Dua pertanyaan sekaligus.
Pertanyaan pertama tentang wujud Allah Bapa apakah
seperti manusia? Pertanyaan ini pasti muncul jika saudara membaca ayat berikut
ini :
Kejadian
1:26.
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita,.....
Saudara terkasih, Tuhan telah berfirman bahwa Dia
akan menjadikan manusia menurut gambar dan rupaNya. Apa yang di maksud dari
ayat ini? Apakah itu berarti manusia ini gambar dan rupanya seperti Tuhan?
Kalau begitu wujud Tuhan seperti manusia donk?
Pertanyaan ini dulu, pertama-tama saya dengar dari
isteri saya. Dan saya rasa... pertanyaan serupa juga bisa ada pada diri saudara
semua.
Dengan melihat wujud rupa kita manusia, maka timbul
satu pertanyaan yang cukup mengganjal... rupa kita ini, yang sekarang ini,
kalau memang diciptakan seturut dengan gambar dan rupa Tuhan..... sudah
pastilah Tuhan itu wujudnya seperti kita ini.
Sesuatu dikatakan duplikat karena mirip aslinya.
Atau diciptakan mirip aslinya. Atau lebih spesifiknya lagi di ciptakan segambar
dengan aslinya. Nah, kita ini diciptakan segambar dengan Tuhan, maka artinyapun
secara logis berarti Tuhan itu mirip kita! Bukan begitu?
Kalau China begitu pintar dalam hal meniru barang,
bahkan sekarangpun telur sudah dapat ditiru. Sudah tentu semua yang ditiru itu
mirip aslinya. Walaupun mungkin tidak seperti aslinya, namun begitu tidak jauh
beda dengan bentuk aslinya. Manusia,.... adalah tiruan Tuhan. So pasti Tuhan
itu tidak jauh beda wujudnya dengan manusia.
Kalau saudara mengatakan sesatlah menyamakan wujud
Tuhan dengan manusia. Maka sejogyanya saudara harus menolak pula ayat tersebut
di atas. Konsekwensinya, saudara juga harus menolak semua ayat Alkitab! Karena
apa? Karena Alkitab adalah firman Tuhan! Dan klaim dari firman Tuhan adalah
tidak mungkin salah. Kalau terbukti salah, maka gugurlah semua yang tertulis
dalam firman Tuhan ini. (haruslah dapat kita bedakan mana firman Tuhan dan mana
pengaruh budaya penulis Alkitab itu sendiri – sebab Alkitab bukan buku yang
turun dari langit)
Ayat di atas jelas adalah firman Tuhan. Itu bukan
kata-kata si penulis kitab alias Musa karena pengaruh budayanya. Kata-kata di
atas punya otoritas yang jelas. Dengan sangat jelasnya mengatakan bahwa manusia
di ciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan. Perlukah penafsiran untuk ini?
Jelas tidak! Tetapi mungkin masih ada juga yang mengatakan itu perlu
penafsiran....
Tetapi jelas menurut saya tidak perlu penafsiran
lagi. Firman ini sudah sangat jelas.
Mungkin ada yang berusaha menjawab begini, “Yang
dimaksud segambaran dan serupa dengan Tuhan itu adalah tentang bagaimana
manusia bisa membedakan baik dan buruk.” Itulah kemampuan yang Tuhan berikan
kepada kita sebagai hal yang “segambaran dan serupa” itu.
Bisa jadi. Tetapi jangan lupa. Kemampuan manusia
untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk itu adalah setelah manusia
jatuh dalam dosa. Yaitu setelah manusia memakan buah pengetahuan itu. Jadi
bukan pada saat manusia itu diciptakan.
Sekarang firman Tuhan mengatakan mau menciptakan
manusia segambar dan serupa denganNya. Apakah manusia sudah jatuh dalam dosa
waktu itu? Boro-boro jatuh dalam dosa, diciptakan saja belum!
Pernah juga ada yang bilang begini, “Yang dimaksud
segambaran dan serupa itu adalah roh kita”. Bukankah roh kita adalah roh
hembusan dari Tuhan? Bukan roh yang diciptakan seperti roh para malaikat. Jadi
roh kita itulah yang di anggap sebagai segambaran dan serupa dengan Tuhan.
Meskipun jawaban ini mungkin dapat diterima, tapi
tidak mempunyai dasar sama sekali. Mengapa saya katakan demikian? Coba saudara
perhatikan ayat di atas! Di katakan di sana bahwa Tuhan mau menciptakan,
menjadikan dari tidak ada menjadi ada sesuatu ciptaanNya yang dinamakan
manusia. Seperti apakah manusia itu? Seperti gambar dan rupa Tuhan! Dalam
Alkitab berbahasa inggrisnya dikatakan image untuk gambar dan rupa ini. Artinya
antara lain dapat juga duplikat.
Seandainya yang dimaksudkan disini adalah roh
manusia, maka apakah itu berarti roh manusia itu serupa dengan Roh Allah? Jelas
tidak! Roh Allah tidak terbatas, roh manusia terbatas. Roh Allah maha tahu, roh
manusia tidak maha tahu! Jadi dimanakah letak segambaran dan serupanya itu?
Jadi kalau begitu, apa donk penjelasannya yang lebih
masuk akal tentang pengertian ayat di atas?
Baiklah, sebelum kita menjawabnya, ada baiknya kita
bahas juga pertanyaan kedua. Yaitu apakah Adam memiliki pusar? Memang ini
pertanyaan yang jenaka. Siapa pula yang mau sibuk-sibuk memikirkan apakah Adam
memiliki pusar atau tidak? Namun demikian, saya pikir hal ini dapat kita
perbincangkan sekalian sehubungan dengan Adamlah manusia pertama yang
diciptakan Tuhan.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa pusar pada dasarnya
hanya berguna sewaktu kita masih di dalam kandungan ibu. Seorang bayi, dapat menyerap
sari-sari makanan dari ibu kandungnya hanya melalui tali pusar. Sehingga dengan
demikian sang bayi tadi dapat terus hidup dan bertumbuh dalam tubuh ibunya.
Mungkin kalau masalah ini diperbincangkan bersama seorang dokter kebidanan maka
akan dapat lebih jelas lagi.
Nah, mengingat semua hal tersebut di atas, apakah
mungkin Adam memang memiliki pusar? Bukankah Adam diciptakan sudah dalam
kondisi dewasa? Atau minimal bukan dalam kandungan seorang ibu? Dialah salah
satunya yang diciptakan tanpa seorang ibu selain Hawa tentunya. Jadi untuk apa
kegunaan pusar bagi Adam? Jelas tidak ada sama sekali!
Kalau ada yang menjawab, “Adam pastilah punya
pusar.” Silahkan saja. Tapi apa yang menjadi dasarnya? Adakah ayat Alkitab yang
dapat mendukung pendapat seperti itu? Jangan cuma menjawab berdasarkan perasaan
dan logikanya manusia saja yah? Tetapi seharusnya semua jawaban itu memiliki
dasar yang kuat. Saya tidak mengatakan hal ini salah (bahwa Adam memiliki
pusar) tetapi kita tidak dapat menjawab hal demikian hanya berdasarkan perasaan
saja.
Sekarang bila jawabannya sebaliknya, Adam tidak
memiliki pusar. Tentu kitapun memerlukan dasarnya bukan? Apakah saudara cukup
puas bila saya jawab di sini bahwa Adam tidak memiliki pusar karena tidak
mungkin Tuhan menciptakan sesuatu yang sia-sia? Apakah alasan ini dapat
dijadikan dasar yang kuat?
Jika saudara telah cukup puas dengan jawaban yang
begini, walaupun menurut saya sama sekali tidak ada dasar Alkitabiahnya, maka
saya rasa saudara tidak lagi membutuhkan pendewasaan iman. Tidak perlu lagi
sharing, sebab semuanya telah terjawab bahkan sebelum sharing ini di mulai.
Jawaban seperti di atas sama saja tidak memiliki
dasar yang kuat. Jawaban seperti itu sangat berpotensi sekali untuk
diperdebatkan. Dan jawaban seperti itu sangat subjektif sekali. Sesuatu yang
subjektif, sama sekali tidak dapat dikatakan kebenaran....
Itu sangat tergantung sekali kepada siapa yang
memberikan jawabnya.
Sekarang baiklah kita mencoba untuk menjelaskan
kedua pertanyaan tersebut di atas sekaligus. Baik pertanyaan pertama maupun
yang kedua, sama-sama memiliki jawaban yang sama.
Pertama-tama, mari kita lihat ayat di atas.
Kejadian
1:26.
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,.....
Ayat ini, jelas mengatakan bahwa Adam diciptakan
menurut gambar dan rupa Tuhan. Artinya, Tuhan itu mempunya gambar dan rupa!
Bagaimana mungkin? Bukankah Tuhan itu adalah Roh?
Dan Roh memang tidak mempunyai wujud fisik. Jadi sebenarnya apa yang dimaksud
dari ayat ini tentang gambar dan rupa Tuhan itu? Ayat ini tidak akan pernah
terjawab kalau perjanjian baru tidak pernah turun. Tapi bersyukurlah kita
karena jawabannya sangat jelas pada perjanjian baru.
Roma
5:14 ......... yang tidak
berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan
datang.
Ayat di surat Roma ini, jelas sekali dikatakan bahwa
Adam.... diciptakan menurut gambaran Dia yang akan datang.
Ini aneh! Adam diciptakan menurut gambaran Dia yang
akan datang. Artinya, gambaran yang mana menjadi contoh penciptaan Adam itu
sendiri masih akan datang sewaktu Adam itu di ciptakan.
Dalam hal ini, yang palsu di ciptakan terlebih
dahulu dari yang asli. Dapat anda bayangkan disini? Pada kitab Kejadian, jelas
dikatakan bahwa Tuhan menciptakan Adam seturut dengan gambar dan rupaNya.
Dan sekarang di surat Roma, di katakan bahwa Adam di
ciptakan menurut gambaran Dia yang akan datang. Artinya jelas bahwa sewaktu
Adam diciptakan, objek yang di contoh itu masih belum ada secara fisik pada
saat itu.
Perhatikan kata “Dia” di sini! Kata itu ditulis
dengan awalan huruf besar yang berarti adalah Tuhan sendiri. Jadi dalam hal ini
siapakah Tuhan yang masih akan datang itu? Jelas itu bukanlah Allah Bapa yang
saat itu sedang menciptakan Adam. Karena Allah Bapa bukan masih akan datang,
tapi memang sudah ada saat itu. Yang masih akan datang itu tidak lain adalah
gambaranNya. Siapakah gambaran Allah Bapa itu?
II Korintus
4:4
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah
zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Kolose
1:15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan,
yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
Saudara terkasih, Yesus Kristus itulah gambaran
Allah. Dialah yang telah menjadi contoh bagi penciptaan Adam. Atau dengan kata
lain, Adam diciptakan serupa dengan Yesus!
Bagaimana mungkin? Bukankah Adam terlebih dulu
diciptakan? Bukankah Yesus ada belakangan setelah Adam? Itu tidak benar! Yesus
telah ada jauh sebelum Adam diciptakan. Ayat berikut telah menjelaskannya.
Kolose
1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di
sorga dan yang ada di bumi,.............
Bahkan Yesus sendiri juga telah mengatakannya
Yohanes
8:58
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepAdamu, sesungguhnya sebelum
Abraham jadi, Aku telah ada."
Jadi saudara, kita ini hidup dalam keterbatasan.
Batasan yang kita alami adalah keterikatan kita dalam ruang dan waktu. Namun
tidak demikian pada Tuhan. Dia tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Ketidakterbatasan Tuhan inilah yang membuat sesuatu yang tidak mungkin bagi
kita menjadi mungkin bagi Dia.
Karena Tuhan tidak terikat oleh ruang dan waktu,
maka pada saat Dia menciptakan Adam, Tuhan telah melihat sosok Yesus, yang
adalah gambaran Dia sendiri. Apa yang wujud dari diri Yesus, seperti itulah Dia
menciptakan Adam.
Maka jelaslah sekarang ayat di kitab Kejadian yang
mengatakan Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan, sebab gambar dan rupa
Tuhan itu adalah Yesus Kristus. Dan Adam diciptakan serupa dengan Yesus
Kristus.
Sekarang apakah Yesus juga mempunyai pusar...? jelas
punya! Karena Yesus pernah di kandung. Kalau begitu Adampun (juga Hawa) pasti
mempunyai pusar juga. Mengapa? Karena Adam diciptakan seturut gambaran yang ada
pada diri Yesus. Artinya, semua yang ada pada diri Yesus, seperti itulah Adam
diciptakan.
Semoga sharing kita kali ini bisa menjadi berkat
bagi kita semua dan dapat mendewasakan iman kita. Tidak ada keharusan bagi
saudara untuk berpendapat sama.
GBU.
Pada prinsip nya begini,Tuhan ALLAH itu mencipta atau nenjadikan sesuatu itu pasti baik dan sempurna,Adam sebagai bapak nya manusia itu pasti juga adalah manusia yang sangat sempurna lahir dan batin tampa ada kekurangan nya sebagai seorang yang disebut sebagai manusia jadi kelengkapan fisik nya itu pasti lengkap apakah itu pusar atau apa namanya pasti ada karena setiap bagian dari tubuh manusia itu pasti ada fungsi dan mamfaat masing2.
BalasHapus