Lukas 14
14:26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia
tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, Saudara-saudaranya
laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi
murid-Ku.
………???
Apa yang dapat Saudara tangkap
dari ayat ini? Adakah Tuhan kita Yesus Kristus mengajarkan kebencian kepada
kita?
Rasanya agama manapun tidak ada
yang mengajarkan kebencian yang seperti ini bukan? Terlebih lagi kebencian itu
malahan ditujukan kepada bapak kita sendiri, ibu kita sendiri,… dan ini semua
bukanlah tentang bapak dan ibu tiri lo, Saudara… mereka semua adalah orang tua
kandung dan juga Saudara-saudara kandung kita!
Jadi… apa memang harus begini
untuk menjadi orang kristen?
Coba baca ayat berikut ini :
Lukas 12
12:53 Mereka akan
saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan
ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu
mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu
mertuanya."
Matius 10
10:35 Sebab Aku
datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu
perempuan dari ibu mertuanya,
Bagaimana Saudara…? Apa Saudara
semakin bingung? Kalau begitu kita tambahi lagi biar kepalang stress ya?
Lukas 6
6:27. "Tetapi
kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah
baik kepada orang yang membenci kamu;
Nah, ini baru bisa dikatakan
bingung…
Pada ayat-ayat di atas mungkin
Saudara dapat menangkapnya begini, Tuhan ingin kita membenci orang tua dan
Saudara-saudara kandung kita, tapi Tuhan juga ingin kita mengasihi orang yang
memusuhi kita…. Terbalik mungkin ya? Biasanya kan membenci musuh kita dan
mengasihi keluarga kita?
Baiklah Saudara, sebaiknya kita
kupas segera satu persatu supaya jangan lagi kita berlarut-larut dalam
kebingungan yang kita ciptakan sendiri.
Begini, sebelum kita membahas
tentang Lukas 14:26, saya ingin kita membahas dulu ayat Lukas 12:53 dan Matius
10:35. Pada ayat ini Saudara, sepertinya kesan yang kita tangkap memang sebagai
orang kristen, sekali lagi ini cuma kesan, kita menjadikan orang-orang yang
berada dalam rumah kita sendiri sebagai musuh kita? Padahal mereka adalah
keluarga kita sendiri? Bagaimana ini? Apa benar demikian?
Bila ini pengertian Saudara, saya
tidak mengatakan sepenuhnya salah pada pengertian Saudara ini. Memang, setiap
orang yang telah memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus, orang tersebut
dapat saja menjadi musuh orang-orang
serumahnya. Namun Saudara…..ini yang paling penting Saudara pahami, saya
katakan di atas menjadi musuh dan bukan menjadikan musuh. Hal ini dapat
memberikan pengertian yang sangat berbeda Saudara.
Sebagai orang kristen, kita tidak
boleh memusuhi mereka. Tetapi untuk dapat menjadi kristen, sering kali orang
tersebut menjadi musuh bagi orang serumahnya. Mengapa? Karena untuk dapat
menjadi orang kristen, seseorang sering kali mendapatkan pertentangan yang
datangnya pertama kali justru dari orang-orang serumahnya.
Kalau Saudara setelah menjadi
orang percaya hanya mendapatkan makian dan pengusiran sampai pada pemutusan
hubungan keluarga saja, saya rasa Saudara masih termasuk orang yang beruntung.
Berapa banyak bapak-bapak yang
tega menyiksa anaknya sendiri bahkan sampai tega memutuskan untuk menyerahkan
anaknya kepada masyarakat di lingkungannya untuk di rajam sampai mati?
Hanya….karena sang anak telah memutuskan untuk menjadi orang percaya? Mungkin
merajam sampai mati atas orang yang dianggap “murtad” bagi mereka adalah hal yang
baik.
Berapa banyak ibu-ibu yang telah
mengandung dan membesarkan sang anak tadi, juga merestui semua perbuatan itu?
Dan berapa banyak juga Saudara-saudara orang yang bertobat tadi melakukan hal
yang serupa? Bahkan terlibat langsung di dalam semua penyiksaan tersebut?
Mereka semua ini Saudara, adalah orang-orang yang tadinya sangat dekat dan
bagian dari keluarga si petobat itu.
Jadi Saudara, ayat pada Lukas
12:53 dan Matius 10:35 itu bukanlah perintah untuk memusuhi orang-orang dalam
keluarga kita. Justru ayat itu sebagai pengingat bagi kita, bahwa Tuhan telah
memberikan gambaran pada kita kalau untuk dapat menjadi orang percaya itu, kita
juga harus bersiap-siap untuk dapat menerima semuanya itu. Yaitu untuk
dijadikan musuh oleh keluarga kita sendiri. Bukan kita yang menjadikan mereka
musuh.
Apa Saudara cukup jelas sampai di
sini?
Kita tidak pernah diajarkan Tuhan
untuk memusuhi siapapun. Sebab musuh kita yang sesungguhnya bukanlah darah dan
daging (yaitu manusia) tetapi musuh kita adalah roh-roh jahat yang saat ini
sedang berkuasa di dunia ini. Itulah yang harus kita perangi di dalam iman.
Bukan dengan senjata yang ada pada dunia ini, tetapi dengan perlengkapan
senjata Allah yang sudah tersedia bagi kita. (baca “kumpulan sharing buku I”
pada judul Mengusir setan? kamu pasti bisa!)
Tuhan Yesus amat mengasihi kita,
tidak hanya pada kita saja orang-orang percaya, Dia juga sangat mengasihi
setiap orang berdosa. Karena kasih-Nya jugalah maka Dia rela disalibkan demi
menebus dosa-dosa kita. Karena itu tepatlah seperti apa yang difirmankannya
pada Lukas 6:27. Kasih-Nya telah mengajarkan kita bagaimana untuk dapat
mengasihi orang-orang yang telah memusuhi kita, demikianlah hendaknya kita
mengasihi mereka sama seperti Tuhan Yesus telah mengasihi kita.
Jadi Saudara, jika Saudara telah
berkomitmen untuk menjadi orang percaya, maka janganlah Saudara lebih mengasihi
keluarga Saudara di bandingkan dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Ini, lagi-lagi
bukanlah ajaran untuk membenci keluarga kita. Sama sekali bukan! Tetapi
janganlah lagi kita menuruti kemauan orang tua kita hanya semata-mata karena
kita mengasihi mereka walaupun kemauan orang tua kita itu bertentangan dengan
iman kristiani kita.
Banyak contoh yang dapat
diberikan, antara lain
Janganlah kita
mau menuruti keinginan orang tua kita lagi untuk mengikuti tradisi-tradisi
keluarga seperti sembahyang, menjaga hari-hari tertentu kekuburan dan lain
sebagainya.
Bahkan sekiranya
kita menikah dan tidak memiliki seorang anakpun, kita tidak boleh menceraikan
isteri kita ataupun menikah lagi, walaupun ini atas permintaan orang tua kita
dan bahkan permintaan isteri kita sekalipun!
Jangan takut
kepada siapa harta duniawimu akan diwariskan, ataupun keturunanmu terputus
karenanya. Semuanya itu tidaklah berguna di mata Tuhan.
Janganlah juga,
karena semua keluarga kita mengancam akan meninggalkan kita, maka kita mau
meninggalkan Yesus. Jangan sampai terjadi. Seandainya kita telah menjadi tua
dan jompo, kita mengikuti keinginan anak-anak kita (mungkin karena pengaruh
menantu-menantu kita) untuk melepaskan Tuhan Yesus semata-mata agar mereka mau
merawat kita.
Ini semua tidak boleh terjadi.
Karena bila sampai terjadi, berarti Saudara sudah tidak layak untuk mengikut
Yesus seperti yang tertulis pada Lukas 14:26
Dalam terjemahan bahasa Indonesia
sehari-harinya sebagai berikut :
14:26 "Kalau
orang datang kepada-Ku, tetapi lebih mengasihi ibunya, bapaknya, isterinya,
anak-anaknya, Saudara-saudaranya, malah dirinya sendiri, ia tidak bisa menjadi
pengikut-Ku.
Saudara, seperti penjelasan saya tadi, Tuhan kita tidak
pernah mengajarkan kita untuk membenci siapapun. Namun hal ini bukan berarti
kita harus mengikuti keinginan semua orang yang kita cintai lebih dari pada
mengikuti keinginan Tuhan kita sendiri Yesus Kristus.
Sebab adalah lebih baik bagi kita bila karena Yesus kita
dibenci, dihina, dimusuhi dan bahkan dianiaya oleh orang-orang terdekat dengan
kita sekalipun, dari pada kita lebih mengasihi mereka dengan mengikuti semua
keinginan mereka yang bertentangan dengan iman kristen kita. Inilah pengertian
ayat di atas, agar kita layak menjadi murid Kristus.
I Timotius 5
5:8 Tetapi jika ada
seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya,
orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
Saudara, kita justru
diperintahkan oleh Tuhan untuk mengasih semua anggota keluarga kita. Jadi bukan
sebaliknya. Tetapi bila semua anggota keluarga kita sendiri yang memusuhi kita
karena kekristenan kita, itu bukan salah kita! Sekali lagi, kita tidak boleh menjadikan keluarga kita
sebagai musuh. Namun kalau keluarga kita yang menjadikan kita sebagai musuh
mereka, apa boleh buat. Kita cuma dapat mendoakan mereka saja…., semoga mereka
juga dapat melihat kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar