Translate

Jumat, 24 Agustus 2012

Dapatkah Alkitab Dipahami Sepenuhnya?


Pertanyaan ini, mungkin akan dijawab oleh sebagian orang dengan kata “Sulit”. Jawaban ini, bila dijawab oleh orang-orang yang belum mengenal Kristus, bisa jadi dapat dimaklumi. Namun ternyata bukan begitu. Justru malah banyak orang-orang yang mengaku dirinya Kristenlah yang memberikan jawaban seperti itu. Ada apa ini? Apakah memang Tuhan kita menurunkan firman yang memang tidak dapat kita pahami?

Padahal Alkitab kita juga sudah diterjemahkan kedalam bahasa kita sendiri. Walaupun untuk itu (Alkitab diterjemahkan kedalam berbagai bahasa) menimbulkan kasus lain bagi sebagian orang yang meragukan Alkitab kita sebagai firman Tuhan. Sehingga mungkin saja mereka menganggap kalau kitab suci yang lebih berwibawa adalah kitab suci yang tetap menggunakan bahasa aslinya. Boleh-boleh saja beranggapan demikian. Namun Alkitab diterjemahkan bukan tanpa maksud.

Baiklah, pertama-tama kita tangkap dulu konsep kata Bapa di dalam Alkitab kita. Di dalam Alkitab, bahkan Tuhan Yesus sendiri sering menggambarkan Allah Bapa disorga sebagai gambaran seorang “bapak pada anaknya”. Bagaimana kasih seorang bapak pada anaknya, dan seterusnya, dan seterusnya.

II Korintus  6

6:18 Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.

Pendek kata, gambaran Bapa di sorga adalah gambara seorang bapak kepada anak-anaknya. Jadi kalau seorang bapak yang ada di dunia ini tahu berbuat yang terbaik bagi anak-anaknya, apalagi Bapa kita yang ada di sorga.

Matius  7

7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.

Saudara yang terkasih, sekarang apa yang dapat kita pahami dari ayat-ayat tersebut di atas? Apakah ini semua relevan dengan judul yang sedang kita bahas?
Baiklah sekarang kita mulai masuk pada penjelasan yang lebih mengarah.
Mengapa Alkitab kita boleh diterjemahkan kedalam berbagai bahasa yang ada di dunia ini?

Jawabannya cuma satu, agar semua umat Kristen dapat memahami Alkitabnya sendiri dengan baik. Bagaimana mungkin dapat kita memahami dengan baik Alkitab kita sendiri bila Alkitab kita ditulis dengan bahasa yang tidak dapat kita mengerti dengan baik? Kita sebagai orang Indonesia sendiri terkadang masih sulit untuk memahami bahasa Indonesia yang baku dengan baik. Itulah kenapa bahasa Indonesia diajarkan mulai dari bangku SD, mungkin TK sampai dengan perguruan tinggi, itupun masih banyak orang yang mendapat nilai jelek! Alias tidak dapat menguasai bahasanya sendiri dengan baik.

Dapat dibayangkan kalau kita harus mempelajari Alkitab dengan bahasa asalnya untuk dapat memahami isinya yang adalah firman Tuhan yang harus diketahui oleh manusia.

Dengan diterjemahkannya Alkitab kedalam bahasa yang dapat kita mengerti justru telah membuktikan bahwa firman Tuhan ini siap untuk diuji. Karena tidak ada sesuatu yang dapat disembunyikan lagi dari setiap kita yang mau mempelajarinya. (tidak ditutupi dalam kemasan bahasa yang tidak dapat kita pahami).

Artinya di sini Saudara, bila ada ayat-ayat Alkitab yang justru menjerumuskan atau menjebak kita untuk masuk ke neraka, maka sudah jauh-jauh hari kita akan menolak ajaran ini. Mengapa? Karena semua ayat yang ada di dalam Alkitab ini dapat kita pahami, dengan bahasa kita sendiri, bahasa ibu kita, jadi dapat kita mengerti karena tidak ada yang tersembunyi.

Dengan demikian, kebenaran dari ajaran yang ada pada Alkitab adalah kebenaran yang terbuka dengan jelas, tanpa ada satu titikpun yang dapat disembunyikan dari para pengikutnya. Semua terpampang sangat jelas dan semua dapat memahaminya dengan baik.

Sebagai ilustrasi kita gambarkan sebagai berikut, mungkin saudara pernah mengikat suatu perjanjian kerja sama, kontrak, atau lain sebagainya. Jika di dalam perjanjian tersebut terdapat pasal-pasal yang mungkin akan merugikan kita, biasanya hal tersebut akan ditulis sekecil mungkin di dalam kontrak, atau berusaha disembunyikan dengan cara meletakkan pasal-pasal, atau kalimat-kalimat tersebut di tempat-tempat yang tidak menyolok dan menarik perhatian. Mungkin juga dikemas dalam bahasa asing. Hal ini diharapkan supaya pihak yang akan menderita kerugian tersebut luput memperhatikan pasal-pasal bermasalah ini.

Jadi dalam hal ini, jika kita dapat memahami isi Alkitab dengan bahasa kita sendiri, bukankah kita terhindar dari “membeli kucing dalam karung?”. Dan memang untuk keselamatan kita setelah kematian, kita tidak boleh berspekulasi. Harus ada jaminan yang pasti untuk selamat.

Sekarang konsekwensi apa yang kita hadapi selanjutnya? Sudah jelas bahwa Alkitab kita dapat kita baca dan pahami dengan bahasa kita. Tetapi masih juga – walaupun telah ditulis dengan bahasa kita – ada bagian-bagian yang belum dapat kita mengerti dari firman Tuhan yang ada di dalamnya. Jadi kalau ini terjadi, apakah memang firman Tuhan ini tidak dapat kita pahami sepenuhnya?

Saudara terkasih, yang mau saya katakan di sini adalah bahwa Alkitab, adalah firman Tuhan yang sepenuhnya dapat kita pahami. Alkitab terbuka bebas, apapun yang kita rasakan perlu untuk dipertanyakan, maka tanyakanlah itu. Tidak ada satu ayatpun dalam Alkitab yang tidak boleh dipertanyakan, selama kita belum dapat memahaminya, maka tanyakanlah itu.

Konsep apa yang melatar-belakangi pemikiran demikian? Seperti ayat yang tersebut di atas pada Matius 7:11, kalau kita yang jahat saja tahu memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita, apalagi Bapa kita di sorga.

Alkitab menurut hemat saya diberikan oleh Bapa untuk manusia, bukan untuk malaikat. Karena itu Alkitab dalam bahasa aslinyapun ditulis dalam bahasa manusia. Saya akan memberikan ilustrasi sedikit untuk ini :

Jika saya sebagai ayah yang baik bagi anak saya, maka saya harus tahu apa kebutuhan anak-anak saya. Dan jika sekarang ini anak saya masih duduk di bangku TK karena sesuai dengan usianya, maka sudah barang tentu sayapun akan memberikan buku-buku pelajaran untuk anak usia TK dan bukannya memberikan buku-buku kimia tingkat SMA ataupun perguruan tinggi. Itu kalau saya bertindak sebagai ayah yang baik bagi anak saya.

Walaupun buku anak TK yang saya berikan pada anak saya, bukan berarti anak saya akan dapat memahaminya sendiri dengan baik. Dia tetap perlu bimbingan dari saya, atau guru TK-nya. Nah, dalam hal ini saya telah bertindak benar.

Jadi jika saya yang manusia dunia ini saja tahu apa yang baik bagi anak saya, apalagi Bapa di sorga. Bapa jauh lebih memahami kemampuan dan kebutuhan umat manusia. Karena itu jikalau Alkitab diberikan Tuhan untuk manusia, maka sudah pasti manusia manapun, akan dapat memahami apa yang mau disampaikan Tuhan melalui firmannya di Alkitab.

Yang jadi masalah, jikalaupun ketika kita membacanya dan kita tidak mendapatkan pemahaman yang benar bahkan sampai saat ini, maka janganlah kita sampai melupakan ayat yang justru harus menjadi acuan kita di dalam usaha untuk memahami Alkitab, yaitu:

I Yohanes  2

2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.


Yohanes  14

14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Dengan demikian, Saudara terkasih, jika kita mengalami benturan untuk memahami firman Tuhan di dalam Alkitab, bertanyalah kita pada “di ilustrasi saya di atas – pada guru kita” yaitu Roh Kudus yang ada pada setiap orang percaya. Karena sesuai dengan I Yohanes 2:27 dan Yohanes 14:26 di atas, bahwa segala sesuatunya akan diajarkan oleh Roh Kudus pada kita.

Jangan pasif! Aktiflah dengan giat mempelajari firman Tuhan di Alkitab dan tanyakanlah pada Roh Kudus. Percayalah pada Roh Kudus, karena hanya Dialah yang dapat mengajarkan kita dengan kebenaran yang sejati.

Roh Kudus akan menjawab kita dengan berbagai cara, bisa dengan mendengarnya langsung – seperti pada nabi Samuel, bisa dengan mendapatkan pemahaman atas apa yang tidak kita mengerti di dalam hati, bisa juga melalui bacaan, kesaksian, penjelasan gembala bahkan teman kita sendiri, dan lainnya. Kepekaan kita untuk mendengar suara Roh Kudus  tergantung pada kedekatan dan kerinduan kita pada Roh Kudus itu sendiri.

Kita tidak akan dapat mengenali suara orang-orang yang terdekat dengan kita sekalipun di telepon, bila kita tidak pernah menerima telepon dari mereka. Namun bila kita sering menerima telepon dari mereka, walaupun mereka tidak memperkenalkan dirinya, kita sudah tahu dengan siapa kita berbicara. Demikian juga halnya hubungan kita dengan Roh Kudus, kita harus rajin-rajin berkomunikasi dengan Roh Kudus melalui doa, apabila kita ingin memiliki kepekaan yang baik untuk mendengar suara Roh Kudus.

Jadi untuk memahami Alkitab, tidak ada seorangpun dari kita yang dapat memahami kebenarannya jikalau hanya mengandalkan hikmat kita sendiri. Seperti ada tertulis :

I Korintus  1

1:21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, ………dst.

Dalam Alkitab bahasa sehari-hari

1:21 Karena bagaimanapun pandainya manusia, ia tidak dapat mengenal Allah melalui kepandaiannya sendiri……..dst.

jelas hikmat dunia tidak akan dapat mengenal Allah. Tuhan Yesus turun ke dunia agar kita dapat mengenal Bapa melalui Injilnya. Hanya itu satu-satunya jalan untuk dapat mengenal Bapa, tapi untuk itu kita membutuhkan hikmat yang bukan berasal dari dunia ini. Dan untuk mendapatkan hikmat yang bukan berasal dari dunia ini kita cuma dapat memintanya pada Bapa.

Yakobus  1

1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.

I Korintus  2

2:13 Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.

Sekarang dapatlah kita simpulkan bahwa Alkitab, akan dapat kita pahami sepenuhnya karena Alkitab telah diberikan Bapa kepada kita umat manusia dan bukannya kepada para malaikat, sehingga apapun yang ada tertulis pada Alkitab pasti dapat kita pahami.

Namun untuk dapat memahaminya, kita harus dapat memiliki hikmat yang bukan berasal dari dunia ini. Mintalah hikmat itu pada Bapa seperti firman-Nya di Yakobus 1:5 dan tanyakanlah segala sesuatu yang tidak dapat kita mengerti pada Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran yang akan mengajarkan kita segala sesuatunya.

Diakhir sharing ini saya ingin menyampaikan satu ayat yang menguatkan

II Korintus 1

1:13 Sebab kami hanya menuliskan kepada kamu apa yang dapat kamu baca dan pahamkan. Dan aku harap, mudah-mudahan kamu akan memahaminya sepenuhnya,

Akhir kata semoga sharing kita ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada pemahaman yang lebih baik dari sharing kita ini, silahkan Saudara terkasih mengimaninya.

GBU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar