Translate

Senin, 27 Agustus 2012

Santa Claus


Bulan Desember adalah bulan yang penuh suka cita. Terutama bagi anak-anak kristen dimana mereka merasa bahwa tidak lama lagi mereka semua akan merayakan natal bersama keluarga mereka. Perayaan ini sebenarnya memperingati kelahiran Yesus Kristus ke dunia ini. Namun begitu, sebenarnya masih banyak kontroversi tentang perayaan natal yang selama ini selalu dirayakan oleh umat kristen di seluruh dunia ini.

Beberapa sumber bahkan pernah membicarakan tentang perayaan natal ini sebagai bagian dari perayaan kaum pagan tempo dulu. Namun begitu, sekarang ini perayaan natal sudah bukan di tujuhkan pada perayaan kaum pagan lagi, tetapi sudah bergeser menjadi perayaan untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus. Meskipun menurut sumber-sumber tertentu, tentang kelahiran Yesus sendiri tidak ada bukti kuat terjadi di tanggal 25 Desember.

Bagi saya pribadi, sebenarnya boleh-boleh saja seseorang merayakan hari kelahiran Yesus di tanggal 25 Desember tersebut. Yang penting disini adalah bagaimana orang-orang yang merayakannya itu, melakukan semuanya demi kemuliaan Tuhan. Semua hari adalah ciptaan Tuhan, karena itu silahkan saja Saudara menggunakan hari mana saja yang menurut Saudara baik buat merayakan kelahiran Tuhan Yesus.

Jika lantas Saudara sekarang bilang, bagaimana bila saya merayakannya di tanggal 3 Maret sebagai hari kelahiran Yesus? Apakah boleh demikian? Menurut saya,.... silahkan saja. Yang penting semua itu Saudara lakukan dengan iman. Dan jangan ragu-ragu! Bila Saudara ragu-ragu dalam melakukannya,..... hal ini baru tidak benar. Sebab apapun yang Saudara lakukan dengan perasaan ragu, maka pada dasarnya Saudara melakukan itu tidak berdasarkan iman.

Roma  14
14:23 Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.
Baiklah Saudara, saya di sini tidak akan membahas lebih lanjut tentang kapan pastinya kita sebaiknya merayakan natal. Karena bagi saya untuk membahas masalah ini diperlukan penelaahan lebih lanjut. Yang mau saya titik beratkan dalam pembahasan kita kali ini adalah tentang Santa Claus yang hampir dapat dipastikan akan selalu muncul dalam setiap perayaan-perayaan natal baik di rumah-rumah orang kristen, maupun di gedung-gedung gereja.

Apa itu sebenarnya Santa Claus dan apa efek yang dapat ditimbulkannya?

Apakah ini semacam mascot saja dalam perayaan natal? Atau memang ada hal tertentu di balik semua ini? Mungkinkah ini hanya dongeng, atau memang ada historisnya dalam sejarah kekristenan tempo dulu?

Apapun pendapat Saudara akan hal ini, satu hal yang pasti adalah,.... arti dari natal itu sendiri bagi anak-anak kita sudah mulai bergeser sekarang. Pernahkan Saudara sadari bahwa belakangan ini anak-anak kita lebih mendambakan kedatangan Santa Claus di hari natal dari pada memahami arti  natal itu sendiri?

Pada setiap rumah orang-orang kristen, hampir selalu saya jumpai hal-hal yang berbau Santa Claus. Entah itu gambarnya, sepatunya atau bahkan topinya...... hampir semua pernak-pernik natalpun sudah terkontaminasi oleh Santa Claus. Seolah-olah, pada bulan Desember itu adalah bulan demam Santa Claus saja. Para orang tua berlomba-lomba mempercantik pohon natalnya dengan berbagai hiasan Santa Claus. Mungkin, tanpa hiasan itu pohon natalnya dirasakan kurang menarik.

Lalu apakah semua ini salah Saudara?

Sebagian orang bilang, “Tidak ada yang salah koq dengan semuanya itu!”

Bukankah Santa Claus adalah tokoh yang baik? Tidak seperti nenek sihir, Santa Claus justru di cintai oleh anak-anak. Tokoh ini menggambarkan bagaimana baik hatinya dia, dalam merayakan natal bersama anak-anak. Dia akan dengan suka cita membagi-bagikan berbagai hadiah kepada setiap anak. Bukankah tokoh seperti ini sama sekali tidak ada contoh negatifnya?

Cukup banyak orang tua yang tidak mempermasalahkan tokoh satu ini. Bahkan mereka yang mendukung keberadaan tokoh ini sangat banyak, meskipun mereka menyadari bahwa tokoh ini sebenarnya lebih dekat kepada tokoh dongeng dari pada historis, namun mereka tidak perduli. Sebagai bentuk dukungan mereka, maka mereka tidak segan-segan berdandan seperti layaknya tokoh yang satu ini. Bedanya mereka tidak dapat memiliki rusa terbang tentu saja.....

Sekarang bagaimana kita harus menyikapi hal demikian? Apakah memang tokoh satu ini tidak berbahaya?

Saudara terkasih,..... sebaiknya kalau kita mau menilai sesuatu, janganlah kita terpengaruh dengan banyak atau sedikitnya dukungan pada kita. Penilaian yang objektif tidak mengikuti arus orang banyak. Tetapi penilaian yang subjektif justru sebaliknya.

Karena itu dalam hal ini saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menjelaskan hal ini secara objektif. Namun pada akhirnya silahkan Saudara menentukan sikap Saudara sendiri. Apapun yang akan Saudara lakukan adalah sepenuhnya hak Saudara.

Menurut apa yang saya pahami, Santa Claus adalah tokoh yang sangat berbahaya bagi kehidupan kekristenan. Mengapa? Sebab tokoh ini selain memperlihatkan sisi “baiknya” dalam rupa kedermawanan dengan membagi-bagikan kado untuk setiap orang, ternyata tidak sedikit sisi gelapnya yang di sembunyikan dari banyak orang, atau mungkin lebih tepatnya yang tidak disadari oleh banyak orang.

Tokoh ini, banyak mengandung magic. Tidakkah Saudara sadari bahwa hampir dalam segala hal yang menyangkut tokoh ini selalu di balut dalam kemasan manis yang bernama magic?

Pada saat tokoh ini digambarkan sedang mengendari rusa terbang.... apa yang dapat kita katakan atas keberadaan rusa terbang ini? Bukankah segala hal ini identik dengan sapu terbang yang selalu di gambarkan pada nenek-nenek sihir? Dimanakah Saudara dapat menjumpai rusa yang dapat terbang?

Belum lagi bagaimana tokoh ini digambarkan sebagai tokoh yang hidup abadi. Saat eyang buyut kita masih kecil, diapun sudah mendapatkan gambaran tentang tokoh ini dalam rupa yang sama seperti yang kita lihat di masa kini. Yaitu kakek tua berjenggot putih. Kakek ini, biarpun tua, ternyata usianya jauh lebih panjang dari eyang buyut kita. Mengapa? Karena eyang buyut kita sudah meninggal ternyata tokoh satu ini masih aktif “mengantarkan” kado-kado sama seperti waktu eyang buyut kita masih anak-anak. (bukankah anak-anak menganggap tokoh ini benar-benar masih hidup? Minimal itulah gambaran yang diberikan orang tua pada anak-anaknya secara tidak langsung.) tokoh ini ternyata hidupnya abadi. Mau menyamai Tuhan mungkin yah?

Pada saat Santa Claus ini memasuki rumah orang-orang untuk mengirimkan kadonya pada malam hari, apakah tokoh satu ini memasuki rumah itu dengan mengetuk dan melalui pintu rumah yang bersangkutan? Tidak! Tokoh ini selalu di gambarkan memasuki rumah-rumah dengan melalui cerobong asap. Sekarang coba Saudara pikirkan dengan logika Saudara yang logis, mungkinkah tokoh yang digambarkan bertubuh tambun ini dapat melakukan itu semua? Jelas sekali itu adalah hal yang mustahil kalau tidak mau dikatakan sebagai hal yang ajaib. Bagaimana mungkin tokoh ini dapat melakukan itu semua kalau lagi-lagi tidak dibalut oleh magic.

Seorang pria dewasa yang kurus saja akan mengalami kesulitan untuk dapat memasuki sebuah cerobong asap, apalagi seseorang yang bertubuh tambun seperti yang selalu digambarkan pada tokoh Santa Claus. Belum lagi kalau digambarkan bahwa tokoh satu ini melakukan itu semua dalam waktu satu malam. Wah........

Dan yang paling berbahaya Saudara, hanya gara-gara tokoh yang satu ini, para orang tua dengan suka citanya melakukan kebohongan-kebohongan pada anak-anak mereka. Kalau Saudara peka, tidakkah Saudara sadari bahwa cukup banyak orang tua yang mengatakan di malam natal pada anak-anak mereka “cepat tidur, nanti malam Santa Claus akan datang membawakan kado buat kamu....”

Besoknya.... anak-anak memang mendapatkan kado yang mereka inginkan. Pertanyaan saya, pada saat anak-anak ini bertanya pada orang tuanya apa benar kado-kado ini diberikan oleh Santa Claus, apa kira-kira jawaban dari orang tuanya? “ bukan nak, itu kado dari kami.” ?

Jelas Saudara yang melakukan itu semua akan menjawab tidak. Saudara semua tentu akan berbohong!..... “ iya, itu dari Santa Claus!” dan segala macam kebohongan tambahan untuk menyakinkan pada anak Saudara bahwa itu memang dari Santa Claus, yang diberikan kepada anak-anak yang baik, yang patuh kepada orang tua dan sebagainya.

Bagaimana mungkin Saudara sebagai orang tua dapat begitu tega membohongi anak-anak Saudara sendiri yang adalah darah daging Saudara sendiri? Seandainya kebohongan itu terjadi karena anak kita bertanya pada orang lain, yang sama sekali tidak mengenal Tuhan, mungkin hal ini masih dapat kita terima. Namun ini sebaliknya, orang yang mengakui Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamatnya justru yang melakukan semua kebohongan ini pada anak-anaknya sendiri pula. Hal ini (kebohongan tentang Santa Claus), tidak dilakukan sekalipun pada orang-orang yang belum mengenal Tuhan.

Saudara, disadari ataupun tidak, Saudara telah membohongi seorang anak kecil yang pada dasarnya adalah milik Yesus karena diapun sama seperti Saudara, adalah pengikut Tuhan Yesus.

Ayat berikut mengatakan

Matius  18

18:6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

Saudara sebagai orang tua, yang telah melakukan itu semua, sebenarnya Saudara telah menggenapi ayat ini. Adalah lebih baik bila Saudara ikatkan pada batu kilangan dan di tenggelamkan ke lautan. Berhati-hatilah Saudara, jangan hanya karena ingin membuat anak Saudara gembira Saudara lalu dapat melakukan apa saja termasuk juga menyesatkan anak-anak Saudara sendiri.

Menyesatkan seorang anak kecil dihadapan Tuhan sungguh suatu kekejian. Saudara mungkin saja tidak menyadarinya bahwa Saudara telah melakukan semua kebohongan dan penyesatan itu. Tetapi baik oleh kesadaran ataupun oleh ketidak tahuan, pada akhirnya Saudara memang telah melakukan itu semua.

Hasil akhirnya jelas, anak Saudara yang tadinya mungkin tidak percaya ataupun ragu-ragu bahwa Santa Claus itu ada, jadi makin yakin akan keberadaan tokoh satu ini, dan besoknya, pada saat mereka berkumpul bersama teman-teman mereka, anak Saudara ini akan dengan bangganya bercerita sama teman-teman mereka bagaimana senangnya dia mendapatkan kado dari Santa Claus.

Kalaupun ada salah satu temannya yang bilang Santa Claus itu tidak ada, itu cuma bohong! Maka dapat Saudara lihat bagaimana dia akan berusaha mati-matian untuk menyakinkan temannya itu bahwa Santa Claus itu memang benar-benar ada. Buktinya dia mendapatkan kado dari “Santa Claus” yang adalah orang tuanya sendiri yang telah menipunya.

Sebagai orang tua, kita harus selektif. Janganlah membohongi siapapun, terlebih lagi anak kita sendiri yang kita kasihi.

Efesus  4

4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

Kolose  3

3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

Tidak ada dusta yang berasal dari Tuhan.

Kalau karena tokoh satu ini kita harus berdusta terhadap anak-anak kita, saya lebih memilih untuk menjelaskannya kepada anak-anak saya bahwa tokoh Santa Claus ini sebenarnya tidak ada. Itu cuma dongeng yang menyesatkan. Dan sebaiknya tokoh satu ini jangan lagi ada dalam ingatan ataupun hayalan anak-anak kita.

Mungkin saja ada orang tua yang mencoba membela diri dengan mengatakan itukan cuma sekedar dongeng. Jadi mengapa terlalu di permasalahkan? Sebenarnya saya tidak terlalu mempermasalahkan tentang dongeng itu sendiri. Namun efek yang dapat ditimbulkan dari “dongeng” semacam inilah yang menjadi fokus saya. Selama dongeng itu tidak mengandung “sisi gelap” yang dapat ditimbulkannya, itu boleh-boleh saja. Namun bila dongeng itu sudah mengandung pengajaran tentang (magic) sesuatu yang di larang dalam Alkitab, apakah kita masih mau tutup mata?

Tidak percaya? Lihat saja efek dari dongeng tentang Santa Claus ini? Bukankah orang tua jadi berbohong pada anak-anak mereka?

Lagian apa kata Alkitab tentang dongeng-dongeng?

I Timotius  1

1:3 Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain
1:4 ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.

I Timotius  4

4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

Rasul Paulus mengajarkan kepada kita untuk dapat menjauhi dongeng-dongeng. Apa sebabnya? Jelas ada sebab-sebab kuat yang dapat membuat kita harus menjauhi dongeng-dongeng tersebut. Sekarang saya bertanya kepada Saudara, dapatkah Saudara menemukan dongeng yang sama sekali bersih dari unsur-unsur magic? Hampir 100% dongeng-dongeng yang ada selalu mengandung unsur magic.

Karena itu Saudara, mulai dari sekarang janganlah lagi kita dengan penuh suka cita melakukan kebohongan-kebohongan kepada anak-anak kita. Termasuk juga tentang tokoh Santa Claus ini. Tokoh ini memang terlihat baik. Tapi itu kulitnya. Dibalik itu semua ternyata banyak unsur magic yang dapat menyesatkan kita. Saudara yang pernah kecil dan mengalami masa-masa kecil bersama Santa Claus tentu dapat mengerti bagaimana realnya anggapan seorang anak kecil atas tokoh yang satu ini.

Anggapan ini tidak datang sendirinya, tapi kitalah sebagai orang tua yang menanamkannya dengan segala kebohongan kita. Dan karena itu, berarti kita telah menyesatkan seorang anak kecil yang percaya pada Tuhan Yesus untuk juga mempercayai dongeng-dongeng orang tua yang sarat dengan unsur magic di dalamnya. Ini sama saja dengan mengatakan kepada mereka, cintailah magic, itu tidak jahat koq! Wahh.......?

Sebagai penutup, ada juga yang bertanya begini, “lalu bagaimana dengan pohon natal?”

Pohon natal, itu adalah hal yang berbeda dengan tokoh Santa Claus. Pada pohon natal tidak ada unsur magic yang terkandung di dalamnya. Itu hanya semata-mata hiasan di waktu natal saja. Tidak pernah ada cerita apapun yang berkaitan dengan magic pada pohon natal. Pernahkan Saudara mendengar cerita bahwa pohon natal tiba-tiba terbang di angkasa bersama rusa terbang? Atau mungkin pohon natal tiba-tiba berbuah kado-kado cantik? Atau mungkin juga pohon natal tiba-tiba membesar sendiri sampai puncaknya menyentuh langit?

Jelas semua cerita-cerita yang berbau magic tersebut tidak terdapat pada pohon natal. Berbeda dengan tokoh Santa Claus, pohon natal adalah tetap pohon natal biasa. Dia adalah pohon cemara biasa yang ditebang (sekarang banyak pohon natal plastik) dan dibawa masuk ke dalam rumah untuk dihiasi biar terlihat cantik dengan lampunya yang berkelap kelip. Sebagian orang meletakkan beberapa kado (jelas bukan dari Santa Claus) di bawahnya agar terlihat lebih mempercantik tampilan pohon natal ini. Hanya itu!

Dewasalah dalam imanmu!

Syallom......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar