Translate

Minggu, 26 Agustus 2012

Ada Mujizat, Baru Percaya!


Diakhir jaman, semakin banyak saja orang-orang yang merindukan terjadinya mujizat. Hal ini tercermin dari banyaknya orang yang berusaha untuk dapat menghadiri suatu KKR, bila KKR tersebut dibalut dengan janji-janji akan terjadinya suatu mujizat kesembuhan ilahi. (baca kumpulan sharing “buku I” pada judul KKR)

Saya tidak anti terhadap KKR jenis ini. Saat ini sarana yang paling mudah ditemui untuk melihat terjadinya suatu mujizat salah satunya memang hanya pada KKR. Namun yang harus kita waspadai, janganlah semua itu jadi menyimpang dari tujuan KKR semula, yaitu untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sekitar kita. Jangan sampai mereka yang hadir pada KKR sudah lebih menitik beratkan pada mujizat kesembuhan saja.

Jemaat sudah seharusnya tahu bahwa untuk mendapatkan kesembuhan itu bukan cuma dengan jalan mengikuti KKR-KKR demikian. Namun kita setiap orang percaya juga pada dasarnya mampu untuk menyembuhkan penyakit kita melalui doa pribadi, asalkan dengan yakin didoakan dan sesuai dengan rencana Tuhan.

Kerinduan manusia untuk dapat melihat suatu mujizat memang sulit untuk diredam. Hal ini tidak saja terjadi di jaman dulu, namun hingga sekarangpun keinginan itu masih sangat nyata dirasakan. Contohnya ahli-ahli sihir akhir jaman ini, Saudara tidak akan menjumpai mereka dalam rupanya yang menyeramkan, namun dengan senyumannya yang menawan. Mereka lebih suka di panggil dengan sebutan mentalis, hipnosis, bahkan paranormal. Bila mereka melakukan apa yang dinamakan demonstrasi, sudah dapat dipastikan akan penuh sesak auditorium tempat acara itu diselengarakan.

Saudara, bahkan ada juga orang yang mengaku dirinya kristen terlibat dalam hal-hal yang demikian, baik hanya sebagai penonton, bahkan ada juga yang sebagai pelaku. Keinginan manusia yang merindukan terjadinya mujizat membuat semuanya itu semakin menjamur dan menjadi tren bagi sebagian orang. Walaupun “mujizat” yang dapat memuaskan hati mereka itu, pada dasarnya sama sekali bukanlah mujizat.

Karena kehausan manusia akan apa yang dinamakan mujizat ini – sesuatu yang luar biasa –, maka akan sangat mudah sekali manusia disesatkan oleh iblis melalui mujizat-mujizat palsunya. Alkitab sudah memperingatkan kita jauh-jauh hari akan hal ini :

II Tesalonika  2

2:9 Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,

Untuk memberitakan firman Tuhan saya rasa, tidak perlu harus selalu disertai dengan rupa-rupa mujizat kesembuhan. Bukan kita tidak percaya pada mujizat kesembuhan yang dapat terjadi pada KKR. Betul Yesus yang kita sembah sekarang adalah Yesus yang sama dengan yang dua ribu tahun lalu dan sama juga dengan yang akan datang kembali. Tuhan Yesus yang sama ini, yang telah bekerja di masa lalu, juga masih bekerja pada masa kini. Kalau dulu Tuhan Yesus mampu menyembuhkan orang buta, maka untuk saat inipun demikian.

Tetapi Saudara, apakah memang perlu untuk mempertobatkan seseorang, maka orang yang bersangkutan harus melihat terlebih dahulu mujizat Tuhan kita? Bukankah ada tertulis bahwa iman timbul dari pendengaran akan firman Tuhan? Bukan iman timbul karena melihat mujizat Tuhan.

Kalau seseorang sudah meletakkan dasar imannya karena mujizat, ini akan sangat berbahaya sekali. Mujizat-mujizat palsu dapat terjadi kapan saja. Dan ini bisa jadi akan sangat berpengaruh pada kehidupan keimanan mereka selanjutnya. Pada saat mereka menyaksikan mujizat kesembuhan pada KKR mereka akan menjadi orang percaya, tetapi pada saat mereka menyaksikan “mujizat”nya Sai baba, apa jadinya?

Tidak selamanya mujizat yang terjadi dapat mempertobatkan seseorang. Meskipun mujizat itu memang berasal dari Tuhan yang benar. Karena seperti yang Alkitab katakan, iman itu timbul dari pendengaran akan firman Tuhan. Dalam jaman para rasulpun hal ini pernah terjadi :

Kisah Para Rasul 14

14:8. Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan.
14:9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.
14:10 Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.
14:11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."
14:12 Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara.
14:13 Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.
14:14 Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru:
14:15 "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
14:16 Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing,
14:17 namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan."
14:18 Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.
14:19. Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati.

Banyak orang di Listra yang telah menyaksikan mujizat Tuhan itu. Rasul Paulus sendiri telah berbicara kepada mereka tentang siapa mereka dan dari mana mujizat itu berasal. Namun mereka sepertinya sama sekali tidak mau mendengarkan apa yang rasul Paulus katakan. Mereka sibuk dengan konsep mereka sendiri tentang dari mana mujizat itu berasal. Anggapan mereka tentang rasul Barnabas dan Paulus hanyalah jelmaan dari dewa-dewa sesembahan mereka. Selain itu tidak!

Dan pada saat mereka menyadari semuanya itu Saudara, bahwa rasul Barnabas dan Paulus bukanlah jelmaan dewa-dewa sesembahan mereka, apakah mereka bertobat karena mereka telah menyaksikan suatu mujizat dari Tuhan yang lebih berkuasa dari sesembahan mereka? Tidak…, sama sekali tidak! Mereka justru menganiaya para rasul.

Jadi tidak selamanya mujizat yang terjadi, dapat mempertobatkan seseorang yang menyaksikannya. Cuma dengan mendengar firman Tuhanlah yang dapat menarik seseorang kepada Yesus.

Kehausan manusia akan suatu mujizat justru akan menjadi jerat bagi manusia itu sendiri. Karena di akhir jaman akan begitu banyak mujizat-mujizat palsu bermunculan. Dan kalau Saudara sebagai orang kristen masih terpaku pada mujizat-mujizat, maka Saudara sangat berpotensi sekali untuk disesatkan.

Jangan Saudara beranggapan bahwa penyesatan itu hanya datangnya dari luar seperti halnya Sai baba, tidak Saudara! Penyesatan juga dapat terjadi dari kalangan orang-orang yang mengaku dirinya kristen. (baca kumpulan sharing buku II dengan judul “Hati-hati dengan dukun kristen”)

Bahkan bukan tidak mungkin juga dari orang yang mengaku dirinya gembala jemaat alias pendeta. Di jaman sekarang, sudah bukan menjadi rahasia lagi kalau ada sebagian dari pendeta-pendeta yang ada, memiliki motivasi tertentu di dalam tugas pengembalaannya. Memang ada yang benar-benar seorang gembala sejati, namun hal ini hanya sepersekian persen saja. Selebihnya, mereka hanyalah gembala upahan, yang hanya mau bekerja kalau ada sejumlah upah yang dijanjikan yang sesuai dengan keinginan mereka.

Yohanes  10

10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Gembala upahan seperti ini, sangat banyak dan gampang kita temui di kehidupan kita saat ini. Apapun yang mereka ajarkan, ujung-ujungnya demi keuntungan diri mereka sendiri. Makanya kita tidak perlu heran kalau ada sebagian dari mereka yang bisanya hanya menakut-nakuti jemaatnya.

Mereka mengajarkan tidak boleh berjemaat pada gereja Tuhan yang lain, nanti berkat Tuhan tidak sampai pada kita. Mereka mengajarkan wajib membayarkan perpuluhan, mereka mengajarkan banyak sekali hal-hal yang ujung-ujungnya, mengarah pada keuntungan pribadi. Itu semua diajarkan bukan karena kasih, namun lebih dikarenakan materi. Bahkan ada juga pendeta yang malahan mengajarkan agar dana kas sosial gereja hanya dipergunakan untuk sesuatu yang menurutnya benar, namun sama sekali jauh dari kasih seorang kristen.

Pada diri gembala upahan seperti ini, mereka juga tidak segan-segan untuk melakukan berbagai mujizat palsu bila itu bisa mereka lakukan, semata-mata hanya untuk menjaga agar jemaat yang telah mereka “gembalakan” jangan sampai berpindah “kandang”.

Karena itu Saudara, berhati-hatilah pada gembala jenis ini. Mintalah hikmat pada Tuhan agar Saudara dapat membedakan gembala seperti apa yang saat ini sedang mengembalakan Saudara.

Bukankah sering kita dengar banyak para pendeta jenis ini bernubuat tentang sesuatu yang lebih sering tidak terbukti. Kalau ada seorang pendeta menubuatkan sesuatu dan menuntut kita mengkondisikan keadaan agar nubuatan itu dapat terjadi, itu bukanlah nubuatan yang benar. Kalau suatu nubuatan berasal dari Tuhan, maka tidak perlu ada campur tangan manusia untuk dapat terwujud.

Apa kata Alkitab tentang nubuatan?

Ulangan 18

18:20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
18:21 Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? --
18:22 apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."

Nubuatan itu perlu diuji sesuai dengan waktu yang dinubuatkannya. Apabila tiba pada waktunya dan nubuatan itu tidak terbukti, itu bukanlah nubuatan yang berasal dari Tuhan.

Jadi Saudara, berhati-hatilah tidak saja kepada penyesatan yang datangnya dari luar, namun juga waspadailah penyesatan yang mungkin terjadi dari dalam kawanan domba sendiri.

Carilah gembala yang benar-benar gembala. Karena gembala yang demikian, tidak akan melarikan diri walaupun segerombolan serigala datang menghadang. Dan gembala yang demikian, apabila dia mendapatkan karunia untuk bermujizat, maka tidak ada sumber lain kecuali dari Tuhan kita Yesus Kristus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar