali hal-hal yang ujung-ujungnya, mengarah pada keuntungan pribadi. Itu semua
diajarkan bukan karena kasih, namun lebih dikarenakan materi. Bahkan ada juga
pendeta yang malahan mengajarkan agar dana kas sosial gereja hanya dipergunakan untuk sesuatu yang
menurutnya benar, namun sama sekali jauh dari kasih seorang kristen.
Pada diri gembala upahan seperti
ini, mereka juga tidak segan-segan untuk melakukan berbagai mujizat palsu bila
itu bisa mereka lakukan, semata-mata hanya untuk menjaga agar jemaat yang telah
mereka “gembalakan” jangan sampai berpindah “kandang”.
Karena itu Saudara,
berhati-hatilah pada gembala jenis ini. Mintalah hikmat pada Tuhan agar Saudara
dapat membedakan gembala seperti apa yang saat ini sedang mengembalakan
Saudara.
Bukankah sering kita dengar
banyak para pendeta jenis ini bernubuat tentang sesuatu yang lebih sering tidak
terbukti. Kalau ada seorang pendeta menubuatkan sesuatu dan menuntut kita
mengkondisikan keadaan agar nubuatan itu dapat terjadi, itu bukanlah nubuatan yang
benar. Kalau suatu nubuatan berasal dari Tuhan, maka tidak perlu ada campur
tangan manusia untuk dapat terwujud.
Apa kata Alkitab tentang
nubuatan?
Ulangan 18
18:20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk
mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan
olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
18:21 Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu:
Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? --
18:22 apabila
seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan
tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan
terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar
kepadanya."
Nubuatan itu perlu diuji sesuai
dengan waktu yang dinubuatkannya. Apabila tiba pada waktunya dan nubuatan itu
tidak terbukti, itu bukanlah nubuatan yang berasal dari Tuhan.
Jadi Saudara, berhati-hatilah
tidak saja kepada penyesatan yang datangnya dari luar, namun juga waspadailah
penyesatan yang mungkin terjadi dari dalam kawanan domba sendiri.
Carilah gembala yang benar-benar
gembala. Karena gembala yang demikian, tidak akan melarikan diri walaupun
segerombolan serigala datang menghadang. Dan gembala yang demikian, apabila dia
mendapatkan karunia untuk bermujizat, maka tidak ada sumber lain kecuali dari
Tuhan kita Yesus Kristus.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar