Suatu
hari, isteri saya ditanya oleh seseorang....
I
Korintus
11:14
Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi
laki-laki, jika ia berambut
panjang,
Ayat di atas bukankah mengatakan demikian? Bahwa
seorang laki-laki adalah tidak pantas kalau dia berambut panjang.... bahkan
bukan saja tidak pantas... namun itu sudah merupakan suatu aib!
Lalu bagaimana dengan Tuhan Yesus?
Saudara, saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi
timbulnya pertanyaan ini. Bagi saya pribadi, sebenarnya tidak masalah Yesus mau
berambut panjang ataupun berambut pendek. Bagi saya yang terpenting adalah
bagaimana ajaran yang telah diberikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus agar kita
semua dapat mengenal Tuhan. Apalah artinya tentang adat istiadat dalam hal
kepantasan bagi laki-laki untuk berambut panjang?
Namun demikian,... baiklah kita berusaha untuk
menjawabnya (walau dirasakan tidak penting). Sebab apapun motivasi orang yang
bertanya, bukankah kita harus berusaha menjelaskannya? Kalau karena penjelasan
yang kita berikan ini dapat memberikan suatu pengertian yang dapat mendewasakan
iman kita semua, mengapa tidak?
Sekarang baiklah kita coba membahas masalah ini dimulai
dari ayat di atas.
Dikatakan bahwa tidaklah pantas bahkan aib bila
seorang laki-laki berambut panjang....
Saya tidak perlu lagi untuk menafsirkan ayat di
atas. Benar sekali pertanyaan orang tersebut. Bahwa seorang laki-laki tidak
pantas berambut panjang seperti perempuan. Dan hal ini bukan saja tidak pantas
pada masa itu, namun juga tidak pantas dalam masa sekarang ini. Sebagai informasi Saudara dapat melihat gambar kaisar pada coin di jaman
Yesus ini.
Coin of Augustus, 27BC-AD14, AR
Cistophorus (12.20g). IMP CAESAR, his head rt/Six grain ears tied together,
AVGV-STVS across field, RIC478 (R). Ephesus mint.
This coin would have been in circulation when the
12 year old Jesus visited the Temple for his taking of vows.
Jadi, laki-laki berambut panjang memanglah tidak
pantas, bahkan
sekarang lebih parah, sebab tidak sedikit
laki-laki yang ternyata memakai giwang alias anting-anting. Mungkin,...
kedepannya malahan ada laki-laki yang memakai stocking, bra dan lain-lain...
wah!
Kembali ke pokok pembahasan kita semula. Sekarang
kalau hal itu tidak pantas, lalu mengapa Yesus berambut panjang seperti
perempuan? Bagaimana mungkin seseorang yang pantas diteladani... dianggap
sebagai guru (pada waktu itu) dapat memberikan contoh yang sangat tidak pantas
seperti itu? Dapatkah Saudara bayangkan bila dosen Saudara di kampus ataupun
ayah Saudara di rumah menggunakan longdress ataupun daster sebagai pakaian
sehari-hari mereka? Tentu Saudara akan jengah melihat mereka karena hal
demikian sangatlah tidak pantas bagi mereka.
Lalu bagaimana dengan Yesus? Kalau pada saat itu
laki-laki berambut panjang, saya rasa dapat kita samakan ketidakpantasannya
dengan laki-laki menggunakan longdress atau daster pada masa kini. Dan menurut
mereka yang bertanya ini, bukankah itu tidak pantas? Dan kalau seseorang yang
patut diikuti saja tidak pantas tingkah lakunya... apakah dia dapat dikatakan
benar dan patut diikuti?
Sekarang kita jawab......
Pertama-tama, saya mau bertanya dulu sama orang yang
telah mempermasalahkan hal ini, “Dari mana dia tahu bahwa Yesus berambut
panjang?”
Sudah tentu dia akan menjawab, “Dari gambar-gambar
Yesus donk... bukankah hampir semua gambar Yesus di gambarkan bahwa Dia
berambut panjang?”
Ini benar! Memang hampir semua gambar Yesus yang
saya lihat, selalu digambarkan bahwa Yesus berambut panjang. Namun satu hal
yang dilupakan oleh kita, apa benar Yesus memang berambut panjang?
Sebagai ilustrasi saya berikan contoh begini.....
Jika
saya menuduh seseorang katakanlah si A, sebagai pencuri kalung berlian saya.
Lantas tuduhan ini saya bawa ke pengadilan. Apakah pengadilan akan menuntut
bukti? Sudah pasti iya! Dan bukan cuma pengadilan saja yang menuntut bukti
itu... tapi si tertuduh lebih lagi.
Sekarang,
sewaktu mereka semua menuntut bukti, saya berinisiatif untuk melukiskan keadaan
tersebut. Saya ambil kanvas, saya lukis si A yang sedang mengambil kalung
berlian saya tersebut. Lantas berdasarkan “bukti” lukisan tersebut, saya
bawalah ke pengadilan sebagai bukti yang diperlukan. Apakah bukti lukisan dari
saya tersebut dapat diterima oleh pengadilan?
100%
Saudara semua akan menjawab “Jelas tidak!”
Benar,
lukisan tersebut tidak dapat dijadikan bukti.... tapi seandainya bukan lukisan,
namun sebuah foto ataupun rekaman video... mungkin hal ini akan dapat
dipertimbangkan sebagai bukti hukum.
Lalu bagaimana dengan Yesus yang berambut panjang?
Bukankah semua itu mereka ketahui hanya berdasarkan lukisan Yesus saja? Bagaimana mungkin dengan lukisan ini seseorang
dapat menjadikannya bukti bahwa Yesus memang benar-benar berambut panjang? Ini
sangat-sangat tidak logika Saudara.
Dengan lukisan, Saudara dapat menggambarkan apa
saja.... Saudarapun dapat dilukis seolah-olah dapat terbang di angkasa,
memiliki sayap, bahkan apa saja yang Saudara mau. Tidak ada yang mustahil yang
dapat digambarkan oleh sebuah lukisan. Itulah mengapa lukisan tidak dapat
dijadikan bukti hukum tentang sesuatu yang digambarkannya.
Lalu mengapa Yesus dilukis dengan berambut panjang?
Baiklah kita coba jelaskan masalah itu di sini.
Sejarah kekristenan menceritakan bahwa awal mulanya
kekristenan tidak diterima dengan suka cita oleh hampir segala lapisan,
terutama pemerintahan pada waktu itu. Baik itu orang-orang yahudi sendiri,
maupun pemerintahan Romawi waktu itu. Bahkan dalam abad-abad pertama kekristenan
muncul, orang-orang kristen selalu diburu dan ditangkapi. Mereka semua terancam
hukuman mati. Banyak dari orang-orang kristen mula-mula yang mati sebagai
martir dalam mempertahankan iman mereka. Tidak sedikit dari mereka yang di
rajam dengan batu, maupun yang diadu dengan binatang buas seperti singa yang
dilakukan oleh kekaisaran waktu itu.
Baru beberapa abad kemudian (kira-kira abad ke 3
atau 4 mungkin) kekristenan dapat diterima sebagai agama resmi di kekaisaran
Romawi. Itulah sampai sekarang kita kenal dengan katolik roma. Jadi Saudara,
dari masa Yesus hidup sampai adanya kebebasan bagi orang-orang kristen untuk
mengungkapkan iman mereka, ternyata memerlukan waktu yang tidak sedikit. Butuh
waktu minimal 300 tahun sampai kekaisaran Romawi dapat menerima kekristenan.
Jadi kalaupun ada lukisan ataupun patung yang
menggambarkan tentang Tuhan Yesus, sudah tentu itu semua dibuat jauh dari masa
dimana Tuhan Yesus masih hidup di dunia ini. Kalaupun ada yang tertua,
kemungkinan besar adalah setelah masa kekaisaran Romawi dapat menerima
kekristenan. Dan semua itu dibuat tanpa melihat Tuhan Yesus sendiri. Jangankan
sipelukis, orang-orang yang mungkin telah melihat langsung Tuhan Yesus sendiri
sudah lama mati.
Jadi pendeknya, lukisan itu dibuat oleh orang-orang
yang sama sekali tidak pernah melihat langsung Yesus sendiri. Karena Yesus
dikenal sebagai orang yahudi, bisa jadi si pelukis mengambil rupa orang yahudi
pada masa itu, terus mungkin saja biar dapat menambah kharisma, si pelukis atas
inisiatif sendiri menambahkan rambut panjang tersebut.
Jadi Saudara, tentang rambut panjang dalam lukisan
Yesus, janganlah kita beranggapan memang demikianlah yang sesungguhnya. Belum
tentu Yesus benar-benar berambut panjang pada masa itu. Bahkan mungkin dapat
saya buktikan di sini bahwa Yesus tidaklah berambut panjang. Alkitab sendiri
adalah buktinya.
Dikatakan pada ayat di atas bahwa pada masa itu
adalah merupakan aib, kehinaan bagi laki-laki berambut panjang.
Sekarang kita coba bahas apa yang telah dilakukan
oleh ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi pada masa itu. Apakah mereka semua
mendukung pelayanan Yesus selama di dunia ini?
Jelas tidak! Bahkan bukan saja tidak mendukung,
namun mereka juga merancang segala hal untuk menjatuhkan Tuhan kita Yesus
Kristus. Apa buktinya?
Matius
15:1. Kemudian datanglah beberapa
orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata:
15:2 "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat
istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan."
Lukas
11:38 Orang Farisi itu melihat
hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan.
Dapatkah Saudara lihat? Bukankah dalam segala hal
orang-orang farisi berusaha terus menerus untuk menjatuhkan Yesus? Mereka
selalu mempermasalahkan hal-hal demikian bukan sebagai nasehat yang membangun,
tapi justru ingin mencari kelemahan yang ada sama seperti pertanyaan mereka
berikut ini :
Matius
22:17 Katakanlah kepada kami
pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar
pajak kepada Kaisar atau tidak?"
22:18 Tetapi Yesus
mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai
Aku, hai orang-orang munafik?
Bukankah jelas, bahwa pertanyaan ini diberikan bukan
karena ketidak tahuan mereka, namun sebaliknya ada suatu jebakan yang mereka
tebar.
Nah,.... jikalau untuk hal-hal demikian saja
(terutama masalah dalam cuci tangan) mereka sampai mempermasalahkannya, apa
lagi dalam hal laki-laki berambut panjang, yang jelas-jelas mendatangkan
kehinaan.
Bagaimana mungkin orang-orang farisi dapat menerima
keadaan demikian (laki-laki berambut panjang) kalau dalam hal tidak cuci tangan
sebelum makan saja tidak dapat mereka terima?
Jangan Saudara kira, Alkitab tidak menulisnya karena
Alkitab tidak jujur, bukan demikian Saudara.
Manakah menurut Saudara yang lebih berat masalahnya
antara Yesus berambut panjang tapi tidak ditulis oleh Alkitab ataukah tentang
penyangkalan Petrus yang sampai tiga kali ataupun tentang kemunafikan Petrus
(kefas) waktu ditegur oleh Rasul Paulus?
Bukankah hal-hal ini jauh lebih memalukan karena
berkaitan langsung dengan keimanan mereka?
Seandainya Saudara telah berbuat munafik, bukankah
Saudarapun lebih ingin ditegur secara empat mata saja? Bagaimana jika
kemunafikan Saudara itu diumumkan di warta jemaat? Saya rasa Saudara sudah
tentu akan mengamuk.... mungkin! Tapi ini kemunafikan Petrus bukan saja sudah
ditegur didepan orang ramai waktu itu, tetapi juga di tuliskan di Alkitab yang
jelas-jelas pasti akan dibaca dan diketahui oleh seluruh umat manusia. Apakah
Alkitab tidak jujur?
Orang-orang farisi tidak akan susah payah sampai
mencari saksi palsu segala dalam dakwaannya pada Yesus jikalau mereka telah
menemukan segala hal yang tidak baik dalam diri Yesus. Justru karena mereka
tidak mendapatkan apapun yang tidak baik dari Yesuslah sampai mereka berusaha
mengarang saksi dusta segala.
Jadi dalam hal ini, tidak ada indikasi kuat tentang
Yesus berambut panjang. Malahan yang ada justru sebaliknya. Indikasinya sangat
kuat sekali bahwa Yesus sama sekali tidak berambut panjang.
Lalu sekarang timbul lagi satu pertanyaan,
“Bagaimana dengan penampakan Yesus dalam mimpi ataupun kunjungan Yesus bagi
orang-orang tertentu yang pernah mengalaminya? Bukankah dalam semua penampakan
tersebut memang menggambarkan kalau Yesus berambut panjang?”
Wah, pertanyaan ini cukup menarik.
Begini Saudara, untuk menjawab pertanyaan ini saya
kira kita harus bertanya balik seperti ini
“Bagaimana jika Yesus datang dalam mimpi atau
mengunjungi Saudara dengan kepalanya yang gundul tanpa rambut? Apakah Saudara
dapat mengenaliNya sebagai Tuhan Yesus? Seandainyapun yang mengunjungi Saudara
itu memperkenalkan dirinya sebagai Tuhan Yesus lantas apa Saudara mau percaya
begitu saja?”
Jelas Saudara akan mengalami kesulitan untuk
mempercayainya sebagai Tuhan Yesus. Mengapa?
Karena Saudara terlanjur telah mengenal Tuhan Yesus
dengan sosok seperti apa yang telah Saudara kenal dalam lukisan-lukisan selama
ini.
Jadi Tuhan kita, Dia dapat mengunjungi Saudara
dengan sosok yang memang sudah Saudara kenal sebagai Tuhan Yesus. Sebab kalau
Dia mengunjungi Saudara dengan rupa sosok yang lain, bisa jadi Saudara tidak
dapat mengenaliNya.
I Yohanes
5:20 Akan tetapi kita tahu, bahwa
Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya
kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam
Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.
Tuhan ingin, kita mengenaliNya. Bukan sebaliknya.
Jadi kalau Saudara mengenal Tuhan Yesus dengan berambut panjang.... maka bisa
jadi Dia akan mengunjungi Saudara dengan berambut panjang. Kalau Saudara
mengenal Tuhan Yesus dengan kepala gundul, bisa jadi Dia akan mengunjungi
Saudara dengan kepala gundul pula! Apalah susahnya hal itu bagi Tuhan?
Ada ajaran tertentu yang mengenal junjungannya
dengan sebuah tulisan. Seandainya junjungannya itu dapat datang mengunjungi
umatnya, saya rasa junjungannya itu tentu akan datang dalam rupa tulisan
tersebut. Sebab kalau datang dalam rupa manusianya, bisa jadi malahan tidak
dikenal oleh umatnya.
Jadi apa sekarang Saudara dapat memahami akan hal
ini?
Pernah ada kesaksian seseorang yang tidak mengenal
Tuhan Yesus mendapatkan kunjungan dari Tuhan Yesus. Orang ini juga
diperlihatkan wujud Tuhan Yesus dengan berambut panjang. Apakah hal ini dapat
membantah keterangan saya di atas? Bahwa jika kita mengenal Tuhan Yesus
berambut panjang maka Dia akan datang dalam wujud itu dan jika yang kita kenal
dalam keadaan kepala gundul maka dengan
kepala gundullah Tuhan akan datang? Lalu bagaimana dengan orang ini yang sama
sekali tidak mengenal rupa Yesus sebelumnya?
Mengapa orang yang sama sekali tidak mengenal rupa
Tuhan Yesus juga diperlihatkan Yesus dengan wujudnya berambut panjang? Bukankah
ini dapat mementahkan pendapat di atas? Apakah hal ini tidak dapat dijadikan
bukti bahwa benar Tuhan Yesus itu pada dasarnya berambut panjang?
Sepintas selalu memang hal ini sepertinya masuk
akal. Orang tersebut sama sekali tidak pernah melihat rupa Yesus. Kalau Yesus
memang berambut pendek, apa salahnya Dia datang kepada orang tersebut dengan rupa
asliNya yang memang berambut pendek? Bukankah lebih masuk akal kalau demikian?
Dengan datang kepada orang tersebut dalam wujud
berambut panjang, bukankah telah membuktikan sendiri bahwa Yesus memang
berambut panjang?
Pendapat seperti ini Saudara, memang mungkin sekali.
Tetapi apa memang harus demikian?
Kelanjutan dari kesaksian itu adalah begini.....
Setelah orang tersebut mendapatkan kunjungan Yesus
yang pada waktu itu dia kenal sebagai pengemudi bis, maka beberapa waktu
kemudian orang tersebut berkunjung ke rumah salah satu temannya. Sampai saat
itu, dia memang tidak mempermasalahkan kunjungan Yesus tersebut karena dia
memang tidak mengenalNya. Dia hanya menganggap sopir bis itu adalah memang
manusia biasa saja dan untuk itu tidak perlu dipermasalahkan benar, meskipun
apa yang telah menjadi pembicaraan mereka waktu itu terus menjadi perhatiannya.
Namun sewaktu dia melihat sebuah lukisan yang
terpasang di dinding rumah temannya tersebutlah, baru dia menyadari sesuatu.
Lukisan itu, adalah lukisan Tuhan Yesus. Dan orang tersebut, sekarang dapat
mengenali siapa sebenarnya sopir bis yang telah mengajaknya berbincang-bincang
pada waktu itu. Pengenalan akan Yesus ini ternyata berdampak sangat besar dalam
kehidupannya selanjutnya. Sekarang orang ini adalah pengikut Yesus.
Coba Saudara bayangkan seandainya waktu itu Tuhan
Yesus datang sebagai sopir bis dengan wajah yang berbeda, misalkan dengan
kepala gundul? Apa mungkin orang ini dapat mengenalinya walaupun dia telah
melihat lukisan Tuhan Yesus di dinding rumah temannya tersebut?
Jadi dalam hal ini Saudara, Tuhan Yesus tetap datang
kepada orang itu dalam rupa berambut panjang seperti dalam lukisan tersebut
bukan berarti Yesus memang berambut panjang.... tapi semata-mata agar orang ini
dapat mengenalinya nanti, sewaktu dia berkunjung dan melihat lukisan Tuhan
Yesus di rumah temannya tersebut.
Karena hampir semua lukisan Tuhan Yesus yang ada
saat ini digambarkan berambut panjang, maka seperti itulah Tuhan Yesus melawat
setiap orang agar orang-orang tersebut dapat mengenaliNya.
Apakah dalam hal ini Tuhan Yesus telah mengikuti
kehendak dari pelukisnya? Atau dengan kata lain apakah Tuhan Yesus takluk
dengan kehendak manusia? Jelas tidak! Tuhan tidak mungkin takluk akan kehendak
manusia, namun dalam hal ini, Tuhan Yesus lebih merasa penting menyelamatkan
jiwa-jiwa kita ketimbang mempermasalahkan tentang lukisanNya.
Bukankah Tuhan Yesus datang ke dunia bahkan sampe
mati di kayu salib semata-mata untuk dapat menyelamatkan jiwa kita? Kalau
sampai harus mati di kayu salibpun Tuhan lakukan buat menyelamatkan kita,
apalah artinya kalau Dia harus melawat kita dalam rupa yang sudah kita kenal
yaitu seperti apa yang telah di lukiskan oleh manusia?
Saudara terkasih, diakhir sharing ini ingin saya
sampaikan satu hal, Saya yakin dalam segala hal, apabila kita memiliki
pergumulan, bawalah persoalan itu dalam doa, maka jawaban yang diberikan kepada
kitapun akan sama seperti jawaban yang diberikan oleh Roh yang sama kepada
orang yang berbeda. Apa yang saya pahami di atas ini, seperti itu juga yang di
pahami isteri saya, walaupun tidak ada pembahasan diantara kami atas masalah
ini. Roh yang sama akan memberikan jawaban yang intinya sama pula atas
pergumulan kita.
Semoga kita semua makin dewasa dalam iman. Amin.
GBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar