Translate

Jumat, 24 Agustus 2012

Siapakah Bileam Sesungguhnya ?


Bilangan  22

22:1. Kemudian berangkatlah orang Israel, dan berkemah di dataran Moab, di daerah seberang sungai Yordan dekat Yerikho.
22:2 Balak bin Zipor melihat segala yang dilakukan Israel kepada orang Amori.
22:3 Maka sangat gentarlah orang Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya banyak, lalu muak dan takutlah orang Moab karena orang Israel.
22:4 Lalu berkatalah orang Moab kepada para tua-tua Midian: "Tentu saja laskar besar itu akan membabat habis segala sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu membabat habis tumbuh-tumbuhan hijau di padang." Adapun pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi raja Moab.
22:5 Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku.
22:6 Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk."

Ayat-ayat di atas menjelaskan bagaimana raja Balak begitu takut untuk berhadapan langsung dengan bangsa Israel dimedan pertempuran karena pernyertaan Allah pada bangsa Israel. Dia telah menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang Amori yang kuat dapat dikalahkan oleh orang-orang Israel.

Karena itulah raja Balak merasa perlu meminta pertolongan dari Bileam yang dipercaya oleh orang-orang pada saat itu sebagai seorang “nabi Tuhan”.

Pada ayat selanjutnya Bileam memang memberikan gambaran yang seolah-olah dia adalah nabi Tuhan seperti pada ayat berikut ini :

Bilangan 22

24:10. Lalu bangkitlah amarah Balak terhadap Bileam dan dengan meremas-remas jarinya berkatalah ia kepada Bileam: "Untuk menyerapah musuhku aku memanggil engkau, tetapi sebaliknya sampai tiga kali engkau memberkati mereka.


Begitu juga dengan beberapa ayat lainnya yang dapat kita temukan di sana, hampir sebagian besar menceritakan tentang kepatuhan Bileam dalam menuruti firman Tuhan.

Dari cerita yang ada, gambaran yang kita dapat memang seolah-olah Bileam adalah gambaran orang yang tadinya berada dijalan yang sesat tetapi pada akhirnya bertobat setelah mengalami perjumpaan dengan Malaikat Tuhan seperti yang kita temui dalam ayat ini :

Bilangan 22

22:31 Kemudian TUHAN menyingkapkan mata Bileam; dilihatnyalah Malaikat TUHAN dengan pedang terhunus di tangan-Nya berdiri di jalan, lalu berlututlah ia dan sujud.

Sebagian orang yang membaca sampai pada ayat ini mendapatkan pandangan yang baik tentang Bileam, bahkan dapat dijadikan contoh iman yang benar dimana dia lebih memilih melawan seorang raja Balak dan rela kehilangan semua harta benda yang dijanjikan raja yang sudah pasti tidak sedikit.

Namun apa benar demikian kenyataannya, bahwa Bileam rela kehilangan semua harta benda yang dijanjikan raja Balak tersebut???

Sebelum kita membahas masalah ini ada baiknya kita baca ayat berikut :

Yosua 6

6:20 Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu.
6:21 Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba dan keledai.

Yosua  13

13:22 Juga Bileam bin Beor, juru tenung itu, telah dibunuh oleh orang Israel dengan pedang, beserta orang-orang yang telah mati tertikam oleh mereka.

Ada apa ini? Mengapa Bileam juga turut mereka bunuh? Apakah mereka tidak dapat membedakan antara musuh dan nabi Tuhan? Apakah Tuhan yang sama tidak memberitahukan kepada Yosua untuk melindungi “nabi-Nya”, sementara seorang perempuan sundal (Rahab) yang telah menyelamatkan pengintai-pengintai Israel Yosua tidak lupa?

Yosua 6

6:22 Tetapi kepada kedua orang pengintai negeri itu Yosua berkata: "Masuklah ke dalam rumah perempuan sundal itu dan bawalah ke luar perempuan itu dan semua orang yang bersama-sama dengan dia, seperti yang telah kamu janjikan dengan bersumpah kepadanya."

Sebenarnya bukan hal yang aneh mengapa orang Israel justru membunuh Bileam dan bukan melindunginya. Ini semua karena Bileam memang bukan nabi Tuhan yang benar. Dia banyak melakukan hal yang jahat untuk mendapatkan bayaran. Kesukaannya adalah harta benda. Seperti yang Alkitab katakan pada :

II Petrus  2

2:15 Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat.

Upah untuk perbuatannya yang jahatlah yang disukai oleh Bileam. Karena upah dari raja Balak jugalah maka Bileam telah berusaha menghancurkan orang Israel dengan memberikan “jalan belakang”  kepada Balak. Apakah jalan belakangnya itu ?

Wahyu  2

2:14 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.

Inilah yang telah dilakukan Bileam, yaitu memberikan jalan lain untuk menghancurkan orang Israel yang tidak mampu dia kutuk karena Tuhan menyertai orang Israel.

Bileam menyadari betul bahwa dia tidak akan mungkin melawan Tuhan orang Israel. Dan dia tidak mau mengambil resiko untuk berkonfrontasi dengan Tuhannya orang Israel. Karena itu dia mengajarkan raja Balak bagaimana supaya orang Israel dapat dihancurkan tanpa harus berhadapan dengan Tuhannya orang Israel. Yaitu dengan cara membuat orang Israel mengundang sendiri murka Tuhannya.

Inilah yang diajarkan Bileam kepada raja Balak demi upah yang dijanjikan kepadanya. Lalu cara licik yang disarankan Bileam ini apakah berhasil…? Kita lihat pada ayat berikut :

Bilangan 25

25:1. Sementara bangsa Israel tinggal di Lembah Sitim, orang-orang lelaki mereka mulai berzinah dengan wanita-wanita Moab yang ada di situ.
25:2 Wanita-wanita itu mengajak mereka ke pesta-pesta kurban untuk menghormati ilah mereka. Orang Israel juga ikut makan kurban itu dan menyembah ilah orang Moab.
25:3 Karena orang Israel menyembah Baal di Peor, TUHAN marah kepada mereka dan berkata kepada Musa,
25:4 "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan bunuhlah mereka di depan umum sebagai pelaksanaan perintah-Ku, supaya Aku tidak marah lagi kepada bangsa itu."

Bileam berhasil mendatangkan murka TUHAN atas orang Israel. Itulah sebabnya orang Israel membunuh dia pada waktu Yosua berhasil merebut kota Yerikho.

Kalau Bileam diilustrasikan sebagai seorang penjahat, dia akan sangat terlihat baik bila seorang polisi sedang berada di daerah operasinya, namun begitu polisi tersebut pergi…maka dengan ganasnya dia melakukan kejahatannya.

Bileam menuruti firman Tuhan lebih dikarenakan takut untuk berkonfrontasi, bukan karena hatinya telah bertobat, hatinya tetap hitam sebagaimana hati seorang penjahat. Karena itulah dia menyarankan “jalan belakang”  tersebut kepada raja Balak.

Demikianlah seharusnya kita memandang Bileam.

Semoga sharing ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

1 komentar: