Translate

Senin, 27 Agustus 2012

Bagaimana Rupa Yesus Sesungguhnya ?


Suatu hari, isteri saya ditanya oleh seseorang....

I Korintus

11:14 Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang,

Ayat di atas bukankah mengatakan demikian? Bahwa seorang laki-laki adalah tidak pantas kalau dia berambut panjang.... bahkan bukan saja tidak pantas... namun itu sudah merupakan suatu aib!

Lalu bagaimana dengan Tuhan Yesus?

Saudara, saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi timbulnya pertanyaan ini. Bagi saya pribadi, sebenarnya tidak masalah Yesus mau berambut panjang ataupun berambut pendek. Bagi saya yang terpenting adalah bagaimana ajaran yang telah diberikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus agar kita semua dapat mengenal Tuhan. Apalah artinya tentang adat istiadat dalam hal kepantasan bagi laki-laki untuk berambut panjang?

Namun demikian,... baiklah kita berusaha untuk menjawabnya (walau dirasakan tidak penting). Sebab apapun motivasi orang yang bertanya, bukankah kita harus berusaha menjelaskannya? Kalau karena penjelasan yang kita berikan ini dapat memberikan suatu pengertian yang dapat mendewasakan iman kita semua, mengapa tidak?

Sekarang baiklah kita coba membahas masalah ini dimulai dari ayat di atas.

Dikatakan bahwa tidaklah pantas bahkan aib bila seorang laki-laki berambut panjang....
Saya tidak perlu lagi untuk menafsirkan ayat di atas. Benar sekali pertanyaan orang tersebut. Bahwa seorang laki-laki tidak pantas berambut panjang seperti perempuan. Dan hal ini bukan saja tidak pantas pada masa itu, namun juga tidak pantas dalam masa sekarang ini. Sebagai informasi Saudara dapat melihat gambar kaisar pada coin di jaman Yesus ini.

Coin of Augustus, 27BC-AD14, AR Cistophorus (12.20g). IMP CAESAR, his head rt/Six grain ears tied together, AVGV-STVS across field, RIC478 (R). Ephesus mint. This coin would have been in circulation when the 12 year old Jesus visited the Temple for his taking of vows.



Jadi, laki-laki berambut panjang memanglah tidak pantas, bahkan sekarang lebih parah, sebab tidak sedikit laki-laki yang ternyata memakai giwang alias anting-anting. Mungkin,... kedepannya malahan ada laki-laki yang memakai stocking, bra dan lain-lain... wah!

Kembali ke pokok pembahasan kita semula. Sekarang kalau hal itu tidak pantas, lalu mengapa Yesus berambut panjang seperti perempuan? Bagaimana mungkin seseorang yang pantas diteladani... dianggap sebagai guru (pada waktu itu) dapat memberikan contoh yang sangat tidak pantas seperti itu? Dapatkah Saudara bayangkan bila dosen Saudara di kampus ataupun ayah Saudara di rumah menggunakan longdress ataupun daster sebagai pakaian sehari-hari mereka? Tentu Saudara akan jengah melihat mereka karena hal demikian sangatlah tidak pantas bagi mereka.

Lalu bagaimana dengan Yesus? Kalau pada saat itu laki-laki berambut panjang, saya rasa dapat kita samakan ketidakpantasannya dengan laki-laki menggunakan longdress atau daster pada masa kini. Dan menurut mereka yang bertanya ini, bukankah itu tidak pantas? Dan kalau seseorang yang patut diikuti saja tidak pantas tingkah lakunya... apakah dia dapat dikatakan benar dan patut diikuti?

Sekarang kita jawab......

Pertama-tama, saya mau bertanya dulu sama orang yang telah mempermasalahkan hal ini, “Dari mana dia tahu bahwa Yesus berambut panjang?”

Sudah tentu dia akan menjawab, “Dari gambar-gambar Yesus donk... bukankah hampir semua gambar Yesus di gambarkan bahwa Dia berambut panjang?”

Ini benar! Memang hampir semua gambar Yesus yang saya lihat, selalu digambarkan bahwa Yesus berambut panjang. Namun satu hal yang dilupakan oleh kita, apa benar Yesus memang berambut panjang?

Sebagai ilustrasi saya berikan contoh begini.....

Jika saya menuduh seseorang katakanlah si A, sebagai pencuri kalung berlian saya. Lantas tuduhan ini saya bawa ke pengadilan. Apakah pengadilan akan menuntut bukti? Sudah pasti iya! Dan bukan cuma pengadilan saja yang menuntut bukti itu... tapi si tertuduh lebih lagi.

Sekarang, sewaktu mereka semua menuntut bukti, saya berinisiatif untuk melukiskan keadaan tersebut. Saya ambil kanvas, saya lukis si A yang sedang mengambil kalung berlian saya tersebut. Lantas berdasarkan “bukti” lukisan tersebut, saya bawalah ke pengadilan sebagai bukti yang diperlukan. Apakah bukti lukisan dari saya tersebut dapat diterima oleh pengadilan?

100% Saudara semua akan menjawab “Jelas tidak!”

Benar, lukisan tersebut tidak dapat dijadikan bukti.... tapi seandainya bukan lukisan, namun sebuah foto ataupun rekaman video... mungkin hal ini akan dapat dipertimbangkan sebagai bukti hukum.

Lalu bagaimana dengan Yesus yang berambut panjang? Bukankah semua itu mereka ketahui hanya berdasarkan lukisan Yesus saja? Bagaimana mungkin dengan lukisan ini seseorang dapat menjadikannya bukti bahwa Yesus memang benar-benar berambut panjang? Ini sangat-sangat tidak logika Saudara.

Dengan lukisan, Saudara dapat menggambarkan apa saja.... Saudarapun dapat dilukis seolah-olah dapat terbang di angkasa, memiliki sayap, bahkan apa saja yang Saudara mau. Tidak ada yang mustahil yang dapat digambarkan oleh sebuah lukisan. Itulah mengapa lukisan tidak dapat dijadikan bukti hukum tentang sesuatu yang digambarkannya.

Lalu mengapa Yesus dilukis dengan berambut panjang?

Baiklah kita coba jelaskan masalah itu di sini.

Sejarah kekristenan menceritakan bahwa awal mulanya kekristenan tidak diterima dengan suka cita oleh hampir segala lapisan, terutama pemerintahan pada waktu itu. Baik itu orang-orang yahudi sendiri, maupun pemerintahan Romawi waktu itu. Bahkan dalam abad-abad pertama kekristenan muncul, orang-orang kristen selalu diburu dan ditangkapi. Mereka semua terancam hukuman mati. Banyak dari orang-orang kristen mula-mula yang mati sebagai martir dalam mempertahankan iman mereka. Tidak sedikit dari mereka yang di rajam dengan batu, maupun yang diadu dengan binatang buas seperti singa yang dilakukan oleh kekaisaran waktu itu.

Baru beberapa abad kemudian (kira-kira abad ke 3 atau 4 mungkin) kekristenan dapat diterima sebagai agama resmi di kekaisaran Romawi. Itulah sampai sekarang kita kenal dengan katolik roma. Jadi Saudara, dari masa Yesus hidup sampai adanya kebebasan bagi orang-orang kristen untuk mengungkapkan iman mereka, ternyata memerlukan waktu yang tidak sedikit. Butuh waktu minimal 300 tahun sampai kekaisaran Romawi dapat menerima kekristenan.

Jadi kalaupun ada lukisan ataupun patung yang menggambarkan tentang Tuhan Yesus, sudah tentu itu semua dibuat jauh dari masa dimana Tuhan Yesus masih hidup di dunia ini. Kalaupun ada yang tertua, kemungkinan besar adalah setelah masa kekaisaran Romawi dapat menerima kekristenan. Dan semua itu dibuat tanpa melihat Tuhan Yesus sendiri. Jangankan sipelukis, orang-orang yang mungkin telah melihat langsung Tuhan Yesus sendiri sudah lama mati.

Jadi pendeknya, lukisan itu dibuat oleh orang-orang yang sama sekali tidak pernah melihat langsung Yesus sendiri. Karena Yesus dikenal sebagai orang yahudi, bisa jadi si pelukis mengambil rupa orang yahudi pada masa itu, terus mungkin saja biar dapat menambah kharisma, si pelukis atas inisiatif sendiri menambahkan rambut panjang tersebut.

Jadi Saudara, tentang rambut panjang dalam lukisan Yesus, janganlah kita beranggapan memang demikianlah yang sesungguhnya. Belum tentu Yesus benar-benar berambut panjang pada masa itu. Bahkan mungkin dapat saya buktikan di sini bahwa Yesus tidaklah berambut panjang. Alkitab sendiri adalah buktinya.

Dikatakan pada ayat di atas bahwa pada masa itu adalah merupakan aib, kehinaan bagi laki-laki berambut panjang.

Sekarang kita coba bahas apa yang telah dilakukan oleh ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi pada masa itu. Apakah mereka semua mendukung pelayanan Yesus selama di dunia ini?
Jelas tidak! Bahkan bukan saja tidak mendukung, namun mereka juga merancang segala hal untuk menjatuhkan Tuhan kita Yesus Kristus. Apa buktinya?

Matius

15:1. Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata:
15:2 "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan."

Lukas
11:38 Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan.

Dapatkah Saudara lihat? Bukankah dalam segala hal orang-orang farisi berusaha terus menerus untuk menjatuhkan Yesus? Mereka selalu mempermasalahkan hal-hal demikian bukan sebagai nasehat yang membangun, tapi justru ingin mencari kelemahan yang ada sama seperti pertanyaan mereka berikut ini :

Matius

22:17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
22:18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?

Bukankah jelas, bahwa pertanyaan ini diberikan bukan karena ketidak tahuan mereka, namun sebaliknya ada suatu jebakan yang mereka tebar.

Nah,.... jikalau untuk hal-hal demikian saja (terutama masalah dalam cuci tangan) mereka sampai mempermasalahkannya, apa lagi dalam hal laki-laki berambut panjang, yang jelas-jelas mendatangkan kehinaan.

Bagaimana mungkin orang-orang farisi dapat menerima keadaan demikian (laki-laki berambut panjang) kalau dalam hal tidak cuci tangan sebelum makan saja tidak dapat mereka terima?
Jangan Saudara kira, Alkitab tidak menulisnya karena Alkitab tidak jujur, bukan demikian Saudara.

Manakah menurut Saudara yang lebih berat masalahnya antara Yesus berambut panjang tapi tidak ditulis oleh Alkitab ataukah tentang penyangkalan Petrus yang sampai tiga kali ataupun tentang kemunafikan Petrus (kefas) waktu ditegur oleh Rasul Paulus?
Bukankah hal-hal ini jauh lebih memalukan karena berkaitan langsung dengan keimanan mereka?

Seandainya Saudara telah berbuat munafik, bukankah Saudarapun lebih ingin ditegur secara empat mata saja? Bagaimana jika kemunafikan Saudara itu diumumkan di warta jemaat? Saya rasa Saudara sudah tentu akan mengamuk.... mungkin! Tapi ini kemunafikan Petrus bukan saja sudah ditegur didepan orang ramai waktu itu, tetapi juga di tuliskan di Alkitab yang jelas-jelas pasti akan dibaca dan diketahui oleh seluruh umat manusia. Apakah Alkitab tidak jujur?

Orang-orang farisi tidak akan susah payah sampai mencari saksi palsu segala dalam dakwaannya pada Yesus jikalau mereka telah menemukan segala hal yang tidak baik dalam diri Yesus. Justru karena mereka tidak mendapatkan apapun yang tidak baik dari Yesuslah sampai mereka berusaha mengarang saksi dusta segala.

Jadi dalam hal ini, tidak ada indikasi kuat tentang Yesus berambut panjang. Malahan yang ada justru sebaliknya. Indikasinya sangat kuat sekali bahwa Yesus sama sekali tidak berambut panjang.

Lalu sekarang timbul lagi satu pertanyaan, “Bagaimana dengan penampakan Yesus dalam mimpi ataupun kunjungan Yesus bagi orang-orang tertentu yang pernah mengalaminya? Bukankah dalam semua penampakan tersebut memang menggambarkan kalau Yesus berambut panjang?”

Wah, pertanyaan ini cukup menarik.

Begini Saudara, untuk menjawab pertanyaan ini saya kira kita harus bertanya balik seperti ini
“Bagaimana jika Yesus datang dalam mimpi atau mengunjungi Saudara dengan kepalanya yang gundul tanpa rambut? Apakah Saudara dapat mengenaliNya sebagai Tuhan Yesus? Seandainyapun yang mengunjungi Saudara itu memperkenalkan dirinya sebagai Tuhan Yesus lantas apa Saudara mau percaya begitu saja?”

Jelas Saudara akan mengalami kesulitan untuk mempercayainya sebagai Tuhan Yesus. Mengapa?
Karena Saudara terlanjur telah mengenal Tuhan Yesus dengan sosok seperti apa yang telah Saudara kenal dalam lukisan-lukisan selama ini.

Jadi Tuhan kita, Dia dapat mengunjungi Saudara dengan sosok yang memang sudah Saudara kenal sebagai Tuhan Yesus. Sebab kalau Dia mengunjungi Saudara dengan rupa sosok yang lain, bisa jadi Saudara tidak dapat mengenaliNya.

I Yohanes

5:20 Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.

Tuhan ingin, kita mengenaliNya. Bukan sebaliknya. Jadi kalau Saudara mengenal Tuhan Yesus dengan berambut panjang.... maka bisa jadi Dia akan mengunjungi Saudara dengan berambut panjang. Kalau Saudara mengenal Tuhan Yesus dengan kepala gundul, bisa jadi Dia akan mengunjungi Saudara dengan kepala gundul pula! Apalah susahnya hal itu bagi Tuhan?

Ada ajaran tertentu yang mengenal junjungannya dengan sebuah tulisan. Seandainya junjungannya itu dapat datang mengunjungi umatnya, saya rasa junjungannya itu tentu akan datang dalam rupa tulisan tersebut. Sebab kalau datang dalam rupa manusianya, bisa jadi malahan tidak dikenal oleh umatnya.

Jadi apa sekarang Saudara dapat memahami akan hal ini?

Pernah ada kesaksian seseorang yang tidak mengenal Tuhan Yesus mendapatkan kunjungan dari Tuhan Yesus. Orang ini juga diperlihatkan wujud Tuhan Yesus dengan berambut panjang. Apakah hal ini dapat membantah keterangan saya di atas? Bahwa jika kita mengenal Tuhan Yesus berambut panjang maka Dia akan datang dalam wujud itu dan jika yang kita kenal dalam keadaan kepala gundul maka  dengan kepala gundullah Tuhan akan datang? Lalu bagaimana dengan orang ini yang sama sekali tidak mengenal rupa Yesus sebelumnya?

Mengapa orang yang sama sekali tidak mengenal rupa Tuhan Yesus juga diperlihatkan Yesus dengan wujudnya berambut panjang? Bukankah ini dapat mementahkan pendapat di atas? Apakah hal ini tidak dapat dijadikan bukti bahwa benar Tuhan Yesus itu pada dasarnya berambut panjang?

Sepintas selalu memang hal ini sepertinya masuk akal. Orang tersebut sama sekali tidak pernah melihat rupa Yesus. Kalau Yesus memang berambut pendek, apa salahnya Dia datang kepada orang tersebut dengan rupa asliNya yang memang berambut pendek? Bukankah lebih masuk akal kalau demikian?

Dengan datang kepada orang tersebut dalam wujud berambut panjang, bukankah telah membuktikan sendiri bahwa Yesus memang berambut panjang?

Pendapat seperti ini Saudara, memang mungkin sekali. Tetapi apa memang harus demikian?

Kelanjutan dari kesaksian itu adalah begini.....

Setelah orang tersebut mendapatkan kunjungan Yesus yang pada waktu itu dia kenal sebagai pengemudi bis, maka beberapa waktu kemudian orang tersebut berkunjung ke rumah salah satu temannya. Sampai saat itu, dia memang tidak mempermasalahkan kunjungan Yesus tersebut karena dia memang tidak mengenalNya. Dia hanya menganggap sopir bis itu adalah memang manusia biasa saja dan untuk itu tidak perlu dipermasalahkan benar, meskipun apa yang telah menjadi pembicaraan mereka waktu itu terus menjadi perhatiannya.

Namun sewaktu dia melihat sebuah lukisan yang terpasang di dinding rumah temannya tersebutlah, baru dia menyadari sesuatu. Lukisan itu, adalah lukisan Tuhan Yesus. Dan orang tersebut, sekarang dapat mengenali siapa sebenarnya sopir bis yang telah mengajaknya berbincang-bincang pada waktu itu. Pengenalan akan Yesus ini ternyata berdampak sangat besar dalam kehidupannya selanjutnya. Sekarang orang ini adalah pengikut Yesus.

Coba Saudara bayangkan seandainya waktu itu Tuhan Yesus datang sebagai sopir bis dengan wajah yang berbeda, misalkan dengan kepala gundul? Apa mungkin orang ini dapat mengenalinya walaupun dia telah melihat lukisan Tuhan Yesus di dinding rumah temannya tersebut?

Jadi dalam hal ini Saudara, Tuhan Yesus tetap datang kepada orang itu dalam rupa berambut panjang seperti dalam lukisan tersebut bukan berarti Yesus memang berambut panjang.... tapi semata-mata agar orang ini dapat mengenalinya nanti, sewaktu dia berkunjung dan melihat lukisan Tuhan Yesus di rumah temannya tersebut.

Karena hampir semua lukisan Tuhan Yesus yang ada saat ini digambarkan berambut panjang, maka seperti itulah Tuhan Yesus melawat setiap orang agar orang-orang tersebut dapat mengenaliNya.

Apakah dalam hal ini Tuhan Yesus telah mengikuti kehendak dari pelukisnya? Atau dengan kata lain apakah Tuhan Yesus takluk dengan kehendak manusia? Jelas tidak! Tuhan tidak mungkin takluk akan kehendak manusia, namun dalam hal ini, Tuhan Yesus lebih merasa penting menyelamatkan jiwa-jiwa kita ketimbang mempermasalahkan tentang lukisanNya.

Bukankah Tuhan Yesus datang ke dunia bahkan sampe mati di kayu salib semata-mata untuk dapat menyelamatkan jiwa kita? Kalau sampai harus mati di kayu salibpun Tuhan lakukan buat menyelamatkan kita, apalah artinya kalau Dia harus melawat kita dalam rupa yang sudah kita kenal yaitu seperti apa yang telah di lukiskan oleh manusia?

Saudara terkasih, diakhir sharing ini ingin saya sampaikan satu hal, Saya yakin dalam segala hal, apabila kita memiliki pergumulan, bawalah persoalan itu dalam doa, maka jawaban yang diberikan kepada kitapun akan sama seperti jawaban yang diberikan oleh Roh yang sama kepada orang yang berbeda. Apa yang saya pahami di atas ini, seperti itu juga yang di pahami isteri saya, walaupun tidak ada pembahasan diantara kami atas masalah ini. Roh yang sama akan memberikan jawaban yang intinya sama pula atas pergumulan kita.

Semoga kita semua makin dewasa dalam iman. Amin.

GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar