Translate

Rabu, 29 Agustus 2012

Orang Kaya dan Harta Sorgawi


Menjadi orang kaya di dunia ini memang terkadang mengundang cibiran dan pergunjingan dari orang-orang disekelilingnya. Bahkan terkadang sindiran sinis juga dilayangkan kepada orang-orang kaya ini. Dari mulai kata “sombonglah”, sampai pada fitnahan segala. Sudah tentu, semua itu tidak dilakukan di depan yang bersangkutan. Akan tetapi lebih sering dilakukan di belakang orang-orang kaya ini.

Sebenarnya, apa sih salahnya si orang kaya kalau dia menjadi kaya? Apa itu suatu dosa?

Kalau mau jujur, sebenarnya hampir semua cibiran itu ternyata hanya disebabkan oleh kecemburuan saja. Bahwa dia bisa menjadi kaya sementara saya tidak. Bahwa saya juga pekerja keras bahkan lebih keras dari dia dan lebih jujur dari dia tapi tidak kaya-kaya juga.

Jadi mau disadari ataupun tidak, sebenarnya semua itu datangnya dari rasa iri hati. Seseorang yang mencibir orang kaya, seseorang yang menyidir sinis orang kaya, pada dasarnya dia sendiripun kepingin kaya. Karena ketidak mampuannya untuk kayalah maka dia mulai memandang orang kaya secara diskriminatif begitu. (Dalam konteks ini saya tidak membicarakan orang miskin yang netral atau malah penjilat orang kaya)

Nah, tentang kekayaan ini, apakah jelek di mata Tuhan kalau kita menjadi kaya? Apakah Tuhan tidak ingin kita umatNya menjadi kaya? Karena tentang orang kaya sendiri, ternyata tidak sedikit pula digambarkan sebagai calon penghuni neraka. Salah satu contohnya seperti ayat berikut ini :

Matius  19
19:23. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Lukas 16
16:19. "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Dari dua nas di atas saja kita sudah menangkap bahwa orang kaya, sungguh sangat tipis kemungkinannya untuk dapat ke sorga.

Namun demikian, hampir dapat dipastikan bahwa kita semua yang hidup di dunia ini, 99 % ingin hidup kaya. (saya katakan 99% karena masih ada missionaris yang justru melepaskan kekayaan duniawi mereka, juga para biksu budha, dll) Meskipun mungkin tidak semuanya dari kita bercita-cita menjadi milyarder. Namun tidak ada seorangpun yang ingin dan bercita-cita mau hidup miskin, semiskin-miskinnya di dunia ini.

Mengapa demikian? Bukankah tidak sedikit diberikan ayat-ayat yang menghibur untuk si miskin seperti berikut ini :

Matius  11
11:5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.

Lukas  16
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.

Yakobus  2
2:5 Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?

Berita baik untuk si miskin sudah diberitakan. Tapi mengapa masih saja kita di dunia ini berlomba-lomba untuk menjadi kaya? Aneh bukan? Karena sayapun ingin menjadi kaya, ha..ha...

Pandangan Alkitab tentang orang kaya sebenarnya tidaklah terlalu sinis. Cuma sebagian orang memang lebih cendrung menonjolkan hal-hal yang kurang mendukung si kaya supaya baik disadari ataupun tidak oleh yang bersangkutan, dia sedikit terhibur dengan kemiskinannya. Yah, paling tidak dia merasa bahwa dengan kemiskinan yang dia jalani, masih ada sedikit penghiburan sehingga dia dapat dengan “bangga” mengatakan “untung saya miskin sehingga tidak seperti orang kaya yang sulit masuk sorga dari pada seekor unta”

Bangga dengan kemiskinannya sih boleh-boleh saja. Namun kalau bangga dengan kemiskinannya lantas merasa berhak berbicara sinis atas orang kaya, hal ini sebaiknya jangan dilakukan. Kemiskinan yang dialami seseorang tidak lantas membuatnya berhak untuk bersikap sinis pada si kaya. Kemiskinannya bukanlah jaminan bagi dia untuk ke sorga demikian juga kekayaan seseorang bukan pula jaminan dia akan ke neraka.

Seorang yang kaya, memang sesuai kata Alkitab akan lebih sulit untuk dapat ke sorga. Mengapa demikian? Karena godaan bagi si kaya memang jauh lebih besar. Ini lain tidak karena dengan segala kekayaannya, dia dapat merasa bisa berbuat segala hal sesuai dengan keinginan dagingnya. (hati-hati bagi yang kaya, anda sebenarnya sedang berada di mulut singa)

Saat dia mempunyai permasalahan dengan seseorang, dia berfikir uangnya dapat menyelesaikannya. Saat dia menginginkan sesuatu, lagi-lagi uangnya menyelesaikannya bagi dia. Segala pendapatnya baik itu benar ataupun salah, terkadang tidak ada orang yang berani mengkoreksinya.

Bahkan tidak sedikit pula para pendeta yang takut pada si orang kaya ini. Padahal, justru sebenarnya para gembala inilah yang diharapkan untuk dapat menasehati si kaya bila dia ternyata telah salah jalan. Tapi apa mau dikata? Tidak sedikit para pendeta yang lebih mementingkan pundi-pundinya daripada mengambil resiko berkonfrontasi dengan si kaya.

Kekayaan seseorang memang terkadang dapat membuat dia seolah-olah sangat berkuasa. Meskipun dia sendiri bahkan tidak mempunyai kuasa sedikitpun atas kehidupannya. Tetapi, di mata dunia si kaya adalah orang yang bahkan tidak bisa dibantah barang sedikitpun pendapatnya. Orang kaya yang demikian memang tidak jauh-jauh dari pengertian nas di atas. Akan dikalahkan oleh seekor unta.

Tetapi kita, sebagai orang yang percaya, apakah memang Tuhan Yesus tidak ingin kita kaya?

Matius  6
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Ulangan  8
8:9 suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga.

Mazmur  23
23:1. Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Tuhan kita Yesus Kristus, tidak melarang kita untuk kaya. Silahkan saja kita hidup kaya selama kekayaan kita itu datangnya dari cara Tuhan. (bukan karena ikatan kuasa gelap maupun hasil kejahatan). Yang selalu menjadi fokus dari bahasan Alkitab sebenarnya bukanlah kaya atau tidak. Tetapi adalah bagaimana tingkah laku kita setelah kita kaya. Apakah tingkah laku kita itu benar di mata Tuhan atau justru penuh kesombongan dan memegahkan diri dari kekayaan kita.

Sebab memang kekayaan itu sangat menggoda sekali bagi kita untuk hidup jauh dari Tuhan. Saya tidak perlu merincikannya satu persatu di sini. Tetapi saya sangat yakin sekali bahwa kita semua tahu apa saja yang dapat diperbuat oleh seorang yang sangat kaya dengan segala kekayaannya.

Jadi sebagai orang percaya, sudah selayaknyalah bila kita diberi kekayaan, maka pergunakanlah itu untuk kemuliaan Tuhan. Cukup banyak orang-orang kaya yang digunakan Tuhan untuk kemuliaanNya dalam dunia ini.

Kejadian 13
13:2 Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya.

Rut  2
2:1. Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas.

II Raja Raja  4
4:8. Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.

Ayub  1
1:3 Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.

42:10. Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.

Mereka semua ini adalah orang-orang yang sangat kaya di jamannya. Dan lihatlah, apakah Tuhan membenci mereka? Tidak bukan? Justru Tuhan kita memakai mereka semua demi kemuliaanNya.

Tidak ada yang salah dengan orang kaya. Yang ada hanyalah bagaimana kekayaan itu dipergunakan oleh pemiliknya. Jika pemiliknya takut akan Tuhan, maka kekayaan yang dimilikinya itu akan dapat menjadi berkat bagi sesama dan menjadi alat kemuliaan Tuhan.

Namun demikian, kita tidak juga dikondisikan untuk menjadi kaya raya di dunia ini. Bukan itu maksud saya. Kekayaan yang diperoleh oleh sebagaian orang di dunia ini, biarlah itu dapat menjadi berkat bagi sesama. Begitu juga kemiskinan yang dialami oleh sebagian orang di dunia ini, bukanlah menjadi tolak ukur keselamatan dia di sorga.

Miskin tapi hobinya merampok dan berzinah, apakah dia layak ke sorga? Demikian juga yang kaya tapi sangat murah hati mempergunakan kekayaannya di jalan Tuhan, apakah dia layak ke neraka?

Jadi disini, saya bukan menyarankan kita berlomba-lomba untuk menjadi kaya. Bukan itu topik kita. Tetapi biarlah kita berada dalam rancangan Tuhan atas diri kita masing-masing. Kalau kita dipandang baik dengan kemiskinan kita, yah, biarlah itu tetap berlaku pada kita. Kalau kita dipandang baik dengan kekayaan kita, janganlah kita mendukakan Tuhan dengan kekayaan kita.

Karena Tuhan sangat tahu apa yang terbaik buat kita. Kemiskinan yang kita alami, (bukan karena malas bekerja) yakinlah bahwa itu adalah yang terbaik yang harus kita terima. Tidak seorangpun yang dapat menjamin bahwa setelah dia kaya dia tidak akan menjauh dari Tuhan. Tetapi Tuhan tahu akan masa depan kita yang masih menjadi rahasia bagi diri kita sendiri.

Dalam iman kita, tidak pernah kita diajarkan untuk berlomba-lomba mengejar harta duniawi. Berkat Tuhan tidak diukur dari harta duniawi. Tuhan Yesus tidak pernah memandang seseorang berdasarkan status kekayaannya. Tetapi tentang mengumpulkan harta, Tuhan pernah berkata bahwa kita, memang harus mengumpulkannya, tetapi harta sorgawi.

Matius  6
6:19. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Tentang harta sorgawi ini sendiri sebenarnya tidak dapat diukur dari harta duniawi kita. Harta duniawi kita tidak dapat dikonversikan senilai dengan harta sorgawi. Harta sorgawi hanya dapat dicari dan dikumpulkan sesuai dengan cara Tuhan.

Orang yang sangat miskin di dunia, boleh jadi dia mempunyai harta sorgawi yang jauh lebih banyak dari orang kaya disekitarnya. Begitu juga berlaku sebaliknya.

Wahyu  3
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Jadi saudara, anda tidak harus menjadi kaya dulu di dunia ini baru bisa kaya di sorga, begitupun juga anda tidak harus miskin dulu supaya anda bisa ke sorga.
Orang kaya, selama dia dapat mempergunakan kekayaannya di jalan Tuhan, dia juga akan dipakai Tuhan untuk kemuliaanNya.

Konversikanlah kekayaan yang ada di dunia ini untuk memperoleh kekayaan sorgawi. Bagaimana caranya? Tuhan sendiri sudah menjawabnya.

Matius  19
19:21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

I Yohanes  3
3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?

Dengan mempergunakan kekayaan yang ada pada dunia ini di jalan Tuhan, maka kita telah mengkonversikannya menjadi harta sorgawi. Apakah memang demikian? Sudah tentu. Tetapi lakukanlah itu dengan tulus dan bukan karena motivasi lain. Sebab bukan karena banyak sedikitnya harta itu kita konversikan tetapi bagaimana ketulusan hati kita dalam memberi.

Markus 12
12:41. Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
12:42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
12:43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.

Tuhan kita tidak pernah membenci orang kaya. Baik dia kaya atau miskin di hadapan Tuhan sama saja. Karena itu sudah selayaknya para gembalapun memperlakukan sama baik orang kaya maupun orang miskin. Jangan pernah pilih kasih. Namun hal ini juga bukan berarti kita harus memusuhi orang kaya. Bukan begitu.

Tuhan hanya ingin bagi orang kaya, pergunakanlah kekayaan itu di jalan Tuhan dan janganlah bermegah karena kekayaan yang dimilikinya. Jangan pernah menuhankan kekayaan itu sehingga menggantungkan segala sesuatunya pada kekayaan itu. Jangan menjadi sombong dan angkuh karena kekayannya. Dan janganlah memperoleh kekayaan itu dengan cara yang tidak benar.

I Timotius  6
6:17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.

I Timotius  6
6:18 Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi

Jadilah seperti Zakheus.

Lukas  19
19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

Menjadi miskin tidak hina, menjadi kaya tidak juga dosa. Bahkan Tuhan kita sendiri adalah Tuhan yang kaya.

Keluaran 12
12:37. Kemudian berangkatlah orang Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak.
12:38 Juga banyak orang dari berbagai-bagai bangsa turut dengan mereka; lagi sangat banyak ternak kambing domba dan lembu sapi.

Dalam hitungan matematika yang sederhana, laki-laki dari israel saja ada 600.000 orang, anggaplah wanitanya juga sama 600.000 orang, ditambah anak-anak pukul rata 1 anak satu keluarga jadi 600.000 orang juga (padahal dulu belum ada KB lho). Kemudian ditambah dengan bangsa lain yang ikut serta anggap saja 10% jadi 60.000 orang. Maka jumlah keseluruhannya adalah kurang lebih 1.860.000 orang yang keluar dari mesir saat itu.

Selama 40 tahun mereka diberi makan oleh Tuhan di padang gurun. Bila sekali makan diasumsikan Rp.15.000,- maka dengan kalkulasi sederhana sebagai berikut :

1.860.000 orang x Rp. 15.000,- x 3 kali makan. = Rp. 83.700.000.000,- / hari

Kalau 40 tahun maka :

Rp. 83.700.000.000,- x 40 tahun x 365 hari = Rp. 1,222,020,000,000,000.-

Menghitung angka di atas, kalkulator saya sampai error. Maaf ada yang dapat membacanya berapa rupiah itu? Perhitungan ini belum memprediksikan penambahan jumlah orang israel karena kelahiran. Juga belum memperhitungkan manna yang berlebih dan menguap hilang begitu saja. (bahan makanan yang terbuang). Ini baru soal makanan lho, belum lagi penerangan yang diberikan dalam rupa tiang api diwaktu malam.

Berapa harga energi yang harus diperhitungkan bagi orang-orang israel ini untuk tiang api yang dapat menerangi mereka semua, dan selalu menyala selama 40 tahun itu? Jadi,... Tuhan kita memang sangat Kaya. (mengapa saya memperhitungkan semua ini? Karena semua ini langsung diberikan Tuhan untuk mereka nikmati tanpa harus mengusahakannya dari dunia ini. – diberi secara langsung)

Demikianlah akhir sharing kita. Saudara bebas untuk menanggapinya. Semoga dapat membuat iman kita bertumbuh dalam Tuhan Yesus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar