Galatia 3:1
Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu?
Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di
depanmu?
Teguran ini, sungguh sangat keras bagi
orang-orang yang dituju. Kalau kalimat “orang-orang Galatia” di atas diubah
menjadi nama kita sendiri, apakah yang akan kita lakukan pada Rasul Paulus ini?
Ngamuk? Tersinggung? Atau sejak saat itu kita tidak akan mau lagi mendengarkan
apapun yang disampaikan Rasul Tuhan satu ini?
Bukankah cukup banyak diantara kita yang
kalau sudah merasa tersinggung oleh teguran seorang pendeta, lalu langsung
memutuskan untuk tidak mau lagi berjemaat di gereja yang bersangkutan? Kita sakit
hati? Mungkin. Tetapi memutuskan untuk menjauh bahkan tidak mau berjemaat di
gereja yang bersangkutan juga bukanlah solusi yang baik. Kalau saudara memutuskannya
hanya karena sakit hati atau sejenisnya, saya sarankan tetaplah berjemaat
disana saja. Tidak baik kalau karena alasan itu.
Saudara yang terkasih, latar belakang
Rasul Paulus memberikan teguran yang sangat keras begitu dalam suratnya kepada
orang-orang di Galatia adalah karena begitu gampangnya mereka mengikuti
ajaran-ajaran yang menyesatkan, padahal sebelumnya mereka telah mendapatkan
kasih karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus. Mereka yang telah menerima
keselamatan ini, ternyata masih mau lagi diperhamba dengan segala aturan-aturan
keagamaan Yahudi pada saat ini, mereka masih berusaha untuk dapat menjalankan
hukum Taurat demi mencapai keselamatan seperti yang disarankan dari beberapa
orang Yahudi pada masa itu, yaitu salah satunya tentang hal bersunat.
Hal ini dipandang jahat dalam mata Rasul
Paulus.
Tidak ada satupun dari orang-orang yang
telah mengikuti hukum Taurat, yang bisa memperoleh Roh Kudus, tetapi kita yang
telah mendengar pemberitaan Injil dan yang telah menjadi percaya karena
pemberitaan Injil itulah yang telah memperoleh Roh Kudus. Kita memperolehnya
bukan karena berhasil menjalani hukum Taurat, tetapi semata-mata karena percaya
pada pemberitaan Injil.
Galatia 3:2
Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau
karena percaya kepada pemberitaan Injil?
Keselamatan telah Tuhan berikan kepada
kita melalui Roh-Nya, lalu mengapa kita masih lagi meletakkan keselamatan kita
pada segala aturan keagamaan yang pada dasarnya tidak dapat menyelamatkan? Kita
telah memulainya dengan Roh dan ternyata masih lagi mau mengakhirnya secara
daging? Apa saudara pikir dengan berusaha mematuhi segala aturan yang ada dalam
hukum Taurat dapat memberikan keselamatan kepada saudara? Seandainya bisa, Tuhan
Yesus tidak perlu sampai turun ke dunia ini.
Galatia 3:11 mengatakan :
Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan
hukum Taurat adalah jelas,...
Jadi tidak ada seorangpun yang bisa
dibenarkan dihadapan Tuhan karena dia telah berhasil menjalankan hukum Taurat. Tidak
seorangpun! Kita dapat diselamatkan karena iman kita, yaitu sama seperti
imannya bapak Abraham dihadapan Tuhan. Abraham tidak dibenarkan karena
perbuatannya, tetapi dia dibenarkan karena imannya.
Galatia 3:6
Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan
hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Galatia 3:8
Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan
orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan
Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati."
Roma 4:3-5
3 Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham
kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai
kebenaran." 4 Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan
sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. 5 Tetapi kalau ada orang yang tidak
bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya
diperhitungkan menjadi kebenaran.
Iman inilah, yang dapat menyelamatkan kita
dan bukan hukum Taurat. Kalau begitu, untuk apa Tuhan menurunkan hukum Taurat
bagi bangsa Israel, yang adalah keturunan Abraham itu?
Begini saudara, Tuhan berjanji melalui
keturunan Abrahamlah maka semua bangsa di dunia akan mendapat berkat. Berkat apa?
Sudah tentu berkat keselamatan. Dan itu melalui Yesus. Masa Abraham sampai
kepada Yesus terpisah ribuan tahun, dan dalam jarak yang begitu panjang sampai
janji Tuhan dipenuhi dalam diri Yesus, maka bangsa Israel membutuhkan tuntunan
agar tidak berjalan menyimpang dari apa yang sudah Tuhan gariskan untuk sampai
pada titik dimana Yesus Kristus hadir. Untuk itulah dibutuhkan hukum Taurat
bagi bangsa ini.
Galatia 3:19
Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena
pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji
itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan
seorang pengantara.
Galatia 3:24
Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya
kita dibenarkan karena iman.
Sekarang iman itu sudah datang dan sudah
menyelamatkan orang-orang di Galatia saat itu, tetapi karena pengaruh
orang-orang Yahudi, mereka sampai mau memperhambahkan diri lagi pada aturan-aturan
hukum agama yang tidak dapat membawa keselamatan. Karena itulah Rasul Paulus
begitu marah menegur mereka...
Galatia 3:3-4
3 Adakah kamu sebodoh itu? Kamu
telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? 4 Sia-siakah semua yang telah kamu alami
sebanyak itu? Masakan sia-sia!
Dapat saudara bayangkan bagaimana marah
dan kecewanya Rasul Paulus terhadap orang-orang Galatia ini?
Sekarang kita saudara, janganlah kitapun
sampai mengulangi apa yang telah dilakukan oleh jemaat di Galatia. Kita harus
memahami bahwa segala aturan agama, tidak dapat menyelamatkan. Hanya iman dalam
Yesuslah yang menyelamatkan.
Jangan lagi ada pada diri kita bahwa kalau
kita tidak mengikuti segala aturan-aturan keagamaan yang ada maka kita tidak
akan bisa selamat, bahwa kita pasti akan berdosa dan masuk neraka, bahwa dan
bahwa yang lainnya lagi... Semuanya itu tidak benar sebab yang menyelamatkan
kita tidak lain adalah iman kita kepada Yesus Kristus. Hanya itu!
Segala ibadah kita di gereja adalah dalam
rangka mengucapkan syukur karena kita telah diselamatkan, bukan dalam rangka
mencari keselamatan itu sendiri, sebab kita sudah selamat! Ingat itu saudara. Kita
membutuhkan persekutuan di gereja karena kita membutuhkan pertumbuhan iman,
supaya tidak menjadi bayi terus, bukan supaya kita selamat, tetapi supaya kita
dapat saling menguatkan satu sama lain, bertumbuh bersama dan kita bisa saling
berbagi kasih.
Kalau ada aturan-aturan di gereja yang
tidak lagi membawa damai sejahtera, tidak lagi membawa pertumbuhan iman,
ataupun malah membawa pertentangan satu sama lain, tinggalkan! Sebab gereja
Tuhan jauh dari segala sifat itu.
Jangan pernah ada, aturan denominasi suatu
gereja diletakkan di atas Alkitab. Alkitablah yang tertinggi dan teratas, jadi
segala aturan yang ada di gereja, yang bersumber dari aturan denominasi gereja
itu, ujilah apakah bertentangan dengan Alkitab atau tidak. Itulah standar ukuran
kita.
Karena itu saudara, bersuka citalah karena
kuk dari Tuhan itu ringan, jangan mau lagi diperhambakan oleh apapun dan dalam
bentuk apapun. Sebab sesuatu yang terkesan rohani sekalipun, belum tentu
benar-benar bersifat rohani. Bagaimana kita bisa mengetahuinya? Ukurlah dengan
Alkitab.
Salam dalam kasih.
GBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar