Menjadi orang
kaya di dunia ini memang terkadang mengundang cibiran dan pergunjingan dari
orang-orang disekelilingnya. Bahkan terkadang sindiran sinis juga dilayangkan
kepada orang-orang kaya ini. Dari mulai kata “sombonglah”, sampai pada fitnahan
segala. Sudah tentu, semua itu tidak dilakukan di depan yang bersangkutan. Akan
tetapi lebih sering dilakukan di belakang orang-orang kaya ini.
Sebenarnya, apa
sih salahnya si orang kaya kalau dia menjadi kaya? Apa itu suatu dosa?
Kalau mau jujur,
sebenarnya hampir semua cibiran itu ternyata hanya disebabkan oleh kecemburuan
saja. Bahwa dia bisa menjadi kaya sementara saya tidak. Bahwa saya juga pekerja
keras bahkan lebih keras dari dia dan lebih jujur dari dia tapi tidak kaya-kaya
juga.
Jadi mau
disadari ataupun tidak, sebenarnya semua itu datangnya dari rasa iri hati.
Seseorang yang mencibir orang kaya, seseorang yang menyidir sinis orang kaya,
pada dasarnya dia sendiripun kepingin kaya. Karena ketidak mampuannya untuk
kayalah maka dia mulai memandang orang kaya secara diskriminatif begitu. (Dalam
konteks ini saya tidak membicarakan orang miskin yang netral atau malah penjilat
orang kaya)
Nah, tentang
kekayaan ini, apakah jelek di mata Tuhan kalau kita menjadi kaya? Apakah Tuhan
tidak ingin kita umatNya menjadi kaya? Karena tentang orang kaya sendiri,
ternyata tidak sedikit pula digambarkan sebagai calon penghuni neraka. Salah
satu contohnya seperti ayat berikut ini :
Matius 19
19:23.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
19:24
Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang
jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Lukas 16
16:19. "Ada seorang kaya yang
selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria
dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama
Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya
itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya
dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang
dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu,
lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23
Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di
alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus
duduk di pangkuannya.
Dari dua nas di
atas saja kita sudah menangkap bahwa orang kaya, sungguh sangat tipis kemungkinannya
untuk dapat ke sorga.
Namun demikian,
hampir dapat dipastikan bahwa kita semua yang hidup di dunia ini, 99 % ingin
hidup kaya. (saya katakan 99% karena masih ada missionaris yang justru
melepaskan kekayaan duniawi mereka, juga para biksu budha, dll) Meskipun
mungkin tidak semuanya dari kita bercita-cita menjadi milyarder. Namun tidak ada
seorangpun yang ingin dan bercita-cita mau hidup miskin, semiskin-miskinnya di
dunia ini.
Mengapa
demikian? Bukankah tidak sedikit diberikan ayat-ayat yang menghibur untuk si
miskin seperti berikut ini :
Matius 11
11:5
orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang
tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan
kabar baik.
Lukas 16
16:22
Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke
pangkuan Abraham.
Yakobus 2
2:5
Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih
orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman
dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa
yang mengasihi Dia?
Berita baik
untuk si miskin sudah diberitakan. Tapi mengapa masih saja kita di dunia ini
berlomba-lomba untuk menjadi kaya? Aneh bukan? Karena sayapun ingin menjadi kaya,
ha..ha...
Pandangan
Alkitab tentang orang kaya sebenarnya tidaklah terlalu sinis. Cuma sebagian
orang memang lebih cendrung menonjolkan hal-hal yang kurang mendukung si kaya
supaya baik disadari ataupun tidak oleh yang bersangkutan, dia sedikit terhibur
dengan kemiskinannya. Yah, paling tidak dia merasa bahwa dengan kemiskinan yang
dia jalani, masih ada sedikit penghiburan sehingga dia dapat dengan “bangga”
mengatakan “untung saya miskin sehingga tidak seperti orang kaya yang sulit
masuk sorga dari pada seekor unta”
Bangga dengan
kemiskinannya sih boleh-boleh saja. Namun kalau bangga dengan kemiskinannya
lantas merasa berhak berbicara sinis atas orang kaya, hal ini sebaiknya jangan
dilakukan. Kemiskinan yang dialami seseorang tidak lantas membuatnya berhak
untuk bersikap sinis pada si kaya. Kemiskinannya bukanlah jaminan bagi dia
untuk ke sorga demikian juga kekayaan seseorang bukan pula jaminan dia akan ke
neraka.
Seorang yang
kaya, memang sesuai kata Alkitab akan lebih sulit untuk dapat ke sorga. Mengapa
demikian? Karena godaan bagi si kaya memang jauh lebih besar. Ini lain tidak
karena dengan segala kekayaannya, dia dapat merasa bisa berbuat segala hal
sesuai dengan keinginan dagingnya. (hati-hati bagi yang kaya, anda sebenarnya
sedang berada di mulut singa)
Saat dia
mempunyai permasalahan dengan seseorang, dia berfikir uangnya dapat
menyelesaikannya. Saat dia menginginkan sesuatu, lagi-lagi uangnya
menyelesaikannya bagi dia. Segala pendapatnya baik itu benar ataupun salah,
terkadang tidak ada orang yang berani mengkoreksinya.
Bahkan tidak
sedikit pula para pendeta yang takut pada si orang kaya ini. Padahal, justru
sebenarnya para gembala inilah yang diharapkan untuk dapat menasehati si kaya
bila dia ternyata telah salah jalan. Tapi apa mau dikata? Tidak sedikit para
pendeta yang lebih mementingkan pundi-pundinya daripada mengambil resiko
berkonfrontasi dengan si kaya.
Kekayaan
seseorang memang terkadang dapat membuat dia seolah-olah sangat berkuasa.
Meskipun dia sendiri bahkan tidak mempunyai kuasa sedikitpun atas kehidupannya.
Tetapi, di mata dunia si kaya adalah orang yang bahkan tidak bisa dibantah barang
sedikitpun pendapatnya. Orang kaya yang demikian memang tidak jauh-jauh dari
pengertian nas di atas. Akan dikalahkan oleh seekor unta.
Tetapi kita,
sebagai orang yang percaya, apakah memang Tuhan Yesus tidak ingin kita kaya?
Matius 6
6:33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.
Ulangan 8
8:9 suatu negeri, di mana engkau akan
makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan
apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan
kaugali tembaga.
Mazmur 23
23:1.
Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Tuhan kita Yesus
Kristus, tidak melarang kita untuk kaya. Silahkan saja kita hidup kaya selama
kekayaan kita itu datangnya dari cara Tuhan. (bukan karena ikatan kuasa gelap
maupun hasil kejahatan). Yang selalu menjadi fokus dari bahasan Alkitab
sebenarnya bukanlah kaya atau tidak. Tetapi adalah bagaimana tingkah laku kita
setelah kita kaya. Apakah tingkah laku kita itu benar di mata Tuhan atau justru
penuh kesombongan dan memegahkan diri dari kekayaan kita.
Sebab memang
kekayaan itu sangat menggoda sekali bagi kita untuk hidup jauh dari Tuhan. Saya
tidak perlu merincikannya satu persatu di sini. Tetapi saya sangat yakin sekali
bahwa kita semua tahu apa saja yang dapat diperbuat oleh seorang yang sangat
kaya dengan segala kekayaannya.
Jadi sebagai
orang percaya, sudah selayaknyalah bila kita diberi kekayaan, maka
pergunakanlah itu untuk kemuliaan Tuhan. Cukup banyak orang-orang kaya yang
digunakan Tuhan untuk kemuliaanNya dalam dunia ini.
Kejadian 13
13:2 Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak
dan emasnya.
Rut 2
2:1.
Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya
dari kaum Elimelekh, namanya Boas.
II Raja
Raja 4
4:8. Pada suatu hari Elisa pergi ke
Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan
seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.
Ayub 1
1:3
Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus
pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang
sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di
sebelah timur.
42:10.
Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk
sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala
kepunyaannya dahulu.
Mereka semua ini
adalah orang-orang yang sangat kaya di jamannya. Dan lihatlah, apakah Tuhan
membenci mereka? Tidak bukan? Justru Tuhan kita memakai mereka semua demi
kemuliaanNya.
Tidak ada yang
salah dengan orang kaya. Yang ada hanyalah bagaimana kekayaan itu dipergunakan
oleh pemiliknya. Jika pemiliknya takut akan Tuhan, maka kekayaan yang
dimilikinya itu akan dapat menjadi berkat bagi sesama dan menjadi alat
kemuliaan Tuhan.
Namun demikian,
kita tidak juga dikondisikan untuk menjadi kaya raya di dunia ini. Bukan itu
maksud saya. Kekayaan yang diperoleh oleh sebagaian orang di dunia ini, biarlah
itu dapat menjadi berkat bagi sesama. Begitu juga kemiskinan yang dialami oleh
sebagian orang di dunia ini, bukanlah menjadi tolak ukur keselamatan dia di
sorga.
Miskin tapi
hobinya merampok dan berzinah, apakah dia layak ke sorga? Demikian juga yang
kaya tapi sangat murah hati mempergunakan kekayaannya di jalan Tuhan, apakah
dia layak ke neraka?
Jadi disini, saya
bukan menyarankan kita berlomba-lomba untuk menjadi kaya. Bukan itu topik kita.
Tetapi biarlah kita berada dalam rancangan Tuhan atas diri kita masing-masing.
Kalau kita dipandang baik dengan kemiskinan kita, yah, biarlah itu tetap
berlaku pada kita. Kalau kita dipandang baik dengan kekayaan kita, janganlah
kita mendukakan Tuhan dengan kekayaan kita.
Karena Tuhan
sangat tahu apa yang terbaik buat kita. Kemiskinan yang kita alami, (bukan
karena malas bekerja) yakinlah bahwa itu adalah yang terbaik yang harus kita
terima. Tidak seorangpun yang dapat menjamin bahwa setelah dia kaya dia tidak
akan menjauh dari Tuhan. Tetapi Tuhan tahu akan masa depan kita yang masih
menjadi rahasia bagi diri kita sendiri.
Dalam iman kita,
tidak pernah kita diajarkan untuk berlomba-lomba mengejar harta duniawi. Berkat
Tuhan tidak diukur dari harta duniawi. Tuhan Yesus tidak pernah memandang
seseorang berdasarkan status kekayaannya. Tetapi tentang mengumpulkan harta,
Tuhan pernah berkata bahwa kita, memang harus mengumpulkannya, tetapi harta
sorgawi.
Matius 6
6:19. "Janganlah kamu mengumpulkan
harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar
serta mencurinya.
6:20
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak
merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Tentang harta
sorgawi ini sendiri sebenarnya tidak dapat diukur dari harta duniawi kita.
Harta duniawi kita tidak dapat dikonversikan senilai dengan harta sorgawi.
Harta sorgawi hanya dapat dicari dan dikumpulkan sesuai dengan cara Tuhan.
Orang yang
sangat miskin di dunia, boleh jadi dia mempunyai harta sorgawi yang jauh lebih
banyak dari orang kaya disekitarnya. Begitu juga berlaku sebaliknya.
Wahyu 3
3:17
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku
tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat,
dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Jadi saudara,
anda tidak harus menjadi kaya dulu di dunia ini baru bisa kaya di sorga,
begitupun juga anda tidak harus miskin dulu supaya anda bisa ke sorga.
Orang kaya,
selama dia dapat mempergunakan kekayaannya di jalan Tuhan, dia juga akan
dipakai Tuhan untuk kemuliaanNya.
Konversikanlah
kekayaan yang ada di dunia ini untuk memperoleh kekayaan sorgawi. Bagaimana
caranya? Tuhan sendiri sudah menjawabnya.
Matius 19
19:21
Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah
segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan
beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
I Yohanes 3
3:17
Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan
tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah
dapat tetap di dalam dirinya?
Dengan
mempergunakan kekayaan yang ada pada dunia ini di jalan Tuhan, maka kita telah
mengkonversikannya menjadi harta sorgawi. Apakah memang demikian? Sudah tentu.
Tetapi lakukanlah itu dengan tulus dan bukan karena motivasi lain. Sebab bukan
karena banyak sedikitnya harta itu kita konversikan tetapi bagaimana ketulusan
hati kita dalam memberi.
Markus 12
12:41. Pada suatu kali Yesus duduk
menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan
uang ke dalam peti itu. Banyak orang
kaya memberi jumlah yang besar.
12:42
Lalu datanglah seorang janda yang miskin
dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
12:43
Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini
memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam
peti persembahan.
Tuhan kita tidak
pernah membenci orang kaya. Baik dia kaya atau miskin di hadapan Tuhan sama
saja. Karena itu sudah selayaknya para gembalapun memperlakukan sama baik orang
kaya maupun orang miskin. Jangan pernah pilih kasih. Namun hal ini juga bukan
berarti kita harus memusuhi orang kaya. Bukan begitu.
Tuhan hanya
ingin bagi orang kaya, pergunakanlah kekayaan itu di jalan Tuhan dan janganlah bermegah
karena kekayaan yang dimilikinya. Jangan pernah menuhankan kekayaan itu
sehingga menggantungkan segala sesuatunya pada kekayaan itu. Jangan menjadi
sombong dan angkuh karena kekayannya. Dan janganlah memperoleh kekayaan itu
dengan cara yang tidak benar.
I Timotius 6
6:17
Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi
hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan,
melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala
sesuatu untuk dinikmati.
I Timotius 6
6:18
Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka
memberi dan membagi
Jadilah seperti
Zakheus.
Lukas 19
19:8
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari
milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang
kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."
Menjadi miskin
tidak hina, menjadi kaya tidak juga dosa. Bahkan Tuhan kita sendiri adalah
Tuhan yang kaya.
Keluaran 12
12:37. Kemudian berangkatlah orang
Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam
ratus ribu orang laki-laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak.
12:38
Juga banyak orang dari berbagai-bagai
bangsa turut dengan mereka; lagi sangat banyak ternak kambing domba dan
lembu sapi.
Dalam hitungan
matematika yang sederhana, laki-laki dari israel saja ada 600.000 orang, anggaplah
wanitanya juga sama 600.000 orang, ditambah anak-anak pukul rata 1 anak satu
keluarga jadi 600.000 orang juga (padahal dulu belum ada KB lho). Kemudian
ditambah dengan bangsa lain yang ikut serta anggap saja 10% jadi 60.000 orang.
Maka jumlah keseluruhannya adalah kurang lebih 1.860.000 orang yang keluar dari
mesir saat itu.
Selama 40 tahun
mereka diberi makan oleh Tuhan di padang gurun. Bila sekali makan diasumsikan
Rp.15.000,- maka dengan kalkulasi sederhana sebagai berikut :
1.860.000 orang
x Rp. 15.000,- x 3 kali makan. = Rp. 83.700.000.000,- / hari
Kalau 40 tahun
maka :
Rp.
83.700.000.000,- x 40 tahun x 365 hari = Rp.
1,222,020,000,000,000.-
Menghitung angka
di atas, kalkulator saya sampai error. Maaf ada yang dapat membacanya berapa
rupiah itu? Perhitungan ini belum memprediksikan penambahan jumlah orang israel
karena kelahiran. Juga belum memperhitungkan manna yang berlebih dan menguap
hilang begitu saja. (bahan makanan yang terbuang). Ini baru soal makanan lho,
belum lagi penerangan yang diberikan dalam rupa tiang api diwaktu malam.
Berapa harga
energi yang harus diperhitungkan bagi orang-orang israel ini untuk tiang api
yang dapat menerangi mereka semua, dan selalu menyala selama 40 tahun itu?
Jadi,... Tuhan kita memang sangat Kaya. (mengapa saya memperhitungkan semua
ini? Karena semua ini langsung diberikan Tuhan untuk mereka nikmati tanpa harus
mengusahakannya dari dunia ini. – diberi secara langsung)
Demikianlah
akhir sharing kita. Saudara bebas untuk menanggapinya. Semoga dapat membuat
iman kita bertumbuh dalam Tuhan Yesus.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar